Sebelumnya saya sudah menuliskan terkait adanya rencana membuat kebijakan mengatur ornamen natal di tempat-tempat umum. Dalam pernyataannya, Wakil Gubernur Sandiaga Uno menyatakan bahwa alasan untuk membuat peraturan tersebut adalah untuk mempersatukan warga. Tetapi kalau mau dilihat lebih objektf, malah seperti sedang menindas minoritas dan menyuburkan intoleransi.
Awalnya saya pikir kebijakan ini hanya main-main saja karena melihat yang bicara adalah Wagub Sandiaga yang sering suka salah bicara. Tetapi ternyata ada sesuatu keanehan yang benar-benar terjadi di sebuah Pusat Perbelanjaan Metro Tanah Abang. Gambar berikut yang akan menjelaskannya..
Kemudian ada yang berusaha mengeles dengan menampilkan foto bahwa plastik sudah dibuka seperti berikut ini..
Tapi ternyata foto ini berbeda latarnya. Satu di Lobby Utama dan yang satu lagi di Pintu Masuk Utama. Dan suasananya juga berbeda. Jadi, bisa dikatakan bahwa hiasan natal tersebut belum jelas sudah atau belum dibuka plastik hitamnya. Terlepas dari sudah atau belum, menurut saya apa yang dilakukan oleh oknum tersebut adalah tindak intoleransi.
Lalu mengapa sampai ada yang berani melakukan hal tersebut?? Yah apalagi alasannya karena pernyataan Wagub Sandiaga yang seolah-olah sedang menyatakan dukungan terhadap pengaturan ornamen natal di tempat-tempat umum. Sebuah pernyataan yang sangat mungkin dan bisa memicu tindakan seperti ini.
Kondisi ini memang kalau menurut beberapa orang tidak akan mempengaruhi iman atau apapun, tetapi bagi dalam hal menjaga toleransi, hal seperti ini tidak boleh dibiarkan. Mengapa hal ini tidak boleh dilakukan?? Karena hal ini akan menjadi sebuah penyemaian sikap intoleran dalam diri orang yang lewat dan melihat kejadian ini.
Apa yang akan direkam oleh banyak orang bahkan anak-anak terkait tindakan ini, akan menyemai tindakan intoleran dan akan menjadi trigger yang massif terhadap pola pikir salah dalam bertoleransi. Bayangkan saja kalau tindakan seperti ini terjadi dan berlipat ganda melalui orang-orang yang berjalan dan melihat tadi, bisa jadi apa negeri ini??
Saya jadi semakin yakin dengan kemunafikan dan sikap tidak tulus mereka dalam toleransi. Mengijinkan perayaan Natal di Monas tetapi melakukan tindakan membuat kebijakan pengaturan ornamen natal di tempat umum. Kurang tulus apalagi kemunafikan yang mereka sajikan kepada kita??
Hiasan ditutup plastik hitam ini memang adalah sebuah tindakan kecil dan tidak berdampak kepada keyakinan umat nasrani, tetapi bisa jadi sebuah persemaian sikap-sikap intoleransi. Sama seperti mencontek dan curang yang menyemai ketidakjujuran yang akan berbuah lebat saat dai menjdi pejabat. Apakah kita siap kalau saatnya tindakan intoleransi berbuah lebt ke depannya??
Karena itu, mari kita ramaikan hal ini. Jangan biarkan tindakan kecil seperti ini dibiarkan. Karena toleransi tidak mengijinkan sedikit saja tindakan intoleran. Apalagi ini dilakukan di tempat umum dan merupakan pusat perbelanjaan terbesar di Asia Tenggara, Tanah Abang. Apakah Tanah Abang akan berubah menjadi tempat paling tidak toleran di Provinsi yang paling tidak toleran??
Semoga Pemprov segera mengklarifikasi dan mencegah hal ini untuk terjadi lagi. Jangan sampai ini akan kembali menjadi efek bola salju dan kotak pandora bagi sikap intoleransi yang lebih besar. Pilkada Jakarta harusnya jadi pengalaman pertama dan terakhir intoleransi menang dan dibiarkan.
Salam Cegah Intoleran!!