Seandainya saja mantan Gubernur Jakarta tidak dipenjara, mungkin normalisasi Kali Krukut yang memang harus melakukan penggusuran demi melakukan pelebaran aliran sungai. Karena bangunan di atas bantaran sungai menghambat aliran air di Kali Krukut. Tetapi kini, keputusan itu ada di tangan Gubernur Anies Baswedan yang harus melakukan penggusuran.
Penggusuran bukanlah sebuah opsi dalam konsep “Maju Kotanya, Bahagia Warganya”. Karena menggusur, menurut Gubernur Anies, hanya akan menyebabkan kesengsaran buat warga. Karena itulah, Gubernur Anies tanpi menjadi anti tesis dari Ahok yang suka melakukan penggusuran. Kalau Ahok menggusur demi kebahagiaan bersama, Gubernur Anies tidak melakukannya demi kebahagiaan warga yang tinggal di bantaran sungai.
Itulah makanya Gubernur Anies terkenal dengan istilah keberpihakannya. Dia berpihak sama yang tinggal di bantaran sungai tetapi tidak peduli kepada warga lain yang menjadi korban banjir tahunan. Sedangkan Ahok jelas ingin semuanya bahagia walau harus berjuang meninggalkan zona nyaman dan membangun sebuah kehidupan baru di Rusun yang sudah disediakan.
Kini, Gubernur Anies harus mengalami dilema tingkat dewa karena pernyataannya tersebut. Gubernur Anies harus melakukan penggusuran karena hanya itulah satu-satunya cara supaya Kali Krukut tidak meluap dan membanjiri daerah di sekitarnya. Mau menggunakan sumur resapan atau vertikal drain, tidak mungkin dilakukan karena lokasi banjir berada di tempat yang paling rendah.
Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Teguh Hendrawan menyatakan bahwa penggusuran harus dilakukan karena lebar Kali Krukut kini tinggal 5 meter lagi yang seharusnya lebar sungai adalah 20 meter. Normalisasi harus dilakukan untuk mengembalikan lebar sungai dan juga membuat jalan inspeksi 7,5 meter. Seperti yang dilihat Gubernur Anies saat di Yogykarta.
Lalu apakah Gubernur Anies akan berani melakukan penggusuran?? Apalagi yang membuat penggusuran ini semakin mencemaskan bagi Gubernur Anies adalah adanya sebuah mushola yang ada di bantaran sungai. Gubernur yang dipilih karena muslim menggusur Mushola?? Apa kata kaum bumi datar?? Bisa-bisa mereka akan melakukan jilat ludah massal.
Bagaimana tidak mereka melakukan aksi jilat ludah massal. Mereka memperjuangkan supaya Jakarta dipimpin oleh pemimpin muslim bukan untuk melakukan penggusuran. Apalagi penggusuran yang dilakukan malah ada mushola juga. Itu namanya kita mendukung ulama yang kritik Ariel cabul tetapi ternyata dia cabul juga.
Normalisasi setiap kali di Jakarta yang memang lebarnya tidak 20 meter lagi sebenarnya memang sudah akan dikebut oleh Ahok. Karena Ahok tidak mau nantinya Anies yang malah harus jilat ludah sendiri karena melakukan penggusuran. Sayangnya, malah para pendukung garis keras Anies malah memenjarakan Ahok.
Kini, semua keputusan malah jadi di tangan Gubernur Anies untuk memerintahkan penggusuran atau tidak. Karena menurut Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Teguh Hendrawan, kewenangan penertiban ada di tangan Gubernur Anies. Nah, loh kalau sudah begini, bisa-bisa Gubernur Anies akan menjadi “tukang Gusur” dalam sajaknya Fadli Zon, dong?!
Beginilah memang jadinya kalau orang suka asal ngomong tanpa dasar yang benar. Inilah mungkin balasannya bagi orang yang tidak tahu cara bicara dan berjanji kampanye dalam sebuah kenyataan dan kewarasan. Akhirnya semua dibalikkan kepada dirinya. Kondisi yang sebenarnya sudah disampaikan oleh Ahok berbuih-buih dalam setiap kesempatan, di kampanye atau acara-acara resmi.
Ahok selalu mengatakan bahwa warga bantaran sungai memang harus direlokasi ke rusun-rusun. Karena semua sungai atau kali di Jakarta perlu dinormalkan kembali sesuai dengan ketentuan yang ada. Daerah bantaran sungai sudah terlalu lama jadi permainan para birokrat sebelumnya yang mengeluarkan SHM resmi. Kini, semua harus kembali normal, supaya Jakarta juga tidak terkena banjir terus menerus.
Sayangnya, kini orang yang sangat tahu bagaimana mengatasi banjir dan siap menghadapi cercaan dan makian warga karena dituduh menggusur malah terpenjara. Dan kapoknya bagi warga Jakarta yang memilih Gubernur tukang mimpi ini malah apa yang disampaikan Ahok benar semua dan apa yang disampaikan Anies hanya janji busuk semata.
Berjanji tidak akan menggusur akan dengan segera diingkarinya. Bahkan kini dia harus menggusur mushola juga. Masihkah berharap dengan pemimpin busuk meski dia muslim?? Carilah pemimpin yang tahu benar cara mengelola kota meski dia bukan beragama muslim. Dan tidak salah kalau saya sebut nama, AHOK!
Salam Anies, Tukang Gusur!