Indovoices.com –Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat kubu Moeldoko mengaku tak khawatir kehilangan simpati masyarakat dengan menggelar konferensi pers di Sport Center Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Langkah tersebut diklaim menjadi langkah Demokrat kubu Moeldoko membuka lembaran baru.
“Yang kita lakukan sekarang ini mencuci pakaian kotor di dalam tubuh Partai Demokrat,” kata juru bicara Partai Demokrat kubu Moeldoko, Muhammad Rahmad, di lokasi, Kamis, 25 Maret 2021.
Rahmad menyebut kasus Hambalang memang menjadi bagian dari sejarah kelam Partai Demokrat. Hambalang dianggap sebagai saksi bisu sikap buruk Demokrat pimpinan Ketua Umum (Ketum) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Jadi kita bersihkan dan kita pakai lagi. Tidak kita buang. Jadi kekhwatiran perolehan suara Demokrat turun, justru tidak,” kata dia.
Rahmad mengatakan pihaknya hendak mengubah Partai Demokrat yang autokrasi dan otoriter kembali demokratis. Kemudian, menjadikan partai berlogo Mercy itu terbuka, transparan, akuntabel, dan modern.
“Yang mengaku-ngaku demokratis selama ini anti demokratis. Yang selama ini ditutup-tutupi ke masyarakat kita buka,” kata dia.
Salah satu bentuk antidemokrasi Demokrat pimpinan AHY, kata Rahmad, yakni mengubah anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) Partai Demokrat pada 2020. Perubahan itu dituding cacat hukum lantaran membuat kekuasaan tunggal di tangan SBY.
“Ini merusak tatanan demokrasi yang kita bangun sejak reformasi,” kata Rahmad.
Demokrat kubu Moeldoko bakal mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan aparat penegak hukum lain menuntaskan rasuah Hambalang. Sehingga, Partai Demokrat bisa melangkah dengan enteng.
“Sehingga, tidak ada lagi pakaian-pakaian kotor di belakang yang harus kita cuci. Dengan demikian kita optimistis Partai Demokrat makin dicintai masyarakat,” kata dia.