Lagi-lagi Pak Basuki Hadimuljono, Menteri PUPR yang harus turun tangan untuk ikut membereskan masalah bau pada Kali Item (Sentiong). Padahal sebelumnya Pak Basuki sudah terjun langsung membenahi trotoar Sudirman-Thamrin beberapa waktu yang lalu.
Munculnya bau tidak sedap di Kali Sentiong, atau yang dikenal dengan Kali Item, yang airnya berwarna hitam menjadi polemik menjelang perhelatan Asian Games 2018. Apalagi mengingat posisi kali yang berada di samping Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, itu dianggap mengganggu kenyamanan para atlet yang tinggal di sana.
Kementerian PUPR melalui Direktur Sungai dan Pantai, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Jarot Widyoko mengatakan, pihaknya akan mengatur arus air mulai dari Bendung Katulampa hingga ke Kali Sentiong dan Kali Sunter.
Sebagian air yang mengalir dari Bendung Katulampa dialihkan ke Kali Sunter menggunakan mobile pump agar tidak semuanya mengalir ke Kali Sentiong.
“Mulai dari Katulampa nanti kami bantu dengan mobile pump supaya tidak masuk ke Kali Sentiong semua, tetapi juga ke Kali Sunter,” ucap Jarot kepada Kompas.com, Senin 27 Juli 2018 di Gedung DPR, Jakarta.
Nah inilah yang saya sebut dengan solusi, bukannya menutup kali dengan waring seperti yang dilakukan oleh Anies selama ini. Walaupun ngakunya penutupan jaring tersebut dilakukan setelah konsultasi dengan para pakar, entah pakar mana yang dimaksud. Namun tindakannya justru dinilai tidak efektif untuk menutupi bau yang ada.
Hal senada disampaikan oleh Pakar limnologi LIPI Prof Gadis Sri Haryani menilai upaya pemakaian waring tersebut kurang efektif untuk menghilangkan bau.
Keterangan Prof Gadis dikuatkan oleh pendapat pakar tata kota Universitas Trisakti, Yayat Supriatna yang menilai langkah Pemprov DKI menutup permukaan Kali Item, Jakarta Utara menggunakan waring jelang Asian Games juga tak akan menyelesaikan masalah.
Tidak usah pakar, bahkan banyak masyarakat umum pun yang menilai tindakan Anies seperti menyapu debu ke bawah karpet, alias cari gampangnya saja. Sampai-sampai langkahnya tersebut mendapat sorotan media internasional seperti yang sudah pernah saya tulis di bawah ini.
Gegara Anies, Bau Busuk Kali Item “Menusuk” Hingga Ke Mancanegara
Dari sini saja sudah terlihat ketidakmampan Anies dalam menyelesaikan masalah, namun kalau soal menata kata dan membuat masalah baru, dia pintar. Sebut saja rencananya untuk membongkar JPO dengan alasan menutupi patung Selamat Datang sehingga patung tersebut tidak terlihat oleh masyarakat? Yang benar saja. Kerjaan yang mendesak dan menjadi prioritas belum selesai, malah muncul ide konyolnya untuk membongar JPO.
Kembali lagi ke soal kali item, Anies sendiri bukannya tidak tahu akar permasalahannya. Dia menyebut, masalah bau di kali ini bukan pada kerukannya. Melainkan air di kali yang datang dari berbagai sumber.
“Sebetulnya bukan pada kerukannya. Kalau kerukannya tidak terlalu masalah, tapi karena ada sumber polutan yang multiplesources. Jadi bukan single sources tapi multisources. Sekarang sudah jauh berkurang. (Sumber air kali) macam-macam, banyaknya rumah tangga dan idustri rumahan,” terang Anies Baswedan.
Lha kalau sudah tahu, kenapa tidak diselesaikan sumber masalahnya?. Contoh lah cara kerja Pak Basuki melalui Kementerian PUPR-nya yang langsung menyelesaikan permasalahan dari hulu sungai. Bukannya malah berencana menutup seluruh kali dengan jaring hitam seperti yang disebutkan Anies
(https://www.liputan6.com/news/read/3595818/jika-sukses-di-kali-sentiong-anies-berencana-tutupi-kali-lain-dengan-jaring)
Walaupun masih rencana, namun patut dipertanyakan cara berpikir gubernur yang satu ini. Apalagi saat ini dirinya saat ini, sedang diselidiki oleh Komisi Aparatur Sipil Negata (KASN), terkait pencopotan empat Walikota dan sebelas pejabat pemprov.
Sehingga banyolan demi banyolan dan kekonyolan demi kekonyolan dimunculkan terus oleh dirinya, agar isu pencopotan tersebut terlupakan oleh masyarakat? Lalu pada gilirannya KASN pun menjadi enggan meneruskan penyelidikannya lebih lanjut, karena tidak disorot oleh masyarakat lagi? Apalagi mengingat, Anies Baswedan sudah bertemu dengan Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) Sofian Effendi, 12 Juli 2018.
Semoga tidak demikian halnya. Setelah ini, mari kita saksikan kontroversi atau kekonyolan apalagi yang akan ditampilkan oleh dirinya.
Trailer Komentar Dosen ITB Terkait Waring Kali Item