Alibi, ngeles, begitulah Anies-Sandi. Terlalu banyak alibinya pemimpin Jakarta jaman now dengan slogannya “maju kotanya, bahagia warganya”. Semakin hari bukannya semakin nyata slogannya tetapi ibarat jauh panggang dari api. Janji hanyalah tinggal janji. Ketika sudah duduk disinggasana, seketika langsung lupa (kalau tidak mau dibilang pikun) apa yang sudah dilontarkan ke publik untuk menyejahterakan rakyat. Dalam menyusun RAPBD pun dicurigai untuk bagi-bagi dengan kroninya.
Ada begitu banyak alokasi anggaran yang boros, tidak efisien dan melonjak setinggi-tingginya. Anggaran renovasi kolam di DPRD lebih mahal dari renovasi kolam air mancur yang dilakukan Ahok. Padahal kolam yang direnovasi Ahok lebih luas dan lebih megah dari kolam yang akan direnovasi di DPRD. KJP plus malah minus. Belum lagi anggaran kunker dewan sampai seratusan miliar. Dan yang penuh kejanggalan lagi, dana hibah sekitar 1,6 T untuk ormas-ormas atau badan. Bahkan ada ormas yang dicurigai bermain politik dianggarkan mendapat hibah sampai miliaran rupiah. Alamat badan/ormas juga ada yang tidak sesuai dengan kenyataan alias fiktif. Selain itu, janji program OKE OCE yang akan diberikan modal, tempat usaha dan dicarikan pembeli, anggarannya dialokasikan untuk pelatihan, pendampingan, fasilitator dikecamatan, dan sarana-prasarana. Modal usaha ? Ditanggung sendiri oleh anggota. Jangan kesal yaa…
Yang terbaru, Sandi berbicara soal kesejahteraan rakyat ketika disinggung mengenai pembangunan Stadion BMW yang diperkirakan menelan biaya 2 triliun. Sandi mengatakan lebih memilih dana untuk membangun Stadion BMW sekitar 2 T itu difokuskan untuk menyejahterakan warga yang termarginalkan. Sandi bicara kesejahteraan, maka itu adalah omong kosong, bodoh dan konyol. Saya terlalu mengada-ada menyatakan demikian ? Jika Sandi fokus untuk menyejahterakan itu bisa mulai dilihat dalam alokasi atau susunan anggaran. Lihatlah susunan anggaran dalam RAPBD, banyak yang boros, bengkak dan gelap, seperti yang saya utarakan diatas.
Beginilah pemimpin yang bicara tanpa mikir. Seakan-akan sangat peduli dengan kesejahteraan warga tanpa melihat apa yang telah dibuatnya dalam mengalokasikan dana dalam RAPBD. Yang ada malah menjadi bahan tertawaan dan melakukan pembohongan publik. Ingin menyejahterakan warga yang termarginalkan tetapi nyatanya anggaran dihambur-hamburkan dan dijadikan bancakan. Mau membela hak-hak warga demi kesejahteraan tetapi tidak memikirkan bagaimana caranya untuk menyejahterakannya.
Sandi beserta Anies adalah contoh pemimpin yang ingin berkuasa saja tanpa memikirkan kesejahteraan rakyatnya. Menampilkan kebodohan demi kebodohan dan kekonyolannya dihadapan publik dan ditanggapi atau dikomentari oleh publik. Mereka merasa bangga ketika publik banyak menyoroti mereka mulai dari anggaran hingga berbagai kinerja mereka. Namun tidak semua publik bodoh dan terkecoh dengan sikap mereka yang dipertontonkan ke hadapan publik. Aroma dan agenda dibalik kekonyolan mereka dan hiruk-pikuk sorotan publik ke mereka bisa dicium dan dilihat.
Pemimpin yang peduli dengan kesejahteraan warganya seharusnya mengalokasikan anggaran dengan efisien dan tepat sasaran. Anies-Sandi bilang menyisir anggaran-anggaran dalam RAPBD, saya percaya, dan setelah itu mereka menaikkan anggaran yang nominalnya terlalu sedikit atau kecil. Kelihatanlah sekarang banyak anggaran yang patut dicurigai, janggal dan patut dipertanyakan. Slogan yang selalu digaung-gaungkan menunjukkan “warga” yang bahagia adalah mereka sendiri, tim-tim mereka dan para anggota dewan serta seluruh kroni-kroninya.
Pemimpin yang fokus dengan kesejahteraan warganya tidak akan banyak alibi, ngeles, nyinyir bahkan fitnah ke pemimpin sebelumnya. Tapi apa lacur, memang kualitasnya beda jauh dengan pemimpin sebelumnya, Ahok. Pemimpin Jakarta jaman now hanya itu kualitasnya dan tidak bisa diandalkan (bahkan cara kemenangannya pun tak bisa dibanggakan).
Selamat menyaksikan alibi-alibi pemimpin Jakarta jaman now kedepannya…
Salam Alibi…..
*Silakan baca tulisan lain Kelas Teri https://goo.gl/H4H9Cc