Jakarta, (29/01/2018). Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, dalam acara Peluncuran Hasil Survei Nasional Tren Toleransi Sosial-Keagamaan di Kalangan Perempuan Muslim Indonesia mengatakan bahwa perempuan di Indonesia punya potensi besar menjadi agen perubahan.
Puan menceritakan bagaimana dulu neneknya, Fatmawati, yang berperan besar dalam proklamasi kemerdekaan dengan menjahit bendera Merah Putih. Tidak ada yang tahu bahwa Fatmawati telah mempersiapkan bendera Merah Putih sebelum acara proklamasi atas kesadaran sendiri. Saat itu, menurut Puan, Fatmawati menjahit bendera supaya saat tiba waktunya proklamasi ada bendera untuk dihormati.
Puan sendiri menyebutkan bahwa meski potensi besar dimiliki oleh perempuan, tetapi masih sulit menemukan perempuan yang mau mengambil peran lebih besar di tengah-tengah kehidupan berbangsa.
“Ada kuota 30% tetapi sulit menemukan perempuan yang mau terlibat dalam perpolitikan.” Kata Puan.
Berbeda dengan laki-laki, perempuan memang memiliki beban yang lebih besar ketika terjun dalam berpolitik maupun aktif dalam masyarakat. Kodrat sebagai perempuan dan seorang Ibu membuat perempuan harus berkerja lebih keras dari laki-laki. Puan bercerita bagaimana dulu dia mengalami kesulitan mengatur waktu saat menjadi Ibu dengan anak kecil yang banyak kemauannya.
Puan tetap mendorong perempuan harus berani dan mau ambil resiko serta beban besar tersebut untuk terlibat di dalam isu kebangsaan. Khususnya dalam kehidupan sosial di sekitar mereka. Melalui peran tersebut diharapkan perempuan Indonesia bisa menjadi agen perubahan dan menentukan perjalanan bangsa Indonesia ke depan. (*)