Hari ini di Istana Negara, Jakarta, Selasa (23/1/2018), Presiden Joko Widodo mengadakan rapat dengan para Gubernur dan Ketua DPRD se-Indonesia. Jokowi sengaja mengundang khusus para Gubernur untuk menegaskan kembali persoalan ijin di daerah yang terkesan masih menjadi penghambat investasi.
Dan seperti biasa, pendukung sumbu pendek Jokowi, begitulah saya mengkategorikannya, langsung dengan sigap menuliskan bahwa dalam rapat tersebut, Jokowi menyindir Anies soal membuat aturan suka-suka. Padahal, dalam rapat tersebut, tidak ada sedikitpun Jokowi menyindir soal kebijakan yang dibuat Anies.
Mengapa saya perlu menyinggung hal ini?? Karena saya ingin para pendukung Jokowi paham, bahwa Jokowi tidak akan sibuk mengurusin Anies. Itu sudah jadi strateginya. Anies hanya akan diurusi oleh menteri dan paling tinggi adalah Menko. Kalau Wapres JK bersuara yah tentu saja karena punya kepentingan menaikkan nama Anies.
Jadi, saya menulis hal ini untuk menanggapi sebuah tulisan yang memframing bahwa Jokowi menyindir Anies dalam rapat tersebut. Lalu apa yang sebenarnya menjadi fokus Jokowi?? Ya, seperti yang saya katakan di awal, ini adalah rapat terkait izin investasi. Dan Jokowi sekali lagi tanpa lelah menegaskan kepada Gubernur dan Ketua DPRD tidak sembarangan membuat Perda.
Dan tentu saja Jakarta bukanlah daerah yang menjadi sorotan Jokowi dalam rapat kali ini. Karena jelas bahwa Jakarta sudah sangat bagus izin untuk melakukan investasi. Bahkan sudah ada sekarang Mall Pelayanan Publik yang merupakan gagasan Jokowi sendiri. Karena itulah seperti yang saya sampaikan, Jokowi tidak ada sedikit pun menyinggung soal Anies dan Jakarta.
Jakarta memang termasuk 10 dari 34 provinsi yang sudah membentuk satgas untuk menyelaraskan peraturan perizinan dengan pusat. Karena itu, Jakarta tidak menjadi permasalahan bagi investor jika ingin melakukan investasi. Tetapi yang masih menjadi keluhan adalah di daerah lain.
Saya merasa sangat perlu menuliskan hal ini supaya kita semua bisa mengkritisi Anies dengan tetap mengandalkan kewarasan. Saya sendiri terus berusaha supaya bisa mengkritik tanpa membully dan tanpa merendahkan Anies. Karena kita tetap perlu menjaga kemanusiaan dan kewarasan kita dalam mengkritik. Jangan sampai karena begitu benci jadi kebablasan.
Saya berharap Anies bisa mempertahankan hal ini dengan baik. Kalau bisa ditingkatkan supaya investasi di Jakarta bisa semakin baik. Selain itu tentu saja perlu dijaga kondisi Jakarta supaya bisa tetap kondusif untuk berinvestasi. Takutnya kondisi di Tanah Abang akan menjadi penghambat investor untuk berinvestasi.
Jadi, bisa saja secara peraturan perijinan sudah selaras tetapi iklim usaha menjadi tidak kondusif. Karena itu, sebelum demo sopir Tanah Abang semakin massif dan menjadi citra buruk bagi para investor, alangkah baiknya Anies buka saja jalan tersebut.
Akhir kata, kalau mau jadi cebong jadilah cebong sumbu panjang. Supaya kita tetap merawat kewarasan yang kini sudah jadi barang langka dan antik di negeri ini.
Salam waras.