Tidak heran kalau yang jadi pelaku kampanye hitam dan pelaku hoaks serta ujaran kebencian dari kubu yang itu-itu aja. Karena itu, tidak heran kalau pada akhirnya kita temukan serangan kampanye hitam dalam Pilkada serentak adalah mereka yang jadi oposisi pemerintahan sekarang. Kejadian yang terjadi pada Pilkada Jakarta ternyata tidak membuat jera para oposisi.
Umumnya serangan kampanye hitam, hoaks dan ujaran kebencian dilakukan oleh mereka yang elektabilitasnya lebih rendah. Terjadi di Jakarta dan terjadi juga di Jawa Tengah. Dalam survei terbaru yang dikeluarkan oleh Litbang Kompas, cagub Ganjar unggul jauh dari Sudirman Said 79 persen melawan 11,8 persen.
Keunggulan elektabilitas yang tinggi tersebut sulit dikejar kalau dengan adu program dan kredibilitas. Bagaimana mau adu kredibilitas kalau elektabilitas Ganjar sangat tinggi?? Itu adalah bukti Ganjar sangat kredibel sebagai petahana. Karena itu, cara untuk bisa mendongkrak elektabilitas itu tidak lain dan bukan dilakukan dengan kampanye hitam.
Jakarta sudah jadi bukti berhasilnya cara tersebut. Tidak peduli kalau itu akan membuat perpecahan yang berefek panjang bagi bangsa ini, kemenanganlah yang menjadi fokus mereka. Lalu bagaimana bisa meniru kampanye hitam di Jakarta setelah Ganjar berpasangan dengan Gus Yasin??
Tentu saja isu yang bisa digunakan adalah isu korupsi EKTP yang sudah beberapa kali KPK memanggil Ganjar sebagai saksi.
Ucapan Ketua KPK terkait akan adanya peserta Pilkada serentak menjadi tersangka, digiring bahwa orang yang dimaksud tersebut adalah Ganjar. Bahkan dalam sebuah media online bernama Sang Pencerah, Ganjar diharapkan menjadi orang yang akan dijadikan tersangka dan memakai kaos oranye KPK.
Sayangnya, mereka harus kecewa karena yang dikenakan status tersangka bukanlah Ganjar, melainkan cagub Maluku Utara, Ahmad Mus yang diduga melakukan korupsi lahan bandara. Lalu bagaimana tanggapan Ganjar yang mendapatkan kampanye hitam ini?? Ganjar pun berharap mereka yang melakukannya hidup berbahagia.
“Kita doakan mereka bahagia. Orang bahagia biasanya berpikir positif dan bicara yang baik.” kata Ganjar melalui akun Twitter pribadinya.
Saya sangat salut dengan sikap Ganjar ini. Meski diserang terus kampanye hitam keterlibatan dirinya dalam kasus EKTP, Ganjar tetap sabar menghadapinya. Jateng memang beruntung punya Gubernur seperti Ganjar, seperti Jakarta yang dulunya juga punya Ahok. Karena itu, janganlah sia-siakan orang seperti Ganjar dan diganti dengan model pemimpin yang sama dengan Anies Baswedan, Sudirman Said.
Mari perjuangkan Ganjar demi Jateng yang semakin maju.
Salam Ganjar Satu Kali Lagi.