“Kok 3+3?“, kata teman saya. Lantas dengan pedenya dirinya pun menjelaskan bila berdasarkan berita yang dibacanya, Jokowi hanya akan menerbitkan Tiga Kartu Sakti bukan 3+3 seperti yang saya tulis di judul, yakni Kartu Indonesia Pintar Kuliah, Kartu Pra Kerja, dan Kartu Sembako Murah.
Ya, memang benar bila Jokowi belum lama ini memperkenalkan 3 kartu saktinya saat berada di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Minggu, 24 Februari 2019 malam.
Dan kebijakan itu disampaikan kembali oleh Presiden Joko Widodo saat menghadiri Gebyar Bakso Merah Putih Indonesia Bersatu di Lapangan Deltamas, Desa Hegarmukti, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Minggu, 3 Maret 2019 kemarin.
Namun bila kita melihat kembali ke pilpres 2014 lampau, Jokowi juga sudah mengeluarkan 3 Kartu Sakti sebelumnya. Ke-tiga kartu sakti Jokowi ketika itu adalah Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
Jadi bila ditotal selama dua periode pemerintahan Jokowi, telah dan akan ada 6 kartu sakti yang dikeluarkan untuk masyarakat Indonesia. Sebelum membahas tentang kartu sakti yang “akan” dikeluarkan Jokowi, ada baiknya kita mereview kartu sakti yang “telah” dikeluarkan Jokowi di periode pertama pemerintahannya.
Kartu Indonesia Sehat
Meskipun diliputi polemik terkait tunggakan dari pemerintah kepada berbagai rumah sakit, namun Kartu Indonesia Sehat menjadi program pemerintah yang paling dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Indonesia.
Sampai dengan 10 Januari 2019 jumlah peserta yang terdaftar dalam Program JKN-KIS telah mencapai 216.152.549 jiwa atau mencakup 82 persen dari total penduduk Indonesia.
Program ini meningkatkan angka harapan hidup masyarakat Indonesia sampai 2,9 tahun
Hal ini sesuai dengan hasil survei Alvara Research Center berjudul Laporan Survei Pilpres 2019 : Ketika Pemilih Semakin Mengkristal.
Dalam laporan tersebut, Kartu Indonesia Sehat berada di urutan teratas dari 10 program pemerintah, dengan skor 68 persen disusul program Kartu Indonesia Pintar dan pembangunan infrastruktur.
Kartu Indonesia Pintar
Kartu Indonesia Pintar (KIP) merupakan salah satu program yang digagas pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)- Jusuf Kalla. Dalam 4 tahun, pemerintah sudah menyalurkan Rp 35 triliun untuk KIP. Sedangkan penerima KIP telah mencapai 13,2 juta siswa atau 70% dari target yang ditetapkan.
Keberhasilan program ini ditandai dengan jumlah anak putus sekolah pada jenjang pendidikan dasar menurun dalam kurun 2 tahun terakhir. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencatat, sepanjang 2018 jumlah anak putus sekolah sebanyak 32.127 siswa, berkurang 27.939 siswa dari catatan 2016 yang sebanyak 60.066 siswa.
Selain itu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) juga meningkat dari 68,9 menjadi 70,81.
Kartu Keluarga Sejahtera
Bantuan sosial Program Keluarga Harapan dan Bantuan Pangan Non Tunai yang penyalurannya dilakukan secara non tunai melalui Kartu Keluarga Sejahtera diklaim sebagai salah satu bentuk inovasi sosial 4.0 di era Presiden Joko Widodo.
Pada 2014 terdapat 3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan realisasi 93,26%. Tahun berikutnya 2015 sebanyak 3,5 juta KPM terealisasi 100,29%.
Tahun 2016 jumlah penerima PKH naik dua kali lipat menjadi 3,5 juta KPM dengan realisasi penyaluran 99,69%.
Pada tahun 2017 jumlah KPM kembali meningkat menjadi 6 juta KPM dan realisasi penyaluran 103,8% dan tahun lalu yakni 2018 terdapat 10 juta KPM dengan realisasi penyaluran 100.023%.
Secara keseluruhan ketiga program yang dijalankan oleh Jokowi di atas selama pemerintahannya dinilai cukup berhasil. Hal ini ditandai dengan semakin menurunnya tingkat kemiskinan di Indonesia yang mencapai single digit.
Badan Pusat Statistik ( BPS) sendiri mencatat untuk pertama kalinya Indonesia mengalami titik terendah dalam hal persentase kemiskinan sejak tahun 1999, yakni sebesar 9,82 persen pada Maret 2018. Angka 9,82 persen itu sama dengan jumlah 25,95 juta orang.
