Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang baru saja kembali dari kunjungan kerjanya ke Amerika Serikat, mengatakan, akan melakukan kunjungan kerja kembali bulan depan ke Moskow, Rusia.
Alasan yang dikemukakan Sandi adalah untuk meneruskan apa yang dilakukan Djarot pada bulan Agustus 2017 yang lalu. Djarot ketika itu pergi ke Moskow adalah dalam rangka penandatanganan kerja sama sister city. Selain itu Djarot juga sempat mengunjungi Traffic Management Center dan pusat transit Moscow Central Circle.
Mungkin karena pernah dikritik oleh Anggota DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono yang mengatakan kunjungan kerja Sandiaga ke Amerika Serikat hanya jalan-jalan saja. Sandi pun berencana mengajak Gembong untuk turut serta ke Moskow.
“Saya sampaikan silakan ikut. Jadi bisa dilihat betul-betul apa memang ini sesuai dengan efektivitas atau nggak,” ujar Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin 2 Juli 2018.
Sayangnya atau untungnya ajakan Sandi tersebut ditolak mentah-mentah oleh Gembong.
Selama delapan bulan lebih menjabat, Sandiaga sudah melakukan kunjungan kerja ke Dubai, Jepang dan Amerika. Di Dubai, Sandi menghadiri forum Investment Corporation of Dubai (ICD) Global Investment Forum di Dubai, Uni Emirat Arab. Sandiaga menjadi pembicara di forum ekonomi itu mewakili Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 17 November 2017 yang lalu.
Sedangkan di Jepang, Sandiaga ingin mempelajari berbagai cara yang dilakukan pemerintah Jepang untuk menyukseskan Olimpiade Tokyo 2020 yang bisa diterapkan pada Asian Games 2018. dan Amerika Serikat salah satu agendanya adalah belajar lampu merah untuk mengurai kemacetan.
Tentu saja kita harus menghargai tekad wakil gubernur yang mau jauh-jauh ke luar negeri untuk melakukan studi banding dengan harapan hasilnya dapat diterapkan di kota Jakarta ini. Namun faktanya, sampai sekarang tidak jelas apa hasilnya yang sudah diterapkan Sandi di Jakarta.
Ambil contoh saja soal kunjungannya ke Jepang, yang katanya mau menggunakan cara Jepang menyukseskan Olimpiade, untuk diterapkan di Jakarta. Apakah pembaca tahu, cara mana saja yang sudah dia terapkan?.
Karena saya sendiri juga tidak tahu apa hasil dari kunjungannya tersebut. Apakah menanam pohon plastik adalah salah satu cara yang dimaksud? Atau meliburkan sekolah selama Asian Games dengan alasan agar jalanan tidak macet?.
Faktanya kalau cuma buat liburin sekolah, kenapa harus jauh-jauh studi banding ke Jepang?. Sialnya lagi keputusannya buat liburin sekolah malah dianulir oleh atasannya sendiri yakni si Gubernur, yang memutuskan untuk lebih memilih memajukan jam sekolah.
Lantas apa dong? Karena tidak mungkin mengakui kalau perluasan penerapan ganjil-genap yang saat ini diujicoba Dishub adalah idenya atau ide hasil studi banding bukan?.
Jadi wajar saja kalau saya menilai jalan-jalannya si wakil gubernur itu hanya buat menghabiskan anggaran saja, karena terbukti tidak ada hasilnya sama sekali.
Bahkan konyolnya, atasan si Sandi, yakni Anies, sampai harus meminta saran dan masukan dari warga DKI Jakarta untuk mengatasi kemacetan saat pelaksanaan Asian Games 18 Agustus-2 September 2018. Menurut Anies, Pemprov DKI Jakarta terus mencari solusi selain perluasan sistem ganjil genap untuk mengurasi kemacetan.
“Kami berharap nanti ada masukan dari warga,” kata Anies di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Selasa, 3 Juli 2018.
Lho, Mereka yang jalan-jalan, kenapa warga yang disuruh cari solusinya. Mereka yang menerima honor sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur, malah masyarakat yang disuruh mikir.
Menjengkelkan namun tidak mengherankan, toh keahliannya hanya pada kepintaran menata kata. Kalau menurut bahasa jawanya, the best way to do your job, is to ask someone else how to do it….. itulah Anies. Hahaha.. LOL…
Mengapa tidak tanya sama wakilnya saja? Toh wakilnya ke Jepang dan Amerika, kan buat studi banding soal kemacetan?. Atau Anies sudah tahu kalau wakilnya gak bisa diharap, dan lebih suka bertanya kepada masyarakat?. Lantas bagaimana dengan anggota TGUPP-nya yang berjumlah 73 orang tersebut. Percuma dong, kalau mereka digaji dengan uang APBD namun tidak bisa memberikan solusi, bila demikian halnya, buat apa dibentuk?.
Baiklah kembali ke wakilnya, yang merasa dirinya bekerja sehingga mengajak anggota DPRD ke Moskow untuk membuktikannya. Saya rasa bukan begitu yang dimaksud oleh Gembong. Kalau boleh mewakili Gembong, maka akan saya perjelas mana atau apa outputnya?, itulah yang dimaksud Gembong menurut saya.
Sandi boleh saja mengunjungi berbagai institusi di negara tujuan, pasang tampang serius nanya ini itu sementara anak istrinya jalan-jalan, tapi apa gunanya jika penjelasan orang atau ahli yang ditanya tersebut hanya masuk kuping kiri keluar kuping kanan, akhirnya kembali ke Indonesia, hasilnya masih Nol, gak ada bedanya dengan orang yang jalan-jalan.
Malah orang yang jalan-jalan jauh lebih bermoral dalam hal ini, mereka keluar negeri karena memang tujuannya untuk jalan-jalan dan kemungkinan besar juga menggunakan biaya sendiri atau memang dibiayai oleh perusahaan tempatnya bekerja. Mereka tidak menggunakan uang rakyat untuk membiayai tiketnya atau tiket anak istrinya. Dan pulangnya mereka membawa oleh-oleh untuk sanak keluarga ataupun untuk rekan kerja ditempatnya bekerja.
Sementara Sandi, bawa oleh-oleh apa buat warga Jakarta? Atau lebih tepatnya ide apa yang dibawa pulang Sandi dan sudah diterapkan Sandi untuk warga Jakarta?.
Saat akan mempublish artikel ini, saya mendapatkan lagi kiriman berita di WAG yang menjelaskan alasan konyol yang sesungguhnya Sandi ke luar negeri, yaitu supaya Jakarta tidak dilupakan, hahaha. Terima kasih buat Lana yang sudah mengirimkan berita tersebut.
Selama menulis artikel ini, entah berapa kali saya tertawa terbahak-bahak, entah berapa kali saya harus geleng-geleng kepala melihat kelakuan konyol mereka. Jadi sudah terungkap bukan? Mereka jalan-jalan keluar negeri dengan istilah studi banding, bukan untuk menerapkan apa yang mereka pelajari di luar negeri untuk kemajuan Jakarta, namun hanya agar Jakarta tidak dilupakan saja. Bukan dengan prestasi, tapi jalan-jalanlah solusinya.
Berikut saya sertakan link berita pengakuannya tersebut agar tidak dibilang hoax oleh pendukungnya.
https://jurnalindonesia.co.id/alasan-sandi-rajin-ke-luar-negeri-jakarta-sudah-mulai-dilupakan-di-mancanegara/amp/
Berikut saya sertakan trailer kompilasi kekonyolan Sandiaga Uno sebagai selingan untuk menghibur pembaca.