Salam Nangkring..
Sudah tidak tidur semalaman karena waspada siapa tahu ada warga Jakarta kebanjiran malam sampai subuh, si Bos tetap saja menelepon sehingga bunyi deringnya membangunkan. Sampai 58 kali ditelpon dan akhirnya saya baru angkat pada teleponnya yang ke 59. Dengan berat hati dan mata bengkak seperti Pak SBY, saya pun bangkit dan buka laptop dan menulis.
Karena sudah ke medan, si bos bilang saya tidak perlu lagi terbang ke sana. Ahh.. si bos banyak gaya, bilang saja penghematan, saya mah paham. Maklumlah, Indovoices ini masih kecil dan tidak sebesar media-media lain yang sudah punya platform sendiri seharga puluhan juta. Indovoices masih pakai WordPress yang gratisan. Mudah-mudahan deh ada yang mau bantuin. Hehehe.. Ngarep.com
Si bos meminta saya mengulik lagi soal Pilkada. Kali ini katanya, ada kehebohan di Pilkada Sumut. Saya dikasih beberapa materi dan akhirnya saya paham apa yang membuat kehebohan. Ternyata ada klan Rais yang rencananya akan mengikuti ajang Pilkada Sumut sebagai cawagub. Ahh.. Ini mah biasa ajah!
APPPAAA!!! Mata saya seperti mau keluar dan jalan-jalan ke gurun beronta ketika melihat siapa Cagubnya. Wah ini jelas-jelas membuat kehebohan. Bagaimana bisa, seorang Rais, menjadi cawagub seorang kafir?? Ini jelas penghinaan besar seorang Rais!! Kalau rencana ini benar-benar terjadi, maka akan terjadi kemunafikan besar abad ini bagi klan Rais.
Ya, Anak Amien Rais yang bernama Mumtaz Rais diisukan akan maju menjadi cawagub JR Saragih, orang non muslim, yang masuk dalam kategori kafir yang tidak boleh memimpin sebuah daerah yang mayoritas beragama muslim. Sumut dalam sumber Wikipedia, muslimnya ada sekitar 63 persen. Memang tidak bisa disamakan dengan daerah lain persentase muslimnya, tetapi Ini tetap tidak boleh.
Apa dasarnya?? Amien Rais dalam sebuah kesempatan pernah menyampaikan dasarnya seperti ini.
Nah sekarang saya beritahu, kesalahan fatal umat Islam di muka bumi, kesalahan fatal UII (Umat Islam Indonesia), kesalahan fatal umat Muhammadiyah, barangkali karena tidak memperhatikan pesan-pesan Al Qur’an.
Allah berfirman: “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu mengambil orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpinmu; sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka sebagai pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak member petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Al Maa’idah: 51)
(Jangan menjadikan Yahudi dan Nasrani) tempat berlabuhmu, tempat bersandarmu, tempat referensimu. Yahudi dan Nasrani itu sokong-menyokong untuk menggencet orang Islam. Itu sudah jelas untuk menghancurkan umat Islam.
Saya sudah menjelajah dunia Islam ini, saya sudah dari Malaysia sampai Merauke, dari Thailand sampai Uzbekistan, kesalahannya mereka juga tidak menyimak pesan Al Qur’an itu.
Itulah mengapa Amien Rais sampai tidak bisa tidur karena pada akhirnya pasangan Jokowi-Ahok menang Pilkada Jakarta 2012. Mengapa?? Karena ada Ahok yang akhirnya jadi Wagub DKI. Dan dia semakin meradang saat Jokowi menjadi Presiden dan Ahok menjadi Gubernur definitif Jakarta. Amien benar-benar tertohok dengan fakta tersebut.
Dan kini, dia turun dan berkoar-koar untuk menjatuhkan Ahok. Ahok akhirnya gagal dan sudah dipenjara. Meski begitu, Amien tetap tidak tinggal diam. Presiden Jokowi kembali kena kritik keras dan menyebut tokoh-tokoh kafir tidak ada artinya kalau Allah menginginkan makar. Kini tidak lagi menyasar pemimpinnya, tetapi bahkan tokoh-tokoh kafir.
Semangat membara Amien Rais menolak pemimpin kafir sepertinya tidak terlalu digubris oleh PAN SUmut dan mungkin juga oleh anaknya sendiri Mumtaz Rais. Munculnya wacana bahwa Mumtaz akan maju mendampingi JR Saragih dalam Pilkada Sumut, jelas mencoreng nama Amien Rais dan membuat Amien akhirnya harus mengakui Ahok.
Bagaimana tidak, sudah sejak awal Ahok menyatakan bahwa surat Al Maidah 51 itu hanya jadi komoditas politik. Itu sudah terjadi sejak di mencalonkan diri jadi Bupati Belitung Timur dan Gubernur Babel. Kalau ada seorang non muslim maju dan terlihat kuat elektabilitasnya, maka isu ini akan dimainkan. Kalau tidak, yah isu ini tidak akan digunakan.
Terbukti perkataan Ahok pada wacana pencalonan ini. Kalaulah memang itu benar-benar diimani, sebenarnya wacana ini tidak akan pernah muncul. Hal ini hanya akan membuat Mumtaz menjadi anak durhaka kalau benar-benar sudah dideklarasikan secara resmi. PAN juga menjadi partai durhaka karena tidak mendengar petuah sang pendiri Amien Rais.
Dan akhirnya semua kembali kepada apa yang dikatakan Ahok, bahwa mereka semua itu telah membohongi dan membodoh-bodohi kita. Memakai ayat Alquran hanya demi kepentingan berkuasa mereka. Dan sebenarnya, itulah tindakan penistaan yang sebenarnya. Masihkah kita percaya sama mereka ini?? Apakah kita mau diadudomba sama mereka yang sebenarnya hanya mementingkan kekuasaan, bukan kesatuan??
Semua belum terlambat. Mari kita tegakkan dan perkokoh kembali NKRI dan toleransi yang mereka porak porandakan dan rendahkan.
Baiklah.. Sekarang mau tidur lagi.. Nanti malam mau jaga malam lagi..
Salam Jaring Laba-laba..