
Baru kali ini saya dengar ada partai mengaku berkoalisi hanya dengan salah satu calon dalam satu pasangan dan tidak mengaku berkoalisi dengan calon lain dalam pasangan tersebut, tidak juga dengan partai sang calon tersebut. Padahal, dimana-mana kalau mau koalisi yah dengan pasangan tersebut dan juga partai pengusung lain.
Hal ini dinyatakan oleh Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid, yang mengatakan bahwa PKS hanya berkoalisi dengan Gus Ipul. Alasannya karena Gus Ipul sejak November lalu sudah mendatangi PKS meminta dukungan. Sedangkan Puti dan PDIP tidak mereka anggap dalam koalisi.
Hidayat bahkan memakai dasar UUD untuk menjelaskan maksudnya tersebut. Meski dijelaskan menggunakan dasar UUD, tetap saja pernyataan Hidayat ini membuat PKS secara aklamasi dan sah menjadi Partai katrok Sekali (PKS). Bagaimana tidak katrok, mau koalisi hanya dengan Gus Ipul itu ilmu politik apaan??
Ketika semua orang sudah berpikir canggih dan maju, PKS ini masih saja pikirannya mengalami keterbelakangan. Bagaimana mungkin berkoalisi hanya dengan Gus Ipul?? Padahal seudah jelas untuk maju di Pilkada, harus berpasangan. Lah, kalau cuma dukung Gus Ipul, itu artinya sama saja tidak ikut dalam Pilkada.
Memang setelah kegagalan Gerindra mendapatkan calon yang bisa dimajukan di Pilgub Jatim, PKS seperti orang linglung dan penuh ketidakpastian. Mau mendukung La Nyalla, eh dia tidak mau. Akhirnya jatah dapat uang setoran pun gagal. Akhirnya dengan terpaksa dan sangat memalukan sekali, PKS mendukung Gus Ipul.
Tidak berhenti disitu. Hidayat pun mengaku bahwa PKS adalah pendukung Gus Ipul selama dua periode di Jatim. Tetapi mengapa PKS terlambat mengusung Gus Ipul?? Lalu mengapa Gus Ipul menolak calon dari PKS dan Gerindra??
PKS memang partai aneh dan sangat memalukan. Udik dan kampungan serta tidak punya martabat. Pernyataan Hidayat ini secara politik adalah pernyataan paling rendah dan menunjukkan sikap kebencian, iri dan dengki. Kebencian yang membuat kewarasan dan kenormalan tidak lagi terjaga.
Mengapa harus malu mengakui berkoalisi dengan PDIP?? Apakah PKS begitu anti dengan PDIP?? Padahal sudah jelas, Koalisi terbentuk bukan hanya di Pilpres, tetapi juga dalam tingkatan Provinsi dan kabupaten/kota. Kalau koalisi hanya di Pilpres, emangnya bisa Gus Ipul lolos tanpa partai berkoalisi??
Hidayat jelas sekali salah. Ilmu ngelesnya sangat rendahan dan memalukan. Mana ada pasangan calon bisa maju Pilkada tanpa ada koalisi partai. Karena itu, PKS harus siap menahan malu kalau akhirnya harus menerima kenyataan pahit berkoalisi dengan PDIP. Mana diri mereka juga tidak dianggap sebenarnya keberadaannya di koalisi ini.
PKS sama juga dengan Gerindra tidak akan dilibatkan oleh PKB dan PDIP dalam pembentukan tim pemenangan. Alasannya jelas karena mereka memang tidak mendukung dengan sepenuh hati. Bahkan kesannya terpaksa karena mau gabung ke Khofifah kondisinya lebih parah. Emangnya PKS mau kena double sindiran dengan mendukung pemimpin perempuan??
Yah begitulah kelakuan PKS. Mau tampil sok hebat, tetapi yang ada malah bersikap rendahan seperti itu. Tidak perlu sebenarnya mereka bergabung dengan koalisi. Karena tanpa mereka pun PKB dan PDIP sudah bisa mengusung Gus Ipul dan Puti.
PKS memang cocok menyandang Partai Katrok Sekali. Sebagai sebuah partai yang katanya kumpulan orang intelek, tahu-tahunya kumpulan orang katrok tidak paham berpolitik.
Salam Katrok.
ni posisinya pasti lagi ngangkang lebar-lebar.
Ini contoh cara berpolitik yg paling dikutuk orang…memang politik itu kotor. Ibarat tak ada kawan yg abadi, yg ada adalah kepentingan yg abadi. Istilahnya real politik. Atau berbasiskan realisme bukan idealisme lagi. Tapi bagaimanapun juga dalam politik dikenal aliansi atau persekutuan. Dimana sesama sekutu saling mendukung utk tujuan tertentu misalnya pilkada dan utk jangka waktu tertentu misalnya selama pemerintahan yg didukung masih berkuasa.
Nah yg dikutuk ini yang katanya bersekutu tapi nusuk dari belakang. Masuk pemerintahan misalnya tapi memilih beroposisi di saat ada keputusan yg kurang populer. Dalam sejarahnya PKS sudah terbukti kebejatannya saat pemerintahan SBY. Masuk dalam kabinet tapi di DPR kerap menjelek2an pemerintahan saat itu. Atas dalih…amar ma’ruf nahi mungkar. Whatever lah…kemunafikan tetap kemunafikan. Pernahkah anda punya teman yg seperti ini? Yg gak konsekuen. Yg tadinya kita sudah bersepakat kemudian dia ingkar karena kesepakatan itu dirasa kurang menguntungkan dia. Dengan berbagai macam dalih. Ada pribahasa orang minang yg pas utk tabiat seperti ini “tahimpik nak di ateh, takuruang nak dilua”. Itulah PKS dan orang2 munafik lain yg kata2nya gak bisa dipegang.
Ayoo kita jadikan Gerindra-PKS partai gurem 2018 en 2019 nanti
siappp
Karma dikit demi sedikit membuka bagaimana partai ini begitu licik bermain kata, mudah2an banyak rakyat yang bisa menyadari bahwa partai ini tidak mempunyai martabat sebagai partai
betul sekali
itu kan memang tipikal etika politik bumi datar bang… kebanyakan minum kencing onta…dasar ONTA
Hmmm, koalisi gak mau tapi kalo dapat jatah jabatan, mau gak ya? ???
hahahaha