Namun bukan berarti tugas pemerintah sudah selesai. Justru program-program yang ada saat ini akan semakin diperkuat lagi ke depannya. Apalagi bila kita menilik rencana pembangunan periode kedua Jokowi nanti, yang akan lebih difokuskan pada pengembangan Sumber Daya Manusia.
Di sini saya semakin terkagum-kagum akan cara pandang Jokowi yang melihat hingga jauh ke depan. Di saat Prabowo masih terheran-heran dengan istilah Unicorn, Jokowi sudah mempunyai roadmap dan gambaran akan seperti apa Indonesia 5 tahun yang akan datang.
Antara satu program dan program lainnya walau sekilas terlihat berdiri sendiri, namun bila kita telusuri, maka kita akan menemukan sequence (keterkaitan) yang sangat erat. Coba terus baca penjelasan saya di bawah ini.
Untuk memperkuat program yang sudah ada Jokowi mengeluarkan kembali tiga kartu sakti yang terdiri atas yakni Kartu Indonesia Pintar Kuliah, Kartu Pra Kerja, dan Kartu Sembako Murah.
Kartu Sembako Murah, sesuai dengan namanya tentu saja bagi para pemegang kartu ini akan dapat memperoleh berbagai sembako dengan harga murah.
Dengan adanya Kartu Keluarga Sejahtera dan Kartu Sembako Murah, Jokowi berusaha meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat pra sejahtera agar dapat hidup lebih layak lagi, karena uang yang ada dapat dihemat dan dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan lainnya.
Sedangkan Kartu Indonesia Pintar Kuliah akan mengcover pendidikan anak-anak keluarga pra sejahtera yang sebelumnya hanya ditanggung hingga lulus SMA/SMK. Ke depan akan bisa dipergunakan juga hingga kuliah, tanpa harus terkendala oleh masalah biaya kuliah yang cukup mahal.
Yang terakhir adalah Kartu Pra Kerja yang dapat dipergunakan oleh anak-anak muda yang lulus dari SMA atau SMK maupun yang lulus dari politeknik serta perguruan tinggi agar bisa masuk ke industri, dan mendapatkan pekerjaan.
Dengan adanya Kartu Pra Kerja, maka tenaga kerja yang masih belum cukup terlatih akan dilatih oleh instruktur profesional dengan kualifikasi yang baik sehingga menguasai berbagai keterampilan sesuai bidangnya masing-masing. Pada gilirannya akan meningkatkan daya saing pekerja itu sendiri dalam mencari pekerjaan.
Apalagi saat ini kita sudah memasuki era Revolusi Industri 4.0 dimana tenaga kerja yang tidak memiliki keterampilan akan tersingkirkan cepat atau lambat akibat disrupsi teknologi yang tidak terhindarkan.
Uniknya lagi, Jokowi juga menjanjikan kepada pemegang Kartu Pra Kerja yang belum mendapatkan pekerjaan, akan digaji oleh pemerintah dengan nilai nominal yang akan ditentukan nanti.
Aksi Jokowi yang mulai mensosialisasikan Tiga Kartu Sakti ni juga merupakan pertanda dimana Jokowi sudah mulai berani menjanjikan program-program yang konkret kepada masyarakat.
Sementara di saat yang bersamaan kubu Prabowo-Sandiaga bahkan belum mampu membuat program pamungkas seperti milik Jokowi-Ma’ruf. Coba saja kita perhatikan cara kampanyenya, yang ada malah lebih banyak membangun narasi negatif dan sporadis yang diolah dari isu lama yang diulangi terus menerus untuk menyerang petahana.
Apalagi berbagai isyu usang tersebut sudah diklarifikasi berulang-ulang. Akibatnya lama-kelamaan masyarakat menjadi jenuh, muak dan mulai menyadari bahwa tidak ada keseriusan bagi Prabowo-Sandi untuk menyejahterakan masyarakat, akibat tidak adanya program yang jelas tentang apa yang akan dan hendak mereka lakukan ke depannya.
Relawannya sendiri banyak bergerak di akar rumput dengan menjual hasutan dan kebencian, tanpa mampu menawarkan program yang konkret dan jelas kepada masyarakat. Artinya ini merupakan kesempatan bagi relawan Jokowi untuk membantu Jokowi mensosialisasikan dan memberikan penjelasan sekaligus menawarkan program-program kerja yang nyata dan dapat diimplementasikan untuk lima tahun ke depan.