“Ya maju, saya yang mewakili Gerindra. Memang saya disuruh maju, bukan seandainya lagi. Sudah benar gua yang disuruh maju,” ujar Taufik di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin 17 September 2018.
Ungkapan Mohammad Taufik itu menegaskan bahwa dirinya telah ditunjuk menjadi calon Wakil Gubernur DKI Jakarta menggantikan Sandiaga Uno.
Majunya dirinya sudah sesuai keputusan pada Rapat Pimpinan DPD Gerindra beberapa waktu lalu.
“Ya sudah keputusan di rapim DPD, saya yang maju,” ucap Taufik.
Tentu saja klaim Taufik tersebut mendapat sanggahan dari PKS yang merasa jatah kursi wakil gubernur DKI yang ditinggalkan Sandiaga Uno merupakan hak mereka.
“Masak Gerindra mau ngambil semuanya sih?” kata Hidayat Nur Wahid saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden Jakarta, Rabu 19 September 2018.
Soal Ketua DPD Gerindra Mohammad Taufik yang mengakui bahwa dirinya telah ditunjuk sebagai Wagub DKI Jakarta menggantikan Sandiaga, Hidayat mengatakan hal tersebut adalah klaim belaka.
“Ya enggak apa-apa, namanya juga klaim. Sekali lagi, sebaiknya rekan-rekan Gerindra menyelesaikan masalah ini dengan pimpinan tertinggi mereka, Pak Prabowo,” ujar Hidayat.
Presiden Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Iman juga ikut angkat bicara. Dirinya mengatakan, sejak awal sudah ada kesepakatan antara partainya dan Gerindra mengenai kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta yang ditinggalkan Sandiaga Uno.
Menurut Sohibul, kesepakatannya adalah, kursi Wagub DKI merupakan milik PKS. Bukan tanpa alasan Sohibul mengatakan demikian.
Setelah Capres dan Cawapres dari partai Gerindra, Ketua Timses Prabowo-Sandi, Djoko Santoso konon juga kader Gerindra. Kali ini bila seandainya jadi, jabatan Wakil Gubernur DKI juga akan diisi oleh Mohammad Taufik yang lagi-lagi dari Gerindra. Jadi partai koalisinya hanya dimanfaatkan sebagai tim pendukung alias tim hore.
Apakah PKS akan menyerah begitu saja? Sepertinya tidak, setelah dikadalin berkali-kali, bahkan status cawapres pun harus direlakan untuk Sandiaga Uno. Kali ini mereka bertekad bisa menduduki kursi DKI 2. Terbukti saat ini PKS juga sudah menyiapkan dua nama kandidat calon Wakil Gubernur DKI pengganti Sandiaga Uno.
Dua sosok tersebut adalah mantan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu dan Sekretaris Umum DPW PKS DKI, Agung Yulianto.
Jadi bukan merupakan hal yang mudah bagi M. Taufik untuk melenggang menduduki kursi DKI 2. Lain cerita, bila M. Taufik mau meniru gaya Sandiaga Uno dengan menyiapkan kardus terlebih dahulu. Bisa jadi, jangankan kursi DKI-2, bahkan gelar santri post Islamisme atau gelar UHC (Ulama Honoris Causa) pun tidak akan ragu dianugerahkan PKS kepada M. Taufik.
Namun masalahnya apa M. Taufik sanggup? Apalagi harga isi dalam kardus terbilang mahal. Sedangkan selama lima tahun masa Jokowi-Ahok adalah masa kemarau sehingga meski punya kardus tapi isinya kering, juga percuma.
Terlepas dari itu semua, bagaimanapun hasil akhirnya, saya hanya bisa mengucapkan selamat menunggu kepada warga DKI Jakarta. Semoga salah satu dari dua calon yang diusulkan oleh PKS atau kader Gerindra (kalau seandainya terpilih) untuk mengisi jabatan tersebut, kelak bakal mampu menjadi wakil Gubernur yang baik.
Kalau ternyata ke depannya mereka sama saja atau lebih parah dari Wakil Gubernur yang mereka gantikan, maklumi saja, namanya juga pemain pengganti.
Trailer Janji Bodong, Gerindra Kadalin PKS Lagi