Indovoices.com –Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperpanjang PPKM mikro hingga 28 Juni 2021. Hal ini dilakukan untuk menekan penularan corona yang terus meningkat.
Anies mengingatkan semua warga, saat ini Jakarta tengah dalam kondisi tak baik soal penularan corona. Bila, tak bisa disiplin dan berimbas pada kenaikan corona, rem darurat akan ditarik dan dampaknya jelas pada perekonomian.
“Ibu Kota kini dalam kondisi yang memerlukan perhatian ekstra. Bila kondisi sekarang tak terkendali, kita akan masuk fase genting, dan jika fase itu terjadi, maka kita harus ambil langkah drastis seperti yang pernah dialami bulan September dan Februari tahun lalu,” ujar Anies dikutip dari PPID, Selasa (15/6).
Dengan kondisi saat ini, peran warga baik yang ada di rumah hingga para pengusaha di semua bidang sangat penting. Mereka dapat mengambil peran pencegahan corona dengan taat prokes hingga aturan selama PPKM Mikro.
Kekhawatiran Anies memang bukan tanpa alasan. Saat ini, kasus aktif corona di Jakarta sudah 19 ribu lebih, naik 9.000 orang dalam 2 pekan.
Angka ini masih bisa terus naik karena penambahan kasus harian mencapai 2.000 lebih dalam sehari.
Kesiapan Jakarta Hadapi Lonjakan Corona
Segala bentuk antisipasi yang memungkinkan terus dilakukan Anies. Mulai dari tambahan tempat isolasi hingga pengetatan pengawasan terus dilakukan. Anies juga menggelar Apel Patroli Skala Besar pada Minggu (13/6) lalu.
Anies menyiapkan Rusun Nagrak Cilincing sebagai lokasi baru untuk menampung pasien corona. Di sini, ada 2.500 tempat tidur yang bisa digunakan.
Namun sampai saat ini, kata Anies, Wisma Atlet masih menjadi rujukan utama untuk pasien corona. Rusun Nagrak hanya sebagai cadangan jika Wisma Atlet penuh.
“Apabila nanti dibutuhkan penambahan, kita sudah siapkan Rusun Nagrak untuk bisa digunakan. Di sana ada lebih dari 2.500 tempat tidur yang bisa dipakai,” kata Anies di Kantor Pusat PMI, Jakarta, Senin 914/6).
“Saat ini kita masih menggunakan fasilitas di Wisma Atlet kita akan konsentrasikan di situ,” jelasnya.
Selain Rusun Nagrak, Anies juga menyiapkan sejumlah wisma, GOR, hingga sekolah untuk digunakan sebagai tempat isolasi. Ini dilakukan usai BNPB menghentikan pembiayaan hotel untuk isolasi di Jakarta.
Anies juga telah menggelar Apel Patroli Skala Besar usai kasus corona yang naik secara drastis. Apel ini digelar bersama dengan Kapolda Metro Jaya dan Pangdam Jaya.
“Apel gabungan ini bertujuan untuk meningkatkan kembali kesiagaan dan kewaspadaan seluruh pihak,” kata Anies.
Jajaran Satpol PP juga kemudian turun untuk melakukan pemantauan dan penertiban langsung pelanggaran PPKM Mikro di Jakarta.
Rumah Sakit Corona di Jakarta Sudah Terisi 78%
Salah satu yang menjadi perhatian, yakni tingkat keterisian tempat tidur (BOR) di rumah sakit rujukan corona di Jakarta. BOR di Jakarta meningkat tajam hanya dalam waktu 2 minggu.
“BOR kita juga naik signifikan per tanggal 14 Juni kapasitas tempat tidur isolasi sebanyak 7.341 terisi 5.752 atau sudah menyentuh 78% hanya dalam 2 minggu dan ICU sebesar 1.086 terisi 773 atau 71%,” kata Kadinkes DKI Jakarta Widyastuti, dikutip dari PPDI, Selasa (15/6).
“Dari 78% keterisian tempat tidur tersebut 25 persennya merupakan warga luar DKI Jakarta dan komitmen kami tetap untuk tak membeda-bedakan pelayanan, tetapi ini menjadi peringatan bahwa virusnya tak mengenal batas wilayah,” tambah dia.
Angka ini sangat jelas menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pada 31 Mei 2021 kapasitas tempat tidur isolasi di Jakarta sebesar 6.621 dan terpakai 2.176 atau 33% dan ICU sebesar 1.014 dan terpakai 362 atau 36%.
Untuk mengantisipasi tempat tidur di rumah sakit penuh, Pemprov DKI terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak guna menyediakan tempat isolasi untuk pasien corona.
“Hal ini harus kita antisipasi dengan terus menambah jumlah BOR. Maka dari itu, Pemprov DKI Jakarta telah menggandeng berbagai pihak dan memanfaatkan berbagai sumber daya untuk menambah BOR,” tutur dia.
“Kami berencana menambah fasilitas isolasi mandiri bekerja sama dengan pusat dengan BNPB, seperti Rusun Nagrak Cilincing, Wisma PMII, dan Wisma Ragunan yang nantinya akan digunakan sebagai fasilitas tambahan bila Wisma atlet mengalami lonjakan orang yang harus ditangani,” ucap Widyastuti.
Varian Baru Corona Sudah Menyebar di Jakarta
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, setidaknya ada 2 varian baru corona yang harus diwaspadai. Pertama varian Delta B1617.2 dari India dan varian Beta B1351 dari Afrika Selatan.
“Varian baru ini cukup merepotkan karena mereka memiliki kemampuan tersendiri untuk menginfeksi kita, seperti kita ambil contoh varian Delta B1617.2 yang amat mudah menyebar,” kata Widyastuti, dikutip dari PPID, Selasa (15/6).
