Indovoices.com –Menkopolhukam Mahfud MD menegaskan, keselamatan rakyat kini menjadi hukum tertinggi di tengah pandemi COVID-19. Sehingga, ia menyebut tidak masalah jika konstitusi dilanggar demi menyelamatkan rakyat meskipun dilakukan oleh pemerintah.
“Dalil yang berlaku umum kalau di dalam ilmu konstitusi itu salus populi suprema lex keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi. Kalau kamu ingin menyelamatkan rakyat, boleh kamu melanggar konstitusi,” ujar Mahfud dalam Silaturrahim Menko Polhukam bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat di Makodam V Brawijaya, Surabaya, Rabu (17/3).
“Dalil itu ekstremnya sehingga banyak kan orang-orang melakukan tindakan-tindakan darurat, oh itu melawan hukum, tapi untuk menyelamatkan rakyat. Inilah yang sekarang dilakukan,” tambah dia.
Eks Ketua Mahkamah Konstitusi itu menyebut, pemerintah sudah menyesuaikan sejumlah kebijakan. Salah satunya menyelaraskan penanganan pandemi dengan pemulihan ekonomi.
Penyelarasan dilakukan untuk mencegah jatuhnya banyak korban akibat COVID-19. Di sisi lain, pemerintah berupaya membenahi kondisi ekonomi terpuruk akibat pandemi yang berkepanjangan.
“Menurut hukum kita, anggaran kita harus sekian, untuk ini sekian, nah sekarang ndak. Kita ingin menyelamatkan rakyat nah itu salus populi suprema lex. Pembangunan ekonominya tentu sudah dikatakan oleh presiden ada gas ada rem kan gitu kan, oke selamatkan rakyat dengan perang melawan COVID, tapi jangan terlalu cepat, kalau ekonominya terlalu mundur rakyat mati juga,” ucap Mahfud.
Mahfud menambahkan, pemerintah sudah membuat dua program berbeda yang tertuang dalam Perpres Nomor 82 Tahun 2020 yakni perang melawan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
“Pemerintah sekarang sedang bekerja keras dan fokus di dalam seluruh kegiatannya itu untuk menangani, untuk berperang melawan COVID. Pemerintah itu punya dua program Perpres Nomor 82 itu pisipen namanya, perang melawan COVID dan pemulihan ekonomi nasional, itu dibangun secara bersama,” ungkap Mahfud.
Meski akan membutuhkan waktu lama, pemulihan terhadap dua sisi itu dinilai Mahfud akan jauh lebih berkeadilan. Di satu sisi, pandemi perlahan mulai dapat ditekan. Namun sisi lain, ekonomi perlahan kini semakin membaik meski belum signifikan.
“Dorong ini, ini rem, kalau ini terlalu cepat ini tarik, ini dorong. Nah keseimbangan antara misi dan pen ini yang sekarang menjadi program pemerintah dan itu mungkin masih perlu waktu agak lama, ya kita jangan lengah, karena itu sekarang kan sudah melandai tuh COVID tuh,” kata Mahfud.
“Dari 14 ribu sekarang sudah di bawah 5 ribu kalau dirata-ratakan dalam beberapa hari terakhir ini dari sampai 14 ribu lebih. Tetapi jangan lalai, mungkin saja itu akan menyerang kita lagi secara lebih dahsyat kalau kita itu lalai,” tutupnya.