Kisah Fedrik Lie Dengan Seorang Ibu
Baru saja saya bicara dengan seorang ibu yang kesehariaannya bekerja sebagai pembantu buat bersih-bersih kantor. Datang pagi, pulangnya sore.
Karena sudah kenal lama lalu saya tanya, pilpres ini ada milih ga bu atau golput?
Lalu dia jawab saya beserta anak, menantu tidak ada istilah golput.
Lalu ku tanya lagi, pilpres ini milih siapa bu?
Saya dan keluarga besar sudah pasti Jokowi. Karena kerjanya sudah keliatan dan tidak mau milih yang gak tahu apa-apa dan tidak jelas.
Kemudian sambung dia, beberapa waktu lalu ada caleg yg kasih jibab dan mau kasih duit 100 ribu rupiah buat milih 02 dan dirinya.
Spontan dirinya beserta warga sana menolak untuk menerima duit dan jibab itu.
Lalu di tanya sama caleg tersebut, kenapa tidak mau terima?. Jawabnya, kamu itu tidak perlu suap kami buat milih 02 dan dirimu.
Kami di sini tahu siapa yang harus dipilih. Akhirnya cabut juga orang itu.
Ada lagi caleg yang minta KTP dan KK buat didata. Spontan juga ditolak warga sana.
Kisah Lana Dan Pedagang Pecel
Tadi pas lagi beli pecel sama teman, temanku iseng nanya si ibu yang jualan “Bu, pilih 01 atau 02?”
Si ibu sempat ragu mau menjawab, mungkin takut dia jawab 01 ternyata kita 02, atau sebaliknya.
Terakhir dia jawab juga dengan logat Solo-nya “Yah saya asalnya darimana coba, non…?, Saya kalo balik ke Solo itu terminalnya sudah bagus sekarang, dari siapa coba? Pilih yang sudah keliatanlah, non.. ”
Duh senengnya, setelah belakangan ini melihat pendukung 02 semakin banyak, ternyata pendukung 01 malah lebih banyak lagi. Alhasil jadilah temanku yang juga orang Solo tos-tosan sama si ibu itu ✋✋?
Demikian sekilas laporan pandangan mata.
Kisah Y. Suherman Saat Meeting
Ada yang lucu meeting saya tadi.
Ketika saya datang para petinggi itu sedang berkumpul membicarakan pilpres, Mereka Prabowo banget. Saya sempat diam duduk mendengarkan mereka bercerita bagaimana bobroknya rezim ini.
Tiba tiba saya ditanya “Pak gimana? Pilih Jokowi apa Prabowo?”
Saya jawab “Pak kalau Prabowo menang dirjen ganti loh pak, proyek kita pasti di tinjau ulang atau bahkan di batalkan”
Semua terdiam membisu beberapa saat dan pembicaraan mengenai pilpres tidak ada lagi sampai meeting selesai.
Akhir rapat, seluruh peserta rapat berdiri dan berkata “Harga kita sudah bagus jadi kita tidak boleh kalah apalagi jika sampai dirjen diganti apalagi sampai proyek raksasa ini ditender ulang”
Artinya apa? Tahu dong maksudnya.
Pesan Moralnya: Hati-hati terhadap dampak perubahan birokrasi, susunan kepemimpinan kebijakan dan lain sebagainya, yang akan mempengaruhi hidup anda baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kisah Iyus Rohani (Italia) Tentang Suaminya
Jika membayangkan mengurus berbagai dokumen resmi di Indonesia 12 tahun silam, cuti kali ini pasti membuat suami saya stress. Ini pengalaman pertama kalinya mengurus dokumen pribadi di masa pemerintahan pak Jokowi. Ternyata birokrasi di Indonesia sekarang berubah total, baik di Serang maupun Jakarta.
Cuti 2 minggu, dipergunakan untuk membuat e-KTP di Serang, mengganti KK yang lama dan membuat SKCK (surat kelakuan baik) di Mabes Polri. Di Serang datang hari rabu ke kantor Disdukcapil kota Serang, karena hari kamis libur nyepi, dokumen akhirnya selesai hari senin. Kemudian dilanjutkan ke Jakarta di Mabes Polri, membayar sesuai biaya yang diperlukan, surat kelakuan baik selesai dalam sehari.
Selebihnya suami bisa berkumpul dengan keluarga, bertemu teman-teman lama dan mengunjungi rumah lama kami di Serang. Untuk pergi kemana-mana dia pakai Gojek dan Gocar, kendaraan online yang di Italia malah belum ada.
Sempat naik komuter dari Tanah Abang ke Rangkasbitung dan disambung dengan naik kereta api menuju Merak. Sayang, suami tidak bisa mencoba MRT, karena baru akan diresmikan April mendatang dan belum sempat pesan online. Pokoknya Indonesia hebat sekarang, pemerintahan Pak Jokowi benar-benar mantul.
Sumber: IV-ers All Star