Strategi teror orang gila memang menjadi salah satu strategi yang dilakukan oleh para aktor intelektual untuk mengganggu kondisi keamanan yang selama ini terjaga di Indonesia. Strategi yang sebenarnya sudah pernah dilakukan ini, walau beda dari segi prosesnya, kini sudah mulai diantisipasi oleh pihak kepolisian.
Polri memang sudah melakukan antisipasi terkait modus serangan orang gila yang terarah kepada para ulama dan pemuka agama lainnya. Sudah ada video conference, Senin (19/2/2018), kepada masing-masing Kapolda terkait pengamanan rumah ibadah dan tokoh agama, terkhusus para ulama serta ustadz.
Beberapa Kapolda sudah mulai melakukan antisipasi dengan menjaring para orang gila di daerahnya. Walau sebenarnya kurang tepat, tetapi penjaringan orang gila tersebut harus tetap diapresiasi sebagai tindakan antisipasi dan sekaligus juga nantinya bisa menertibkan orang gila di jalanan.
Tetapi sebenarnya yang harus terus diantisipasi adalah orang yang pura-pura gila atau orang waras yang setelah tertangkap menjadi gila. Karena mereka-mereka inilah sebenarnya yang menjadi pelaku dalam aksi penyerangan terhdap para pemuka agama dan tempat ibadah. Karena apa yang dilakukan mereka ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang benar-benar gila.
Dan benar saja, kejadian berulang kembali terjadi. Kini, sasarannya adalah rumah Ketua MUI Kota Madiun, KH Dr Muhammad Sutoyo didatangi pria tak dikenal. Syukurnya kyai Sutoyo dengan sigap melakukan pelaporan kepada banser dan intel polresta. Dengan sigap Banser datang menjaga dan akhirnya orang yang diduga gila tersebut berhasil diamankan.
“Sekitar pukul 21.00 WIB saya pulang berobat ke dokter seperti ada dua orang seliweran di sekitar depan mushola rumah saya dan kayak orang gila. Takut seperti peristiwa di Lamongan saya menghubungi banser dan intel polresta,” jelas Ketua MUI Sutoyo, Rabu (21/2/2018).
“Saat banser berjaga, orang itu turun dari atas musala. Kemungkinan sebelumnya masuk tanpa saya ketahui lewat pagar, yang jarang saya kunci,” ungkap Sutoyo.
Pelaku pada akhirnya bisa diamankan dan kyai Sutoyo juga berhasil dilindungi dari tindakan anarkis teror orang gila. Hal yang sepertinya akan terus ada dan dilakukan jelang Pemilu 2019. Sasarannya jelas bukanlah pilkada serentak, melainkan utnuk menjatuhkan kredibilitas Jokowi.
Kini, semua harus terus waspada dan curigai jika tidak ada orang yang dikenal masuk dalam lingkungan pesantren, tempat ibadah, dan rumah para pemuka agama. Karena serangan ini sangat jelas adalah serangan yang terorganisir dan terukur.(*)