Kepemimpinan VS Kemanusiaan
Entah mengapa,
Membaca berita dari kemarin hingga pagi ini,
Tentang banjir yg melanda hampir seluruh wilayah Ibukota …
Yg tersaji di layar hp saya,
Dari jelang Subuh kemarin,
Hingga malam harinya,
Lantas berlanjut di pagi ini,
Dan dari berbagai media yg ada di Nusantara …📺📺
Membuat otak saya serta merta mengingat pokok2 bahasan ttg Kepemimpinan,
Yg (setidaknya) pernah saya pelajari,
Dari jaman kuliah,
Dan akhirnya sempat saya praktekkan,
Pada saat kerja dulu … 😊😊😊
——————————
Menurut Wikipedia,
Kepemimpinan merupakan sebuah bidang riset dan juga suatu keterampilan praktis yang mencakup kemampuan seseorang atau sebuah organisasi untuk “memimpin” atau membimbing orang lain, tim, atau seluruh organisasi.
Secara umum pengertian kepemimpinan adalah suatu kekuatan yang menggerakkan perjuangan atau kegiatan yang menuju sukses. Kepemimpinan dapat juga diartikan sebagai proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Dan,
Kemanusiaan, yg berasal dari kata dasar Manusia,
Yg secara definisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah makhluk yang berakal budi. …
Apabila ada suatu tindakan pelecehan atau perbuatan yang merugikan orang lain maka dikatakan dia melanggar hak asasi manusia.
Sementara Kemanusiaan,
Sebagai cermin bahwa manusia itu menjalankan layaknya seorang manusia.
Kepemimpinan tanpa Kemanusiaan,
Sama saja dg Kepemimpinan Tanpa Nurani …
Hanya mengedepankan tujuan,
Tetapi miskin utk menerapkan dalam hal kemanusiaan …
Tujuannya mencari keuntungan,
Ya hanya keuntungan iti saja yg dimau …
Tujuannya jabatan dan pangkat,
Ya akan menghalalkan segala cara buat bisa mencapainya.
——————————-
Kenapa saya mendadak jadi kepikiran kedua hal tersebut,
Karena yg saya lihat sedang terjadi di Jakarta,
Adalah pola kepemimpinan dg style seperti di atas.
Persetan dg warganya,
Yg penting ambisi dan tujuan sang Pemimpin dapat tercapai … 😂😂
Dan ini bukan sebuah faktor ketidak sengajaan,
Tapi memang sudah direncanakan,
Sudah di setting jauh2 hari,
Pada masa2 kampanye Pilkada Jakarta.
Dan secara tidak langsung,
Warga Jakarta sendiri lah yg telah me”legal”kan tindakan sang Pemimpin tersebut,
Dg memenangkannya pada Pilkada 2019 yg lalu.
Terutama 58% warga yg memilihnya yaaa 😉😉😉
———————————–
Sedih?
Miris?
Yaaa …
Tapi mau gimana lagi?? …..
Lha wong jelas2 dikasih orang Jujur yg Bersih dan Cakap Kerja nya ditolak,
Malah pilih barang hasil “reject” 😆😆
Dicopot dari jabatan Menteri,
Pastilah ada “something wrong” kan??
Ehh,
Malah dipilih cuma karena alasan SeIman 🙄🙄
Yaelahhh,
Kita mau pilih Pemimpin Daerah,
Ato mau cari Imam buat sholat sih?? 😉😉😉
Alih2 bisa bantu buat dapetin tiket gratis masuk syurga,
Malah sekarang Jakarta dibuatkan wahana baru,
Berupa waterboom raksasa 😅😅
Dimana warga bisa rame2 menikmatinya dg gratis … Tis .. Tis ..
Tanpa dipungut bayaran lagi …
Opo ra enak to???😂😂😂
———————————-
Sebenarnya,
Kepemimpinan tanpa Kemanusiaan,
Atau tanpa nurani ini …
Bukan cuma terjadi di Jakarta saja,
Tapi juga banyak terjadi di beberapa sektor usaha dan industri di negeri ini,
Yg tidak menjalankan “Industrualisasi Pancasila” 😊😊
Mereka hanya bergerak dan bekerja,
Berdasarkan “profit” atau keuntungan semata,
Tapi tidak berpikir utk mensejahterakan masyarakat sekitar,
Termasuk juga menjaga ekosistem lingkungan di mana mereka berdiri.
Sebuah contoh kecil ttg perusahaan pengolahan kayu,
Yg menampung kayu2 dari para penebang kayu di hutan.
Apakah mereka peduli,
Darimana asal kayunya?
Apakah kayu itu legal ato hasil pembalakan?🌲🌲
Apakah ada upaya utk menggantikan pohon yg ditebang,
Dg menanam bibit pohon yg baru?🌱🌱
Sementara kurun waktu tumbuh utk sebatang pohon saja,
Memerlukan waktu sekitar 10-20tahun 🤔🤔
Dan itu baru satu contoh kecil,
Contoh lainnya apa masih ada?
Buanyaaaaaaakkkk 😜😜😜
————————–
Inilah gunanya Pemimpin dg Hati,
Memimpin dg Nurani 💓💓💓
Mengasah “kepekaan” terhadap apa yg dirasakan mereka yg ada di sekitar,
Atau berada di bawah kendali kita.
Bukan karena kita ingin mendapat penghormatan dari mereka,
Bukan karena kita ingin mendapat perhatian lebih dari mereka …
Tapi hanya karena kita menghargai orang lain,
Sebagaimana menghargai diri sendiri.
Karena kita berusaha utk mampu menjadi manusia,
Yg bisa “memanusiakan” manusia lainnya.
Finally,
Hanya sekedar mengingatkan,
Bahwa kita pun sebenarnya tanpa sadar juga ikut ambil bagian,
Dalam “mensukseskan” kehadiran banjir tersebut.
Sampah dan sampah di mana2,
Siapa yg jadi sumbernya??
Bukankah kita juga,
Yg sudah “memproduksinya” selama ini?? 😊😊
Dan,
Ssssstttt ….
Bisa jadi ini semacam cara Tuhan utk menyadarkan kita semua,
Agar tidak lagi mau dibodohi dg agama!! …. 😉😉
Agama itu penyempurna kehidupan,
Bukan malah jadi penyebab keruwetan 😅😅
Salam waras Indonesia 🇮🇩
https://m.detik.com/finance/infrastruktur/d-4876676/atasi-dampak-banjir-jakarta-semua-pihak-harus-turun-tangan
https://amp.kompas.com/regional/read/2020/01/21/09551631/melacak-jejak-pembalakan-liar-hutan-lindung-sendiki-yang-mulai-gundul
https://m.detik.com/news/berita/d-4747415/2-tahun-anies-pimpin-jakarta-lihat-lagi-23-janjinya-saat-kampanye