Saya pakai kaum baperan meminjam istilah yang diungkapkan oleh Mas Savic Ali, untuk menggambarkan para pelapor Joshua Suherman terkait pernyataannya dalam acara Stand Up Comedy. Joshua dituding kaum baperan melakukan penistaan agama.
Kaum baperan yang tergabung dalam Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) menilai lawakan Joshua yang menyindir Cherly merupakan mantan salah satu personel Cherrybelle. Joshua pun menyindir Cherly dengan menyebut bahwa Anisa itu lebih terkenal daripada yang lainnya.
Berikut pernyataan Joshua:
“Annisa semua Annisa, Annisa semua Annisa padahal skill nyanyi tipis-tipis, skill ngedance tipis-tipis cantik relatif. Kenapa Annisa selalu unggul dari Cherly? Sekarang gue dapat jawabannya, Makannya Che, Islam!” ujar Joshua.
“Karena di Indonesia ini ada satu hal yang nggak bisa dikalahkan dengan hal sebesar apapun, mayoritas. Mayoritas!” lanjut Joshua.
Penggalan kalimat inilah yang mereka sebut sebagai penistaan agama. Apa yang dinista?? Malah Joshua sedang menyatakan bahwa Islam tidak bisa dikalahkan. Dan Annisa yang skillnya tipis-tipis dan semuanya tipis-tipis itu menjadi hebat karena dia Islam.
Mengapa mereka menjadi baperan?? Apakah karena mereka merasa bahwa Joshua sedang menista agama Islam?? Tidak. JOSHUA JELAS SEDANG MENYINDIR CHERLY DAN ANNISA. Dan dalam acara Stand Up Commedy hal ini diperbolehkan. Mengapa kaum baperan ini menjadi ribet dan menyimpulkan penistaan??
Mungkinkah benar ini dampak buruk dari kebanyakan makan micin?? Entahlah, tetapi sangat aneh rasanya pernyataan tersebut dimasukkan dalam kategori penistaan. Tidak ada ayat yang disebutkan serta tidak ada juga Nabi yang dinistakan. Apakah Annisa adalah seorang Nabi sehingga mereka ini marah??
Ulasan Savic Ali ini menurut saya perlu untuk kita pahami bersama, supaya suatu saat kita juga tidak terjebak dalam kebaperan akut..
Gw heran statemen gitu aja dianggap menista. Org-org ini gak bs bedain penistaan, hinaan ato sindiran. Sindiran itu dibutuhkan untuk memperbaiki kehidupan, dan itu yg dilakukan Joshua.
Perilaku org-org baperan ini mencerminkan apa yg disebut psikoanalis Erich Fromm sbg authoritarian personality. Gak bs dikritik dan disindir. Sayangnya UU mewadahi. Ada pasal anti-penghinaan dan tindakan tdk menyenangkan di negeri kita.
Joshua sebenarnya sedang melakukan kritik sosial terhadap fenomena yang sedang mewabah di negeri ini. Dan wabah ini kalau tidak dikritisi akan terus menyebar dan melumpuhkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan menurut saya, Joshua gunakan ajang Stand Up tersebut jadi sebuah kritikan.
Tidak perlu baperan. Berbenahlah. Jangan sampai orang akan menilai kita hanya karena agama dan mayoritas, bukan karena kemampuan kita. Apalagi jelas, agama adalah sesuatu yang kita dapatkan dari lahir dan bukan karena kita juga bisa memilih lahir dari keluarga beragama apa. Dan kalau itu dijadikan alasan dikatakan berprestasi?? Maka kemanusiaan sudah tidak ada lagi.
Terima kasih buat LBH Ansor yang sudah memberikan dukungan dengan menjadi kuasa hukum Joshua. Semoga para kaum baperan bisa dibungkam dan jangan terus menerus membawa agama jadi barang murahan seperti ini.
Salam Tipis.