Entah memang dia tahu tetapi orangnya suka menyatakan sesuatu berlebihan dan tidak seseuai fakta, atau memang tidak tahu tetapi sok tahu terkait program OK Otrip, Gubernur Jakarta, Anies Baswedan kembali melakukan pembohongan publik dan menyesatkan. Hal ini terekam dalam pernyataan Gubernur Anies yang mengatakan bahwa Kartu OK Otrip sudah terintegrasi dengan KRL.
Gubernur Anies menyatakan hal tersebut setelah menggunakan jasa transportasi kereta api listrik saat meninjau kawasan Pasar Tanah Abang. Gubernur Anies yang berangkat dari stasiun Kemayoran ditemani pula oleh Kepala Dinas Perhubungan DKI Andri Yansyah dan Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono.
Dengan sangat percaya diri dan yakinnya tanpa bertanya dulu kepada Dirut Trans Jakarta terkait kartu OK Otrip, Gubernur Anies mempromosikan bahwa kartu tersebut sudah terintegrasi dengan KRL. Berikut pernyataannya yang dikutip dalam sebuah media..
“Bisa dong (kartu ini) dipakai (untuk naik kereta), kan terintegrasi,” kata Anies.
Apakah benar sudah terintegrasi?? Ternyata tidak benar. Apa yang dinyatakan oleh Gubernur Anies tersebut bertentangan dengan apa yang dipromosikan oleh Trans Jakarta melalui poster yang disebarkan. Kalau sebelumnya ada poster OK Oce yang menipu, maka kali ini posternya benar, tetapi pernyataan Gubernurnya yang menipu.
Silahkan lihat poster promosinya..
Apakah ada gambar KRLnya?? Jelaslah tidak ada. Karena sudah sejak awal, memang kartu ini belum terintegrasi dengan KRL. Apalagi KRL kan kewenangannya sudah berbeda dengan Pemprov DKI dan perlu dibuat kerjasamanya dengan PT KCL. Kalau tidak ada yah tidak akan bisa masuk dalam program OK Otrip.
Lalu mengapa bisa digunakan?? Juru Bicara Trans Jakarta, Wibowo, pun mengungkapkan rahasianya. Ternyata kartu tersebut memang bisa digunakan untuk KRL tetapi saldonya akan terpotong sesuai ketentuan KRL tetapi tidak akan masuk dalam hitungan OK Otrip. Jadi tidak akan gratis.
Jadi, kalau Gubernur Anies mengatakan bahwa kartu OK Otrip ini sudah terintegrasi dengan KRL maka jelas itu adalah sebuah informasi sesat, keliru dan menyesatkan. Mengapa saya sampaikan katakan dengan berani bahwa Gubernur Anies menyesatkan?? Jelaslah menyesatkan karena apa yang disampaikannya adalah informasi yang tidak benar.
Sebagai seorang pejabat publik yang sedang mempromosikan sebuah program, Gubernur Anies seharusnya tidak boleh sampai salah menginformasikan. Apalagi dalam kondisi disorot oleh media. Sekali terekam dan tercatat, maka akan menjadi berbahaya ke depannya.
Dan karena itu, saya pikir Gubernur Anies perlu belajar berkata-kata dengan baik supaya tidak terus menyesatkan warga. Ataukah memang Gubernur Anies saat ini sudah kebiasaan menipu dan mempermainkan kata-kata sehingg tidak sadar menjadi kebiasaan dan karakternya??
Entahlah, tetapi kalau saya boleh mengamati, saya melihat Gubernur Anies ini selalu saja membual dan mengatakan sesuatu positif dan baik padahal kenyataannya tidak seperti itu. Kalau dari analisa saya, Gubernur Anies ini setipe dengan SBY yang tampil dengan pencitraan. Semua terlihat baik dan positif, padahal sangat keropos di dalamnya.
Dan jangan heran, kalau nanti kita akan terus melihat Gubernur Anies berkata-kata semua baik dan terkendali padahal kacaunya minta ampun. Mengapa bisa begitu?? Karena Jakarta memilih pemimpin yang hanya bisa berkata-kata tetapi tidak bisa berkerja.
Tugas kami di Indovoices ini adalah untuk mengungkap semua kata-kata menipunya supaya warga tidak tersesatkan. Membongkar semua kebusukannya supaya apa yang berusaha ditutupi Anies-Sandi bisa terbuka terang benderang bagi kita semua. (*)
Karena itu, jangan lupa terus ikuti tulisan-tulisan yang ada di Indovoices. Dan ramaikan tulisan-tulisannya. Untuk berdiskusi dengan para penulis silahkan gabung ke grup chat berikut ini..