Ahok dan Anies itu Antitesis. Bila yang satu tidak pernah berhenti menjadi perbincangan karena berbagai prestasinya yang muncul terus-menerus meski terpenjara. Nah yang satu lagi juga tidak pernah berhenti menjadi perbincangan publik bukan karena prestasi, namun karena ketidakbecusannya menjadi pemimpin DKI. Nah dalam artikel ini, ketidakbecusan yang dimaksud adalah hobi menghambur-hamburkan anggaran.
Masih segar dalam ingatan, TGUPP yang dibentuk oleh gabener sekarang dengan jumlah anggota mencapai 73 orang dan digaji 28 Miliar Rupiah dengan uang APBD, sampai sekarang tidak jelas apa fungsi dan kerjanya.
Kini Gubernur DKI Jakarta itu, mau membentuk Tim Pertimbangan Pemanfaatan Monas lagi. Padahal Tim Pertimbangan Pemanfaatan Monas ini, tugasnya cuma buat menyeleksi kegiatan.
Dengan gaji Rp 461 juta, tim akan bertugas melakukan penelitian dan penilaian terhadap dokumen dan persyaratan serta kelayakan penyelenggaraan kegiatan atau acara di kawasan Monas. Penelitian itu dituang dalam laporan dan dibuat pertimbangan serta rekomendasi ke gubernur.
Jadi dapat kita simpulkan, tugas tim ini cuma mengecek kelengkapan adminstrasi, lalu membuat laporan ke gubernur untuk disetujui.
Pertanyaan saya, acara di Monas itu kan tidak setiap hari dilakukan. Apakah perlu sampai dibuatkan Tim segala? Apakah sebegitu sibuknya si gubernur hingga tidak mampu menugaskan anak buahnya sendiri untuk sekedar mengecek kelengkapan administrasi?
Apakah tidak bisa digabungkan kerjaannya dengan anggota TGUPP yang masih tidak jelas kerja dan fungsinya tersebut?
Perlu berapa hari sih untuk membuat laporan dan mengecek persyaratan kelayakan sebuah acara?
Berpikir kesana-kesini, ujung-ujungnya cuma satu kesimpulan yang saya dapat. PEMBOROSAN. Jadi di otak si gubernur ini, pikirannya hanya bagaimana supaya APBD bisa habis secepat kilat, tidak peduli bermanfaat atau tidak, pokoknya APBD harus habis, titik. Kalau perlu, pertengahan tahun saja, kas ibukota sudah kosong.
Tidak percaya? Coba saja perhatikan seberapa gampangnya saat dia mengatakan area rumput yang ada di trotoar Jalan Sudirman hanya bersifat sementara dan akan dibongkar selepas Asian Games selesai dan diganti dengan trotoar keras. Emangnya beli rumput gak perlu pakai duit? Emangnya bongkar trotoar gak usah pakai biaya?
Bagaimana dengan pengadaan waring Kali Item senilai 580 juta rupiah yang rencananya hanya bersifat sementara dan akan dibongkar setelah Asian Games selesai?
Bagaimana dengan anggaran keluar negeri yang sampai yang tercatat di APBD DKI 2018, sebagai biaya kunker sebesar Rp 54,5 miliar, sedangkan besaran uang harian Rp 7,1 miliar untuk 1.020 orang.
Padahal kalau kita mau bandingkan dengan Gubernur sebelumnya, sungguh jauh berbeda. Ahok berusaha mati-matian menghemat anggaran APBD, beliau bahkan tidak ragu untuk menggunakan uang dari CSR untuk membangun Jakarta, hasilnya bisa kita lihat sendiri berbagai ikon Jakarta dengan kelas dunia berdiri dengan megahnya.
Sebut saja RPTRA Kalijodo, Lapangan Banteng, Simpang Susun Semanggi, itu belum termasuk yang dibangun dengan APBD seperti Velodrome dan Equestrian Pulomas.
Untuk Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) saja, dalam 3 tahun kepemimpinannya, terbangun 187 RPTRA yang semuanya menggunakan dana CSR, lantas bagaimana dengan Taman Maju Bersama Anies? Satu pun tidak kelihatan wujudnya hingga hari ini, padahal sudah mau menjelang satu tahun dirinya memimpin Jakarta.
Nah dana-dana APBD yang dihemat oleh Ahok itulah yang kemudian dipergunakan okeh Ahok untuk membangun hal-hal yang lebih penting, dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendesak untuk warga Jakarta, seperti subsidi pengadaan Kartu Jakarta Pintar (KJP), Kartu Jakarta Sehat (KJS), pembangunan Rusunawa dan sebagainya.
Itulah hebatnya Ahok, pembangunan bisa terus berjalan, sementara uang APBD tidak tergerus habis dan dapat dipergunakan lagi untuk hal lainnya.
Sementara Anies? Kerja gak ada yang benar, programnya pun gak jelas. Ngurus trotoar saja sampai harus pemerintah pusat yang turun tangan, mengurus Kali Item saja sampai perlu dibantu oleh pemerintah pusat dan berbagai elemen masyarakat. Tapi jangan cerita kalau soal jalan-jalan keluar negeri atau cara habisin APBD secepat cahaya, nomor satu jagonya. Ok Oce, Ogah Kerja Ogah Capek.
Bila pembentukan Tim Pertimbangan Pemanfaatan Monas ini disetujui oleh DPRD, bukan mustahil besok-besok akan muncul Tim Pertimbangan Pemanfaatan Kalijodo, Pertimbangan Pemanfaatan Lapangan Banteng serta seribu satu tim lainnya yang ujung-ujungnya buat nguras APBD lagi. Timnya yang kerja, dia yang ongkang-ongkang kaki.
Toh faktanya sudah ada puluhan tim yang dia bentuk tapi gak jelas hasil kerjanya. Berikut saya lampirkan gambarnya dibawah..
Jadi silahkan saja pembaca yang menilai sendiri seperti apa gabener yang satu ini.
Trailer Anies Bentuk Tim Pertimbangan Pemanfaatan Monas