Setelah sempat heboh dengan adanya rencana groundbreaking rumah tapak DP 0, kini masyarakat akhirnya menyadari bahwa rumah tersebut tidak bisa memenuhi ekspektasi yang diharapkan. Saat mengunjungi rumah contoh ada yang bahkan dengan sinis menyindir rumah yang tidak ada dapurnya tersebut.
“Mungkin kami nanti suruh masak di luar kali ya,” kata Rohimah (43)
Ya, rumah contoh tersebut hanya terdiri dari dua kamar, kamar mandi, dan ruang tamu. Memang ada sisa tanah yang bisa dijadikan dapur, tetapi itu harus pembeli yang membangun sendiri. Kalau pun pengembang yang bangun tetap saja akan menambah harga rumah tersebut.
Minimalisnya rumah ini memang menjadi pengganjal bagi para pembeli, apalagi harga rumah dijual cukup mahal, kisaran 340-350 juta. Harga yang sepertinya tidak akan membuat warga Jakarta tertarik untuk membeli. Harga ini jugalah yang sebenarnya menjadi persoalan sehingga rumah DP 0 di Rorotan ini tidak masuk program pemerintah.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menegaskan bahwa masalah skema dan harga rumah yang tidak ketemu yang jadi hambatan. Wajar memang karena untuk model rumah tapak, harga tanah sudah tidak bida ditutupi dengan harga yang diharuskan.
“Misalnya harga, kalau fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) rumah tapak Jakarta Utara itu Rp170 juta sampai Rp180 juta. Sementara mereka memasarkannya Rp340 juta sampai 350 juta,” ujar Sandi di Balai Kota, Jakarta, Rabu (28/2).
Hal ini menjadi sebuah konfirmasi bahwa memang rumah DP 0 tidak bisa diterapkan kepada rumah tapak. Harga tanah yang sudah mahal dan luasan rumah tidak bisa masuk dalam hitungan swasta. Mau dipaksa bagaimana pun harganya tetap tidak masuk. Inilah fakta yang sebelumnya sudah disampaikan oleh Ahok saat debat.
Tetapi karena ingin menang Pilkada, program DP 0 pun tetap disampaikan meski harus melawan kemunafikan. Setelah terpilih akhirnya hanya bisa buat program rumah susun DP 0. Program yang sebenarnya sudah dicanangkan oleh Ahok. Dan kini rumah tapak pun ternyata tidak bisa.
Lalu mana para pengusaha yang disampaikan oleh Sandiaga bisa menerapkan program Rumah tapak DP 0? Apakah hanya gimmick lagi untuk menunjukkan bahwa banyak peminat rumah DP 0? Nyatanya salah satu yang akan menerapkan program ini malah tidak sanggup ikuti ketentuan pemerintah.
Jadi, kalau warga Jakarta masih berharap ada rumah tapak DP 0, lebih baik diurungkan niatnya. Jangan berharap banyak karena memang syaratnya hampir mustahil diterapkan kecuali ada subsidi besar dari pemerintah. Dan para warga yang lihat rumah tersebut sudah merasakan kekecewaan.
Beginilah enaknya pemimpin menang SARA, menipu demi menang Pilkada pun tidak jadi masalah. Miris.
Salam Jangan Berharap.