Setiap orang memiliki impian dalam hidupnya, dari kecil hingga dewasa, kita tentu memiliki impian. Ketika kecil, kita ingin jadi dokter, jadi astronot, jadi pilot bahkan jadi presiden. Itu hal yang wajar-wajar saja, toh namanya anak kecil.
Saat beranjak dewasa, kita pun memiliki impian, bagi yang jomblo tentu ingin memiliki pacar secantik atau seganteng bintang film ataupun seseorang yang diidolakan.
Demikian juga ketika sudah menikah dan berkeluarga, kita punya impian untuk membina rumah tangga yang lebih baik, ingin menyekolahkan anaknya setinggi mungkin, ingin bisa memberikan kehidupan yang lebih baik untuk keluarga. Bagi penulis pemula seperti saya tentulah impiannya bisa menghasilkan tulisan-tulisan yang bagus, bisa dimengerti dan diterima oleh para pembaca.
Coba perhatikan, semakin dewasa kita, biasanya impian dan harapan kita akan semakin “membumi”, artinya kita mencoba menyesuaikan dengan kemampuan kita sendiri, mengukur kemampuan kita apakah bisa mencapai impian tersebut atau tidak.
Namun ada juga orang-orang yang semakin bertambah usia bukan semakin matang pola pikirnya, tapi malah semakin mengawang-awang. Sebagai contoh, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, ketika kampanye pilkada kemarin, bermimpi mengenai ojek terbang dan sekarang bermimpi mengenai mobil terbang.
Impiannya tersebut disampaikan Sandi saat menjadi pembicara di Indonesia Economic Forum (IEF) 2017, Jakarta, Kamis (23/11).
Forum tersebut bertujuan untuk mempertemukan pemimpin perusahaan dan pengambil kebijakan untuk berdiskusi membahas percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Saya tidak mengerti, apa hubungannya Sandiaga Uno menceritakan impiannya mengenai mobil terbang dan kaitannya dengan percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Yang menurut saya, yang harusnya dibahas adalah hal-hal yang mendukung percepatan itu sendiri, misalnya dengan memberi keringanan pajak, memberikan insentif bagi pengusaha kecil dan menengah atau mempermudah pengurusan ijin usaha dan sebagainya.
Kemudian bila yang menjadi pertanyaan, apakah salah bila Sandi memiliki impian seperti itu? Jawabannya tentulah tidak salah, sangat logis malah. Coba lihat, gadget yang kita pakai, drone, pesawat tanpa awak, robot, nano partikel dan sebagainya. 30-40 tahun yang lalu, itu semua hanya ada di film fiksi ilmiah yang kita tonton dan hari ini bisa menjadi kenyataan. Jadi bukan hal yang mustahil juga bila 30 tahun ke depan, bakal ada mobil terbang. Singapura sendiri bahkan sedang mengembangkan taxi terbang yang rencananya akan beroperasi tahun 2027 nanti.
Yang menjadi masalah adalah selain tidak adanya hubungan antara mobil terbang dengan forum percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia, selain itu juga impian Sandi yang melompat terlalu jauh. Apa tidak sebaiknya menyelesaikan yang ada dulu, seperti MRT dan LRT yang saat ini sedang dibangun.
Sudah masuk bulan kedua pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur memimpin, namun masih belum terlihat adanya progres atau hasil kerja dari mereka selain bagi-bagi uang dengan anggota dewan dan ormas-ormas pendukung mereka, penggembungan anggaran di sana-sini.
Anies Sandi sendiri memiliki 23 janji kerja politik, yang diterjemahkan oleh tim sinkronisasinya menjadi 167 program. Kemudian, terdapat 527 kegiatan yang dibagi ke dalam 14 bidang RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah).
Berapa yang sudah direalisasikan?. Bila hal yang menjadi janji pasangan Anies Sandi saja belum mampu terealisasi dengan baik dan benar, buat apa membicarakan soal mobil terbang?.
Sebaiknya mereka realisasikan program-program yang telah dijanjikan kepada masyarakat. Program sudah ada, mana yang paling mudah dikerjakan terlebih dahulu, langsung eksekusi, pantau, dorong sampai selesai, itu yang namanya merealisasikan program. Bukannya malah bertingkah konyol dan mengeluarkan pernyataan yang aneh-aneh