Keinginan gubernur Anies merobohkan Jembatan Penyeberangan Orang dekat Bundaran Hotel Indonesia memang patut dipertanyakan. Bagaimana tidak, disaat gelaran Asian Games tinggal tersisa satu kedipan mata, malah mau cari kerjaan bongkar jembatan penyeberangan. Lha kemarin-kemarin kemana aja, Om!?
Alasannya pun sangat tidak masuk akal, menghalangi pandangan orang untuk melihat patung selamat datang. Entah ide dan usulan siapa faktanya jembatan ini bukanlah jembatan yang baru berdiri sehari dua hari, ini jembatan bertahun-tahun dan tidak pernah ada yang komplain.
Jika Asian Games sudah didepan mata dan baru mau membongkarnya tentu patut diduga ada sesuatu. Selain timingnya tidak pas, pembongkaran ini juga hanya akan merepotkan pak menteri PUPR Basuki nantinya.
Lihat saja proyek pelebaran trotoar jalan Sudirman yang harus nunggu pak menteri Basuki berjalan menyusuri trotoar sambil geleng -geleng kepala barulah dikebut. Dan setelah Anies kebakaran jenggot oleh aksi pak Basuki, barulah ada gerakan massal “meluruskan jalan sepanjang 43 ribu meter” tersebut.
Ibarat kata,maaf, kerjanya saja seperti kerbau disawah, dipecut baru jalan. Sekarang mau gagah gagahan membongkar jembatan. Ya wajarlah kalau warga meragukan.
Bukan apa-apa, bongkar mah gampang pak! Tetapi kan harus membangun tempat penyeberangan pengganti yang katanya akan dibangun dibawah tanah, lha ini kan proyek besar. Memang bisa selesai sebelum Asian Games…?
Dan ini menarik, terdapat pertentangan pendapat antara sandiaga dan Anies yang sebetulnya tidak mereka sadari. Anies ingin membongkar JPO ini dengan maksud agar supaya saat Asian Games nanti tamu mancanegara yang datang bisa melihat patung selamat datang tanpa terhalang oleh JPO. Tetapi sandiaga Mengatakan JPO kemungkinan dibongkar setelah Asian Games. Lha kalau dibongkar setelah Asian games berarti tidak sesuai dengan rencana Anies dong. Hehe…
Kelucuan-kelucuan duet mawut Balai Kota ini memang tidak ada habis-habisnya. Nampak benar ketidakmampuannya mengontrol pemerintahan, tetapi mau gagah gagahan menyaingi Ahok yang bangun ini bangun itu. Mungkin maksudnya biar menjadi kenangan saat mereka pensiun nanti eh ga tuanya malah menjadi bahan bully..
Sudahlah pak, Jakarta sudah autopilot, ga usah sok-sokan pegang kendali. Mau bongkar JPO kalau nanti tidak selesai sesuai target takutnya malah hanya ditutup waring untuk menutupi malu seperti kali Item di wisma atlet Kemayoran.
Mau njungkel njempalik juga sampean tidak akan bisa menyaingi Ahok soal kemampuan menjadi gubernur. Anda itu cuma dipilih karena seiman, urusin iman sajalah. hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan serahkan saja ke pak menteri Basuki, anda terima beres. Karya anda tidak akan pernah dikenang, tetapi kisah kampanye menolak memandikan jenazahlah yang akan menjadi legenda turun temurun…
Terakhir, mudah-mudahan kantor Balai Kota tidak dirobohkan karena menghalangi pandangan tugu Monas. Meskipun saya yakin banyak yang setuju kalau kantor balai kota dirobohkan.. Hehehe
Om, bongkar balai kota Om! Menghalangi pandangan Monas…