Ternyata memang karakter tidak bisa berbohong. Dia akan menampakkan diri ketika seseorang dalam tekanan. Dan inilah yang terjadi dengan gubernur Anies. Begitu gagah dan garangnya menyatakan akan langsung memecat siapa saja yang terbukti terlibat pungli, nyatanya hanya gertakan sambal belaka…
Oknum kelurahan Gandaria Utara yang jelas-jelas terbukti melakukan pungli pada akhirnya hanya diberi sanksi tidak menerima tunjangan kerja selama satu tahun. Dah gitu aja…hmm.
Sekali lagi, seperti yang sudah pernah saya tulis, memecat bawahan itu soal mudah, tetapi sedikit yang berani. Dan sayangnya pak Anies tidak punya keberanian itu.
Berbeda dengan saya yang sudah tidak heran lagi dengan pak Anies yang tidak berani main pecat, pak wagub Sandiaga Uno malah mengaku kaget oknum ASN Kelurahan Gandaria Utara ini tidak dipecat. Emang om Sandiaga ini kalau saya perhatikan suka kagetan orangnya. Maklumlah, banyak tidak tahunya jadinya ya kaget melulu…
“Kalau di dunia usaha sih pecat, simple aja. Tapi di Aparatur Sipil Negara harus tanya dulu karena ada Undang-Undang,” ujar Sandiaga Uno
Tuh kan! mau tanya dulu, hahaha!! Wagub magang…
Baru kemarin Gubernur Anies dengan gagah berani mengancam tidak ada toleransi kepada ASN yang melakukan pungli. “Langsung saya pecat. Jangankan Lurah,” kata Anies menanggapi Prasetyo Edi yang mengaku mendapat laporan ada oknum kelurahan yang memalak warga saat mengurus sertifikat tanah. Lha kok sekarang langsung diam setelah disodorin laporan…
Dan barulah setelah ramai di media, gubernur Anies akan memanggil pihak terkait dan akan mengoreksi sanksinya.
“Saya akan koreksi sanksinya karena tindakan pungli tidak bisa ditoleransi. “Karena ini sebuah pelanggaran fatal,” ujar Anies.
Lho, kenapa tidak langsung dipecat, pak?
Cara-cara lembek seperti inilah yang akhirnya membuat mental korupsi tumbuh subur di Jakarta. Kewenangan besar seorang gubernur ternyata sangat lemah saat berhadapan dengan praktek korupsi sehingga tidak ada wibawa pemerintah disana.
Jika pak Anies masih sibuk beretorika dan oknum ini tidak segera dipecat, tunggu saja pungli-pungli berikutnya. Jangan berharap Jakarta memiliki pemerintahan yang Bersih, Transparan dan Profesional seperti dulu. PTSP menjadi tidak ada guna jika praktik pungli masih ditolerir…
Tidak menyangka yah..sistem Bersih, Transparan dan Profesional yang sudah diwariskan Ahok bisa porak poranda seperti ini. Preman kembali menguasai Jakarta, ya..Jakartaku sayang Jakartaku yang malang…
Om, ga langsung pecat Om?