Tidak perlu menunggu waktu lama, Ketua Umum Golkar, Setya Novanto, akhirnya kembali aktif. Super Novanto, begitu saja dia kita sebut, menyatakan dirinya sudah sembuh dan siap kembali memimpin Golkar. Super Novanto yang didiagnosa punya banyak penyakit ini akhirnya dengan sangat cepat bisa sembuh setelah tidak lagi menjadi tersangka.
Bayangkan saja, Super Novnto ini didiagnosa bukan sakit sembarangan. Dia terkena sakit vertigo, jantung, sinus, ginjal, dan bahkan yang terbaru yang juga tidak kalah kerennya didiagnosa ada tumor. Wow! Bagaimana bisa Novanto bertahan dengan penyakit-penyakit tersebut kalau dia tidak memiliki kekuatan super??
Itulah awal muasal munculnya istilah Super Novanto. Meski mendera sakit penyakit kelas atas, tetap bisa bertahan untuk melayani rakyat. Cuma satu penyakit yang membuat Super Novanto ini langsung masuk rumah sakit dan diopname, yaitu sakit TERSANGKA. Sakit inilah yang membuat Super Novanto terkapar dan ketika sudah lepas sakit tersangkanya langsung sembuh.
Sembuhnya Novanto ini jangan dikatakan sebagai keajaiban dan mujizat, karena memang untuk menyembuhkan sakit Novanto ini hanya bisa dilakukan oleh seorang hakim, khususnya hakim praperadilan. Mengapa harus hakim praperadilan?? Karena kalau sudah masuk sidang dan ini kasus ditangani KPK, maka Novanto tidak akan bisa pakai strategi SP3.
Karena itu, ketika Novanto akhirnya bisa sembuh dan akan segera memimpin Golkar, ucapan terima kasih bukan kepada dokter yang merawat dan menyembuhkan tetapi kepada Hakim Cepi. Karena ada kata pepatah yang mengatakan hati yang gembira adalah obat, hilang status tersangka Novanto pun riang gembira.
Sekjen Partai Golkar Idrus Marham mengatakan bahwa Novanto sudah mengirimkan memo dan menyatakan diri siap untuk memimpin Golkar. Yah, wajar saja langsung siap memimpin Golkar karena tidak lagi berstatus tersangka KPK dan semua penyakit “buatan” tersebut tidak lagi dibutuhkan sebagai alasan masuk rumah sakit. Dan hebatnya, kemudian muncul wacana Novanto jadi cawapres.. CUIH!
Itulah cara busuk dan parahnya Novanto lolos dari jerat KPK dan juga dalam kasus-kasus hukum lainnya. Novanto memang “dilindungi” karena akan berbahaya jika berhasil ditahan. Nantinya semua hal bisa disidik oleh KPK dan bakalan menyerempet ke banyak pihak yang memang selama ini sudah disasar oleh KPK.
Novanto adalah jalan masuk KPK untuk menjerat para mafia dan taipan yang selalu bermain di belakang layar melalui para bonekanya. Salah satunya adalah Novanto ini. Bonekanya siapa?? Kita sebut saja salah satu naga yang namanya terkait dalam kasus ini. Kalaulah Novanto bisa kebal hukum, maka menjadi wajar saja karena orang di belakangnya pun kebal hukum.
Saya sendiri pesimis kalau melihat bagaimana nanti KPK bisa menjerat Super Novanto. Apalagi kalau melihat betapa tidak tahu malunya Novanto yang belu lama sembuh sudah mulai memimpin Golkar lagi. Apakah dia tidak sadar bahwa rakyat melihat skenario busuknya itu??
Novanto memang keterlaluan. Sehat ketika tidak jadi tersangka, namun sakit saat ditetapkan menjadi tersangka. Skenario sama yang dilakukan oleh para tersangka KPK. Tetapi Novanto cerdiknya masih bisa menang di pra peradilan. Karena apa?? Apalagi kemungkinannya kalau dia punya orang dalam.
Lalu apa yang bisa kita lakukan?? Yang pertama tetap meyakini Gusti Mboten Sare. Yang kedua, terus membongkar kebusukan Novanto dalam setiap pembicaraan kita. Yang ketiga, mari yang ada di dapil Novanto atau teman dan saudaranya buat gerakan tolak Novanto. Biar dia gagal masuk 2019.
Apakah hal ini akan berhasil?? Yakinlah, kalau yang kedua dan ketiga gagal, maka yang pertama tidak akan pernah gagal. Dan semua sudah mulai mengalami efek dari Gusti Mboten Sare. Novanto tinggal menunggu saatnya saja.
Salam Super.