Ada-ada saja cerita lucu di “bursa transfer” musim panas ini. Yang saya maksud bukanlah bursa transfer pemain bola tetapi bursa pencalonan presiden dan wakil presiden pada pilpres mendatang yang nampaknya semakin panas.
Setelah kemarin Gatot Nurmantyo deklarasi sebagai capres tidak resmi karena yang mendeklarasikan hanyalah kelompok pendukung Gatot, GnR, kali ini ada lagi deklarasi yang tak kalah lucu dan juga “ilegal” : pasangan JOIN atau Jokowi-Muhaimin.
Saya sebut ilegal karena memang ini deklarasi sepihak oleh Muhaimin Iskandar. Terlihat Cak Imin ngebet ingin sekali menduduki jabatan wapres. Padahal jika jabatan itu adalah sebuah amanah, tidak usah menyodorkan diri, jika Allah berkehendak pastilah jalan cak Imin menuju kesana akan mulus…
Dan lagi kalau bicara soal kinerja, prestasi cak Imin sebagai menteri Tranigrasi era SBY juga tidak mentereng-mentereng amat. Kok pede sekali yah…
Sayangnya Cak Imin terlihat seperti sudah tidak dapat lagi menahan hasrat nya mendampingi Jokowi sebagai wapres dan kemudian semangat sekali dalam sambutannya :
“Terimakasih, bangga dan surprise buat saya kepada sahabat saya Usman Sadikin yang telah menyiapkan posko ini, bukan hanya kantor tapi juga jejaring di daerah-daerah telah mulai bergerak,”
“Saya nyatakan PKB pada Pilpres 2019 mendatang akan mengusung pasangan Pak Jokowi dan Muhaimin Iskandar yang oleh sahabat Ancu (sapaan akrab Usman Sadikin) disebut pasangan JOIN,”
“Allah memberi kekuatan, semoga Allah memberi kesuksesan, insyaallah JOIN yang akan menang pada 2019 mendatang,” .
Demikian sambutan Cak Imin dalam deklarasi JOIN seperti dikutip dari siaran pers DPP PKB, Selasa kemarin. Kompas.com
Saya membayangkan jika nanti ternyata Muhaimin tidak jadi berpasangan dengan Jokowi, selain malu pasti juga akan ada kekecewaan yang mendalam atau “kagol” dalam istilah bahasa Jawa.
Memang Jokowi sudah dipastikan akan menjadi capres karena PDIP sudah mendeklarasikannya. Tetapi soal siapa yang akan mendampingi belum ada kepastian karena masih akan dibicarakan dengan partai-partai koalisi.
Dan soal wakil, apakah dari kalangan internal partai pengusung atau tokoh dari luar koalisi yang pasti haruslah tokoh yang bisa diterima oleh semua partai koalisi dan bukan hanya PKB. Lha kalau cak Imin, apakah semua partai pendukung setuju? Kan belum tentu juga.
Sehingga saya anggap deklarasi JOIN cak Imin ini terlalu pagi kalau menurut saya. Dan akhirnya deklarasi inipun malah mendapat tanggapan negatif dari netizen.
Seperti komentar Facebooker berikut ini menanggapi video deklarasi JOIN yang diunggah oleh akun FB @Palti Hutabarat :
@****** Parw***.
Berharap menandakan, entingkan diri/klmpok Untuk tujuan kesenangan,rakus ( bukan bhakti/melakukan sesuatu krn panggilan jiwa )
Kalau spt ini panggilan AMBISI/SENSASI/PRIBADI
@**** Kurni**** ll.
Kl bertepuk sblh tangan iso edan tenanan wong iki
@Sholac****** Al ayu**
Kepedean pake banget…
Lagian baru kali ini ada kampanye posisi wakil. Jadi pengen ngakak pake guling.
Sudahlah cak! simpan saja dulu ambisimu. Akan ada waktunya jika memang Allah menghendaki.
Selamat tahan ambisi!