Dalam berpolitik sangatlah mudah kita menebak cara orang melakukan strategi politik kalau dia kalah segalanya dari sang lawan. Umumnya dan sangat wajib melakukan strategi dan manuver politik busuk, menipu, dan jualan segala hal. Dalam artian, semua diiyakan tanpa peduli bisa atau tidaknya dia nanti mewujudkannya. Strategi mati gaya ini memang kembali laku setelah kemenangan Anies-Sandi.
Tetapi sayangnya, strategi ini tidak diikuti dengan kualitas mumpuni Anies-Sandi. Sudah menangnya dengan cara menghalalkan segala hal, tidak terkecuali yang jahat dan haram, kualitas kepemimpinan sangat memalukan. Seharusnya kalau menang yah ditunjukkan dengan kualitas bagus. Tetapi sulit memang berharap bagus karena sejak awal saja sudah tidak percaya diri dengan kemampuannya.
Dan kini, strategi yang sama akan diterapkan oleh cagub Jateng dari Partai Gerindra, Sudirman Said. Jualan orang miskin yang dilakukan Anies kini dipakainya. Sudirman yang melihat bahwa kemenangan Anies salah satunya kerena jualan isu-isu kemiskinan, mulai melakukan framing dan kampanye sebagai Gubernur orang miskin.
Berikut pernyataannya…
“Pengin jadi gubernurnya orang miskin. Gubernurnya kaum petani, nelayan, dan buruh. Karena memang harus ada keberpihakan secara tegas terhadap orang miskin,” tandas Sudirman Said saat temu kader dan relawan di Kota Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (27/1/2018) sore.
“Saya berutang pada negara, pada rakyat Jateng. Karena itu saya akan bayar utang itu dengan menjadi gubernur yang berpihak pada orang miskin,” kata Sudirman sekali lagi.
Strategi jualan kemiskinan ini tidak cukup dengan strategi pidato seperti yang disampaikan oleh Sudirman tadi. Tetapi strategi ini diikuti dengan gerakan pasukan cyber PKS dan Gerindra yang sudah melakukan buzzer orang-orang miskin di Jateng. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, sudah mulai mengalami serangan tersebut.
Beginilah cara-cara mereka memenangkan Jakarta. Menggunakan slogan Gubernur orang miskin, kemudian pasukan cyber melakukan serangan dengan framing berita-berita dan kesaksian-kesaksian seolah-olah Ganjar tidak berpihak kepada orang miskin dan mereka kemudian tampil dan menunjukkan mereka peduli dengan orang miskin. Strategi usang bukti tidak punya program dan kemampuan.
Strategi inilah memang kini satu-satunya yang dimiliki oleh kubu Sudirman karena isu anti Islam tidak mungkin dilakukan karena adanya Gus Yasin di kubu Ganjar. Tetapi sayangnya, pemberitaan buruk Anies-Sandi membuat strategi ini akan membal. Karena ternyata Anies-Sandi terbukti hanya menjadikan warga miskin jualan politik mereka.
Buktinya rumah DP 0 bukanlah untuk yang tidak mampu, warga pada akhirnya juga ikut digusur, dan yang terakhir warga melapor ke Balai Kota malah ditelantarkan dan hanya ditemui staf pribadinya. Fakta bahwa calon yang jualan kemiskinan dan menyebut dirinya berpihak pada orang miskin hanyalah sebuah gimmick atau tipu-tipu dalam kampanye.
Apakah warga Jateng mau dibohongi seperti warga Jakarta?? Kehilangan Gubernur yang sebenarnya peduli dan sangat berpihak kepada mereka. Sebuah kenyataan yang kini sedang terjadi di Jakarta. Warga Jateng janganlah percaya kepada mereka yang jualan kemiskinan. Ini sama saja seperti orang mengaku sayang kepada anak kita dn mau menjaganya padahal dia seorang pedofil.
Cukuplah Jakarta jadi korban politik gimmick dan tipu-tipu. Jateng jangan sampai terjadi juga.
Salam Cagub Penipu.