Sementara itu, varian lain yang juga perlu diwaspadai yakni varian Beta B1351 dari Afrika Selatan. Dia menjelaskan, varian ini sangat mematikan.
“Varian Beta B1351 yang amat mudah membuat gejala menjadi berat atau lebih mematikan. Meskipun menurut penelitian terakhir, seluruh varian masih dapat diantisipasi dengan vaksin, tetapi ini benar-benar harus kita waspadai bersama,” tegasnya.
Saat ini, Jakarta juga tengah meminta untuk penambahan petugas tracer guna identifikasi kasus. Harapannya dengan tracing yang lebih baik, penularan kasus bisa dicegah.
“Pemprov DKI Jakarta juga tengah mengusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk menambah tracer (petugas yang akan melakukan pelacakan) di mana para tracer inilah yang nantinya memegang peran penting untuk melakukan deteksi dini. Sehingga, pengendalian dapat dilakukan dengan baik,” tuturnya.
Varian Corona India di Jakarta
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan varian baru corona delta atau India sudah mulai mendominasi di Jakarta. Ada sejumlah daerah lain juga yang sudah terkontaminasi varian ini.
“Untuk DKI Jakarta, Kudus, Bangkalan memang sudah terkonfirmasi varian Delta atau B1617.2 atau varian India mendominasi. Karena ini penularan lebih cepat walaupun tidak lebih mematikan,” kata Budi dalam jumpa pers virtual, Senin (14/6).
Varian India ini menurut riset di Inggris terbukti meningkatkan risiko perawatan. Apabila seseorang terpapar varian ini, kemungkinan ia dirawat di rumah sakit sampai 2,61 kali lipat.
Waspada! 2 RT di Jakarta Zona Merah dan Area Pantauan Skala RT Semakin Luas
Saat ini, DKI Jakarta masih belum bisa terbebas dari COVID-19. Masih ada 2 RT yang tercatat zona merah dan menjalani micro lockdown sesuai dengan aturan pemerintah.
Dikutip dari corona.jakarta.go.id, Selasa (15/6), periode 14-20 Juni 2021, ditetapkan ada 2 RT yang masuk zona merah. Berikut lokasinya:
1. Rawasari
RT 013/RW 009 Kelurahan Rawasari, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat
Jumlah kasus aktif: 9
Jumlah rumah dengan kasus aktif: 7
2. Palmerah
RT 006/RW 004 Kelurahan Palmerah, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat
Jumlah kasus aktif: 19
Jumlah rumah dengan kasus aktif: 6
Dari data yang dilihat ada peningkatan dari pengendalian wilayah skala RT. Saat ini, secara keseluruhan ada 3.486 RT di Jakarta yang dipantau, angka ini naik dari sebelumnya yakni 2.337 RT.
Semua RT ini masih dalam zona merah, oranye, dan kuning. Wilayah terbanyak ada di Jakarta Barat, yakni 975 RT.
Sesuai dengan Kepgub Nomor 759 Tahun 2021 dan Ingub Nomor 39 Tahun 2021, Pemprov DKI Jakarta juga memperpanjang kembali PPKM Mikro dari 15 Juni sampai 28 Juni 2021. Perpanjangan ini juga sebagai upaya dalam penanganan lonjakan kasus corona usai libur Lebaran.
10 Orang dari 1 Keluarga di Cipayung Corona Usai Pulang Liburan
Klaster penularan corona pada lingkup keluarga muncul di Kelurahan Setu, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Sebanyak 10 orang yang merupakan satu keluarga positif corona usai pulang liburan dari Bali.
Sebanyak 7 di antaranya langsung dijemput petugas Satgas COVID-19 dengan bus sekolah untuk menjalani isolasi di RSDC Wisma Atlet. Sementara 3 sisanya dibawa ke RS Adhyaksa karena bergejala.
Sebanyak 10 orang dari satu keluarga di RT 02 RW 03 Setu, Cipayung, Jakarta Timur, tertular corona usai liburan dari Bali. Celakanya, mereka tidak benar-benar melakukan isolasi mandiri di rumah.
Lurah Setu, Jenuri, mengatakan awalnya keluarga itu melaporkan kepada pengurus RT soal kondisi mereka. Satgas COVID-19 setempat langsung melakukan penanganan.
Namun, keluarga ini rupanya tak taat selama isolasi mandiri. Mereka masih menerima tamu dan keluar rumah terutama malam hari. Ketua RT lalu melaporkan hal itu ke kelurahan.
“Setelah saya konfirmasi dengan pihak keluarga yang positif COVID-19 karena ada pengaduan dari warga sekitar tentang masih terima tamu dan keluar masuk anaknya, mereka ya enggak ngaku,” kata Jenuri saat dihubungi, Selasa (15/6).
“Dari hasil musyawarah pihak keluarga yang positif COVID-19, ketua gugus tugas RT dan RW akhirnya disetujui untuk isolasi di Wisma Atlet,” lanjutnya.
Untuk mengatisipasi penularan, sebanyak 20 KK di Kelurahan Setu, Cipayung, Jakarta Timur, menjalani tracing corona, usai ada satu keluarga di RT 02/RW 03 positif corona namun tak menjalani isolasi mandiri secara benar.
“Di Lingkungan sekitar RT 02/RW 03 kurang lebih 20 KK yang di-tracing,” kata Lurah Setu, Jenuri, saat dihubungi, Selasa (15/6).
Jenuri tak menjelaskan hasil dari tracing ini. Namun hingga kini, kasus aktif corona di wilayah Setu sebanyak 32.