Saat kampanye, Anies-Sandi selalu menyatakan bahwa mereka akan melakukan hal yang lebih baik dibandingkan pasangan Ahok-Djarot. Bukan hanya soal menjadi kepala daerah yang pro kepada rakyat kecil, tetapi juga soal serapan anggaran. Bahkan dalam hal soal sarapan anggaran, Anies-Sandi berjanji semua berjalan dengan lancar dan tidak perlu menunggu serapan anggaran di akhir tahun.
Semua memang bisa dikampanyekan, tetapi pada akhirnya harus dibuktikan saat menjabat. Dan pada masa menjabat inilah pada akhirnya kita bisa melihat kualitas kepemimpinan Anies-Sandi sebenarnya. Dan hasilnya tidak jauh dari apa yang diprediksi, kualitas mereka ternyata sangat jeblok. Bahkan dalam penataan Tanah Abang diduga melanggar peraturan.
Hari ini salah satu jebloknya kualitas Anies-Sandi kembali terkuak. Jika dulu menyebutkan bahwa serapan anggaran akan berbeda dibandingkan pemerintahan sebelumnya, maka kenyataannya tidak seperti itu. Dana subsidi dalam Public Service Obligation (PSO) untuk pembelian daging belum cair.
Sebelumnya dalam APBD tidak ada dana khusus untuk daging murah bagi warga DKI Jakarta yang mendapatkan KJP Plus. Tetapi setelah didiskusikan lagi, maka daging murah akan mendapatkan bantuan subsidi melalui PSO. Dirut Dharma Jaya Marina Ratna Dwi Kusumajati pada saat itu senang dengan keputusan tersebut. Tetapi kenyataannya berbeda antara janji dengan aplikasinya.
“Jadi PSO ya belum keluar. Pada waktu November wagub minta dibantukan, dan sekarang belum cair,” kata Dirut Dharma Jaya Marina Ratna Dwi Kusumajati di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Lalu apa jawaban Sandiaga yang berjanji pada saat itu?? Tidak heran kalau jawabannya sama saja dengan yang biasa jadi jawaban Anies-Sandi, “sedang diproses”.
“Saya dilaporkan sekitar 10 hari lalu, Bu Marina (Dirut Dharma Jaya) nangis-nangis ke saya, ‘Belum turun uangnya.’ Terus saya bilang saya bantu, sabar Bu. Dan saya cek ke DKPKP (Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan), memang lagi diproses, saya nanti akan dorong supaya lebih cepat,” kata Sandiaga di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (14/3/2018).
Beginilah kalau pemimpin terlalu suka berjanji apa saja dan dimana saja. Saat sudah waktu berjalan lupa dengan apa yang dijanjikan malah sibuk lari, berenang, dan dansa. Ada juga yang gemar merangkai kata, pidato, jadi narasumber, dll. Akhirnya lupa sudah apa yang dijanjikan.
Padahal masalah daging murah ini adalah haknya warga tidak mampu. Tetapi karena sibuk dengan isu warga tidak mampu yang lebih populis dan menarik pemberitaan media, seperti PKL dan tukang becak, masalah daging pun dilupakan. Alibi sedang dalam proses pun dibuat untuk mengelak.
Karena sebenarnya kalau sudah disiapkan dan dananya sudah ada yah tinggal dicairkan saja.
Semoga Dirut Dharma Jaya Marina bisa bertahan dengan keadaan dimana kepala daerah lebih peduli dengan isu politik daripada isu penting warga kurang mampu. Dan berharap hak daging murah tetap bisa disediakan.
Kasihan memang warga yang kurang mampu yang tidak diperhatikan oleh Anies-Sandi. Kalau di jaman Ahok mereka diperhatikan, tetapi sekarang dilupakan. Dan hal ini jadi konfirmasi bahwa memang soal dana KJP Plus yang dikeluhkan macet terbukti. Apalagi alasan klisenya kalau sedang dalam proses.
Tidak jauh beda juga nasibnya dari Anies-Sandi. Bedanya mereka sedang dalam proses kepolisian.
Salam Daging Murah.