Kenyataan bahwa kepala daerah sangat berperan penting dalam usaha mensejahterakan masyarakat terbukti dan tidak bisa lagi kita pungkiri. Kinerja kepala daerah sangatlah mudah untuk kita ukur.
Hanya dengan melihat apakah daerah tersebut masih ada jalan berlumpur, apakah masih ada jembatan darurat swadaya masyarakat, apakah di daerah tersebut masih ada warga miskin yang tidak tercukupi kebutuhan hidupnya, apakah kesenjangan sosial masyarakat nya tinggi?Sesimpel itulah kita menilai kinerja kepala daerah.
Jika masih ditemukan indikator-indikator tersebut di atas, bisa dipastikan bahwa kepala daerah tidak menjalankan perannya dengan baik dalam mengadmisitrasi keadilan sosial. Maka tidak ada jalan lain, pilkada bulan juni mendatang kita harus cermat memilih pemimpin. Pilihlah calon kepala daerah yang sudah terbukti berkinerja baik dan berpengalaman membawa sebuah daerah berkembang pesat. Contoh pak Djarot yang sudah dua periode melambungkan nama kota Blitar dan tiga tahun membuat Jakarta moncer bersama Ahok…
Dan surat terbuka dari warga Simalungun Inilah salah satu alasan mengapa Sumatera Utara harus memilih pasangan Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus pada pilkada juni mendatang.
Berikut kutipan surat tersebut :
Kepada yang terhormat Bapak Presiden JOKO WIDODO..
Mohon maaf sebelumnya bila kami terlalu berani menyampaikan ini kehadapan bapak presiden…
Kami warga Desa ; Jorlang Huluan
Kecamatan ; pamatang Sidamanik
Kabupaten ; Simalungun
Sumatra utara…
Dengan ini kami memohon kehadapan bapak presiden untuk melihat, meninjau langsung jalan menuju desa kami ini, yang sangat tidak layak, sangat memprihatinkan selama puluhan tahun ini…
Mohon belas kasihan Bapak Presiden untuk bertanya kepada pemerintah setempat, mulai dari tingkat kecamatan, bupati/kabupaten,gubernur/propinsi, atas dasar apa tidak ada pembangunan sedikitpun kearah desa kami ini..
Sekali lagi kami memohon dengan hati tulus kami Kepada Bapak Presiden Joko Widodo..
Demikian,
Teriring Hormat dan Salam kami warga desa Jorlang Huluan..
bersama Bapak ; Darmadi Durianto..
kami sangat mengharapkan bantuan Bapak..
Terimakasih…
Sebuah jeritan yang begitu mendalam dari dasar hati warga Simalungun, Sumatera Utara yang tak tersentuh pembangunan selama puluhan tahun. Apa tidak sedih ketika menengok dunia yang sudah begitu gemerlap ditelevisi, tetapi mereka masih saja berkutat dengan keterbatasan akses jalan yang adalah sarana utama untuk mendongkrak perekonomian sebuah daerah.
Jangankan di Simalungun yang jaraknya sekitar empat jam perjalanan jalur darat dari kantor gubernur, lha kota Medan saja yang ada didepan mata dan dilewati gubernur setiap hari banyak sekali ditemukan jalan berlubang hancur tak karuan. Sampai akhirnya Jokowi datang dan barulah “masuk tu barang”.
Sehingga tak berlebihan rasanya jika saya menganggap Djarot dan Sihar adalah pasangan yang pas membenahi Tanah Batak lima tahun mendatang. Kapasitas dan pengalaman Djarot di imbangi dengan kedekatan emosional Sihar sebagai putra daerah merupakan kombinasi yang sangat padu.
Tetapi perjuangan ini tidaklah mudah. Karena perjuanganya adalah melawan kebodohan. Begitu sulitnya memerangi kebodohan di negeri ini. Sangat mengherankan belum apa-apa Djarot sudah diserang dengan isu SARA. Suara- suara penolakan terhadap Djarot sudah sumbang terdengar dari orang-orang yang begitu ambisius ingin menguasai Sumut. Sangat tidak elegan menurut saya menolak seseorang yang ingin merantau untuk mengabdi kepada masyarakat dengan memainkan sentimen suku dan agama, padahal undang-undang memperbolehkan…
Dan mau tak mau, inilah yang akan dihadapi Djarot beberapa bulan kedepan. Sehingga anak Medan Sihar Sitorus lah yang kita harapkan mampu untuk meredam hantaman kepada Djarot. Pendekatan-pendekatan kepada masyarakat di akar rumput sangat tergantung kepadanya…
Saatnya Sumatera Utara berbenah. Jangan ada lagi jeritan-jeritan masyarakat soal jalan rusak, soal sekolah ambruk, soal kemiskinan dan ketertinggalan. Cukup warga Simalungun dan jangan ada surat- surat jeritan lainnya kepada presiden karena Djarot akan memuntaskanya…
Sepuluh tahun tertatih-tatih berjalan pelan dan jauh tertinggal, kini saatnya Sumut ngebut menuju garis finis. Kita nantikan sihir Sihar Sitorus memenangkan Djarot
Selamat berjuang, Djarot-Sihar!!