Saya senyum-senyum sendiri dan kagum melihat sebuah foto yang diposting Jokowi di akun resmi facebooknya. Jokowi memperlihatkan fotonya yang sedang duduk dengan tangan kanan memegang sebuah botol kecil saat mengikuti salah satu kegiatan KTT Asean. Botol kecil itu berisi minyak kayu putih. Dalam keterangan fotonya, sekitar 15 jam ia mengikuti berbagai rangkaian acara, dari rapat ke rapat, pertemuan bilateral dan pertemuan dengan para pemimpin dunia, menyimak dan berpidato.
Jokowi mengikuti KTT ASEAN ke-31 yang diselenggarakan di Manila, Filipina. Lebih kurang ada 21 kegiatan yang dilakukan Jokowi dalam KTT ASEAN. Seperti KTT ASEAN – Korea Selatan, KTT ASEAN – Amerika Serikat, KTT ASEAN – Republik Rakyat Tiongkok, KTT ASEAN – Jepang, pertemuan bilateral dengan Sekjen PBB, dan lain sebagainya. Kegiatan yang dilakoni dalam ruangan berpendingin udara itu pun seperti maraton, terus-menerus dalam jangka waktu yang cukup lama. Tentu ini membutuhkan stamina yang harus baik dan prima.
Dibutuhkan makanan yang sehat dan bergizi, istirahat yang cukup, jeda atau coffee break. Konon katanya, logistik mempengaruhi logika. Dan itu benar adanya, karena otak (khusunya) dan seluruh tubuh akan membutuhkan energi dan itu harus terpenuhi. Bila tidak, pekerjaan yang dilakukan tidak akan maksimal dilakukan. Rapat demi rapat, mendengarkan pidato seperti yang diikuti Jokowi butuh energi yang banyak dan tak lupa “jimat” yang selalu dibawanya.
Saya memahami kegiatan rapat demi rapat dalam jangka yang lama sekaligus, cenderung membosankan dan membuat pikiran lelah. Rapat yang pernah saya alami paling lama setidaknya 6 jam. Itu terasa otak mulai lelah, apalagi kantuk mulai menyerang -enak memang kalau langsung pergi ketempat tidur. Jika tidak mengatur strategi yang baik, pekerjaan memang akan terabaikan. Dan itu saya melihatnya didalam diri Jokowi. “Jimat” selalu dibawanya supaya pekerjaan yang dilakukannya tidak terabaikan, sangat penting untuk diselesaikan atau tidak bisa ditinggalkan. Tetap awas dan terjaga dalam setiap kegiatan yang diikutinya dalam KTT ASEAN. Itu adalah bukti kerja kerasnya untuk membangun Indonesia (khususnya), kawasan/regional dan bagi dunia ini dimasa depan.
Tidak heran memang dan dia sudah terlatih, dari satu tempat ke tempat, daerah ke daerah, provinsi ke provinsi bahkan negera ke negara ia kunjungi untuk bekerja. Meluncurkan dan meresmikan program-program, memastikan program berjalan dengan baik dan mengevaluasinya. Ke berbagai negara melakukan kerjasama, menarik investasi dan menyampaikan hal-hal penting dan strategis termasuk kritik diberbagai momentum. Salah satu pertemuan penting dalam KTT ASEAN itu mengenai krisis kemanusiaan di Rakhine State Myanmar. Tindak lanjutnya, seperti yang ia tulis dalam akunnya, ia dan Sekjen PBB mendorong penyelesaian MoU repatriasi antara Myanmar dan Bangladesh.
Selain itu, ketegasan Indonesia yang disampaikan Jokowi mengenai kemerdekaan Palestina. Indonesia akan membantu Palestina untuk mewujudkan impiannya untuk merdeka. Dan itu sikap yang jelas. Dalam pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa. Tentu ada negara yang tidak menyukai sikap ini namun Jokowi dengan tegas menyampaikan bahkan mendorong Sekjen PBB untuk berkontribusi signifikan dibawah kepemimpinan Antonio Guterres.
Inilah sebagian kecil wujud kerja keras Jokowi untuk berkontribusi bagi dunia dimasa kini dan dimasa yang akan datang. Ditengah keletihannya, ia terus berjuang untuk tetap memberikan yang terbaik, bukan setengah-setengah. Ya, membawa “jimatnya” itu agar tetap awas dan terjaga, tidak lengah. Meskipun demikian, tetap saja ada yang nyinyir tidak jelas dan berdasar. Its oke, barangkali kurang piknik.
Akhirnya, selamat melanjutkan pekerjaan Pak De. Memberikan yang terbaik bagi bangsa ini dan dunia secara luas. Bawa terus “jimatnya” Pak De…..
Dari sudut ruangan ini, berusaha untuk mewujudkan dua periode
Salam jimat…….
*Silakan baca tulisan lain Kelas Teri https://goo.gl/H4H9Cc