Politik itu kadang gampang ditebak, kadang sulit diterka, tetapi kalau berbicara soal mendompleng kemenangan hampir semua akan mencoba cara yang sama dengan kemenangan yang sudah pernah mereka raih. Hal ini terlihat dari apa yang dilakukan oleh partai pemenang Pilkada Jakarta.
Politik identitas dan politisasi agama memang menjadi sebuah strategi yang akan terus coba dimanfaatkan demi meraih kemenangan di Pilkada serentak tahun 2018.
Tetapi sayangnya, strategi itu sepertinya akan sulit dilakukan karena ternyata polri sudah mulai bertindak tegas. Para pelaku hoax dan penyebar ujaran kebencian mulai ditindak tegas.
Sudirman Said, calon Gubernur Jawa Tengah, mengakui bahwa isu SARA memang menjadi isu dominan di Jakarta. Strategi politik identitas dilakukan demi meraih kemenangan. Tetapi di Jateng hal ini tidak relevan dilakukan, alasannya karena petahana Ganjar Pranowo memilih Gus Yasin sebagai pasangan.
“Saya bersyukur incumbent mengajak Gus Yasin, yang dari kalangan NU santri, jadi kalau ada tubrukan SARA itu sudah nggak relevan lah. Maka sekarang tinggal adu kredibilitas, adu program, adu meyakinkan masyarakat saja dengan cara-cara yang baik. Suasana itu kan ditentukan oleh kandidat juga, kalau kita tidak provokatif ya,” sebut Sudirman.
Hal ini pada akhirnya memang memaksa Sudirman dan tim melakukan adu kredibilitas, adu program, adu meyakinkan masyarakat saja dengan cara-cara yang baik. Bayangkan kalau Ganjar gagal mendapatkan Gus Yasin yang sebenarnya juga diincar oleh Sudirman, maka isu SARA akan sangat relevan dilakukan. Meski sebenarnya Mbah Maimoen mendukung Ganjar.
Kalau seandainya Sudirman berpasangan dengan Gus Yasin, maka hoax dan penyerangan ulama akan membanjiri Jateng. Syukurnya, seperti yang dikatakan oleh Sudirman, Pilkada Jateng tidak lagi relevan soal isu SARA. Apakah ini menjadi kerugian bagi kubu Sudirman? Tentu saja, karena kalau adu kredibilitas dan adu program, Sudirman akan kesulitan. Mau adu pengaruh di pesantren, dll, Sudirman juga kalah.
Ganjar menurut saya sudah memijakkan sebelah kakinya pada kemenangan setelah memilih Gus Yasin. Kini tinggal berhati-hati saja terhadap isu hoax dan jebakan yang dilakukan untuk menjelekkan Sudirman dengan memakai nama Ganjar. Jebakan ini sudah ada yang berhasil dihalau dan diklarifikasi oleh Ganjar.
Saran saya, warga Jateng pilihlah Ganjar. Karena kalau anda memilih Sudirman, anda sudah bisa dipastikan mengalami kekecewaan seperti warga Jakarta alami. Pilih yang pasti saja, Ganjar satu periode lagi.
Salam Satu Periode Lagi.