Masalah Israel dan Palestina adalah masalah paling runyam di dunia ini. Semakin sulitnya karena polemik Israel dan Palestina ini sering sekali membawa-bawa sentimen agama. Padahal kalau mau ditelusuri, masalah agama sangat sedikit sekali pengaruh baiknya. Kalau terus dipaksakan, maka peristiwa masa lalu akan terus dibawa-bawa.
Kalau sudah berbicara masa lalu, maka saya sebenarnya sangat tidak suka. Mengapa?? Karena masa lalu yang diungkit-ungkit adalah masa lalu yang penuh dendam dan kebencian. Bahkan yang diingat adalah peristiwa perang salib dan perang-perang lainnya. Saya bingung, ini mau bicara mengenai hal baik kok bicarakan perang?? Emangnya kalau perang masalah bisa diselesaikan dengan baik??
Perang tidak akan menjadi penyelesaian masalah yang baik. Karena perang tidak akan pernah bisa menyelesaikan lingkaran setan saling dendam. Kalau kita yang sekarang saja bawa-bawa perang masa lalu maka generasi masa depan juga akan membawa perang sekarang diungkit di masa mereka.
Itulah mengapa, masalah ini harus diselesaikan dengan sangat baik dan menyeluruh. Dan saran saya tidak perlu membawa sentimen agama. Kalau memang sudah disepakati bersama, maka harusnya dikerjakan bersama juga. Sayangnya, Amerika Serikat malah melakukan tindakan sepihak mengakui Yerusalem adalah Ibukota Israel.
Lalu apa tindakan yang harus dilakukan?? Menurut saya, tindakan yang paling pantas dilakukan adalah melawan klaim Amerika Serikat tersebut dengan menyatakan kemerdekaan Palestina dan menyatakan bersama bahwa Yerusalem bukanlah Ibukota Israel. Kalau hal ini disepakati bersama, maka semua akan selesai dengan segera.
Lalu mengapa hal ini menjadi begitu sulit dilakukan?? Padahal kalau berani, semua negara OKI dan Liga Arab dengan sangat mudah akan menjungkirbalikan semua pernyataan Amerika Serikat tersebut. Apakah karena kedekatan Amerika Serikat dengan Arab Saudi membuat OKI jadi tumpul dan mandul?? Atau beberapa negara OKI tidak siap kehilangan diplomasi dengan Amerika Serikat dan Israel jika semua sepakat memutuskan hubungan??
Ketika negara OKI berhati-hati mengambil keputusan terkait tindakan Amerika Serikat, para pelakon demo di Indonesia malah menyerukan hal yang tidak mereka pahami dampaknya. Seruan untuk memblokir dan mengusir Amerika Serikat dari Indonesia adalah sebuah solusi yang berdampak massif bagi kehidupan perekonomian di Indonesia.
Bahkan kalau mau jujur, jatahnya FPI di Freeport pun bisa hilang karena dedengkot mereka Munarman kehilangan pekerjaan disana. Terus apakah dipikirkan juga nasib orang lain yang juga akan kehilangan perkerjaan atas aksi putus hubungan dan usir Amerika Serikat?? Kalau yang demo mungkin saja tidak takut kehilangan perkerjaan karena kemungkinan kerjaannya tidak berhubungan dengan negara Amerika Serikat, lah yang lain??
Itulah mengapa, demo kali ini menurut saya hanyalah ajang untuk unjuk gigi saja dari para politisi untuk menunjukkan diri peduli dengan Palestina. Tetapi beberapa orang yang tidak paham, ini malah jadi ajang menunjukkan ketidaktahuannya mengenai dampak dari apa yang akan terjadi kalau putus hubungan dan blokir Amerika Serikat.
Bisa-bisa gantian mereka nanti kena demo sama jutaan warga net pengguna Facebook dan Twitter yang akhirnya tidak lagi bisa akses media sosial tersebut. Lah, MCA-MCA juga pada gunakan facebook dan twitter untuk cari makan sebagai buzzer dan penyebar hoaks. Bisa-bisa MCA pun ikutan demo sama para lakon Aksi Bela Palestina.
Presiden Jokowi sendiri tidak mempermasalahkan aksi demo ini. Tetapi yang pasti, sebagai Kepala Negara dia sudah lakukan bagiannya dan kini tergantung negara OKI dan Liga Arab yang mengeksekusinya. Dan dijamin, Indonesia akan mendukung setiap langkah diplomasi yang positif, bukan asal main hantam dan menyengsarakan banyak orang.
Jadi, kalau ada yang menyerukan usir dan boikot Amerika Serikat, maka hal pertama yang harus dia lakukan adalah, menghentikan eksis di media sosial ciptaan orang Amerika Serikat. Kalau belum dilakukan, maka tidak usah didengarkan bualannya.
Salam Membual.