Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama (nama dia sekarang karena dia tidak mau lagi dipanggil AHOK), bebas dari tahanan Mako Brimob tanggal 24 Januari 2019. Ada banyak isu yang bermunculan mengeling keluarnya BTP dari penjara. Ada yang bilang, dia akan mengambil S2 di Vancouver, Canada, ada yang bilang dia akan menghadiri undangan di Luar negeri karena dia akan jadi pembicaranya, ada yang bilang dia akan fokus atas pernikahannya dengan Puput, Polwan ajudan mantan istrinya, Veronica Tan, dan mengurus surat surat, terlebih tersiar kabar, Puput sang Polwan sudah convert agama dari Islam manjadi Kristen.
Setelah keluar penjara, BTP bilang ke wartawan akan ada 3 orang penting yang akan dikunjunginya. Publik menyangka beliau akan mengunjungi Presiden Joko Widodo yang pernah menemaninya memimpin DKI Jakarta dan sekarang menjadi Presiden RI, tetapi ternyata beliau tidak menemui Pak Jokowi, yang ditemui hanyalah “sang calon istri” Puput Nastiti Devi yang langsung ditemuinya selepas dari penjara bersamaan dengan Kebaktian di rumah pak BTP, Bapak Oesman Sapta Odang (OSO) Ketua Umum Partai Hanura pada tanggal 25 Januari 2019, Ibu Merry Roeslani Hoegeng, istri Alm. Jenderal Hoegeng pada tanggal 27 Januari 2019.
Kenapa BTP tidak bertemu Jokowi? para lawan Jokowi itu akan terus-menerus membusukkan Jokowi lagi lewat BTP. Dan BTP akan dijadikan dalil untuk membusukkan Jokowi. Ahok hanyalah alasan demo yang dicari-cari. Yang penting ada alasan demo togel menjelang 17 April 2019. Tujuannya untuk membuat Jokowi terbanting. Banyak pendukung BTP yang meşihat bahwa ini tidak mungkin, karena mereka tidak pernah melihat BTP bersama Ahoker saat kebebasannya dan teriak teriak dukung Jokowi sekali lagi, mereka berpikir BTP sedang konsentrasi dengan pernikahannya dengan Puput. Well, biarkan saja seperti itu apa adanya, biarlah Pikiran para pendukung BTP bermain narasi di Otak mereka masing masing dan membangun narasi dengan versinya masing masing.
Apakah BTP tidak cinta lagi dengan pendukungnya? BTP masih sayang, bahkan BTP juga sayang dengan Haternya. BTP tidak mau Fans beratnya berkelahi dengan Hatersnya baik di dunia nyata maupun di Dunia maya. BTP sudah cukup puas dengan caci maki isu pernikahannya dengan Polwan dipergunakan pendukung setianya maupun Hatersnya, lebih baik dia jadi perisai kekesalan daripada Haters dan Fans beratnya saling bertengkar. Dia paham sekali, Fans beratnya itu cukup militan untuk dinasihati, terbukti saat BTP menasihati pendukungnya agar tidak menunggu hari kebebasannya di depan Mako Brimob karena itu masih hari kerja, dimana lalu lintas di depan Mako Brimob dan Cipinang lagi padat padatnya, dia tidak mau masyarakat lain terganggu aktivitasnya, tak perduli mereka yang akan terganggu itu dulunya mencoblos Ahok Djarot atau Anies Sandi. Di mata BTP, mereka semua sama, sama sama Rakyat yang harus dijaga walaupun BTP sekarang hanyalah mantan pemimpin Provinsi. Trus apakah BTP tidak perduli dengan Pak Jokowi? Dia perduli dan sayang, bahkan terhadap KH Amin Maruf yang dulu menjadi saksi memberatkannya, dia sudah memaafkan bahkan mendukungnya, terbukti dari surat suratnya yang dirilis di publik kapada pendukungnya agar tidak GOLPUT dan memenangkan Jokowi Amin Maruf menjadi RI1 dan RI2. Cukup suratlah yang mewakili, jangan sampai statement dari mulutnya diedit dan dipelintir, itu kenapa BTP menunjukkan 3 jari bukan 1 jari ataupun 2 jari, biarlah itu menjadi abu abu, apakah dia mendukung No 1, No 2 ataupun No 3 dimana PDIP memegang nomor urut 3.
BTP tidak mau menjadi dewa, dia tidak mau menjadi Boss Besar di mata pendukungnya. BTP ingin menjadi manusia biasa dan tidak mau dipuja puja pendukungnya. Tidak mungkin dia mengasari pendukungnya karena dia sudah berjanji tidak akan kasar ke siapa siapa, itu kenapa dia berubah lembut, biarlah pendukungnya meninggalkan dia karena reputasi buruk yang dia perbuat sendiri. Membiarkan mantan istri dan fokus ke Calon istri baru, cukup menampar pipi para pendukungnya yang mayoritas ibu ibu yang memiliki paradigma seorang suami harus setia sama istri. Paradigma yang sulit diubah, itu yang kini dipergunakan untuk menghalau pendukungnya sendiri, apakah benar? Bisa iya bisa tidak, biarlah tulisan ini juga manjadi abu abu. Dengan dia menceraikan Veronica Tan dan Fokus ke Puput, Pemujanya akan perlahan lahan meninggalkannya dan para Haters tetap melempar isu. Apakah BTP bisa tahan? Oh bisa, sekarang BTP sudah terlatih, terbukti ratusan Komentar nyinyir di IG pribadi BTP tidak ada yang dikomentari sedikitpun. Apakah BTP baca? Dia pasti baca, BTP pasti gatal ingin membalasnya, tapi sebuah Rencana besar tidak boleh digagalkan.
Tapi cinta tetaplah cinta, mau pakai narasi apapun, yang namanya Cinta tidak tergoyahkan. Maka BTP meminta pertolongan Fifi. Apakah Fifi mau? ya dia mau, cukup 1 Post, cukup menggegerkan Dunia maya. Fifi benci BTP, Fifi tidak mau anggap BTP saudara dan tidak respek lagi. Bisa jadi benar dong? Ya namanya juga zaman Hoax, fine fine saja toh. Lagian adik pura pura benci kakaknya di Medsos tidak dosa kan? tidak bermain SARA pula, jadi tidak melanggar UU ITE dong? Lagian Fifi kan tidak bermain di ranah agama. Sebagai Pengacara, dia paham sekali soal mana yang boleh mana yang tidak boleh di Media sosial.
Dengan munculnya berita Kelurahan tempat tinggal BTP belum menerima permohonan pasangan BTP dan Puput dan munculnya berita BTP akan keluar negeri untuk Liburan Panjang dan sekaligus ikut Pilpres di Luar negeri itu, mestinya Para pengamat Politik semestinya bisa meraba bahwa ini bentuk cinta sejati BTP kepada para pendukungnya, Partai Pengusung Pemerintah dan Presiden Jokowi dan Maruf Amin. Biarlah isu Partai dan paslon didukung Mantan Penista Agama akan tertutup dengan berita Nikah BTP dan Puput di luar negeri. Biarlah Hater akan terus menggorengnya.
Semoga Kepergian BTP keluar negeri, bisa memberikan pencerahan kepada pendukungnya untuk memilih terus membahas isu Penyelamatan Pernikahan BTP dengan Veronica Tan agar tidak jadi berama Puput atau secara tanpa sadar menyelamatkan Sandiaga Uno akan ambisinya untuk menjadi Penguasa yang penuh Sandiwara di Pilpres 2019 ini.
Semoga Para pendukung juga tetap ingat bahwa pengusaha Edward Soeryadjaya melalui pengacara Fransiska Kumalawati Susilo kembali melaporkan Sandiaga Uno terkait dugaan penipuan, penggelapan dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) ke Polda Metro Jaya. Berdasarkan Laporan Polisi: LP/3356/VI/PMJ/Dit.Reskrimum tertanggal 27 Juni 2018. Tercantum pada laporan polisi itu korban bernama Edward Soeryadjaya mengalami kerugian material mencapai Rp 20 miliar. Kasus berikutnya yakni dilaporkan oleh Arnol Sinaga atas tuduhan pemalsuan dan atau menempatkan keterangan palsu ke dalam akta otentik. Sandiaga Uno juga dilaporkan ke pihak kepolisian atas dugaan penipuan dan atau penggelapan dan atau penadahan dan atau Tindakan Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Tidak mungkin kita memilih dua duanya, harus ada 1 yang dikorbankan. Fokus ke BTP dan mengorbankan Pak Jokowi Maruf yang memiliki masa depan memajukan indonesia atau Fokus ke penggagalan Rencana Hoax Sandiaga Uno untuk mencegah seluruh rakyat dari Indonesia Punah karena jika sampai Hoax dan Radikalisme menang, maka lupakan Adil Makmur apalagi Indonesia Menang, karena semuanya akan hancur karena Pencipta Surahnesia dengan Radikalismenya sedang mati matian mendukung yang gemar bikin Hoax dengan jargon Indonesia Menang dan Adil Makmurnya dan akan tercapainya Indonesia Menangis.