
Inilah pentingnya kita memilih pemimpin yang kerjanya nyata. Ketika memiliki seorang pemimpin yang kesukaannya bekerja maka sesungguhnya kesejahteraan warganya hanya tinggal menunggu waktu. Tetapi sebaliknya, kalau pemimpin kita hanya pintar bicara dan berkata-kata, ya akhirnya warga jugalah yang akan merasakan pahitnya dibuai kata-kata…
Dan kepahitan inilah yang tengah dirasakan Jojo dan kawan-kawan, atlet-atlet peraih medali Asian Games yang berasal dari DKI Jakarta. Sempat bersorak gembira karena mendapat kabar akan ada tambahan bonus dari sang Gubernur yang dijanjikan beberapa hari lalu, eh ga taunya batal. Tambahan bonus urung diberikan dengan alasan yang tidak masuk diakal, agar atlet tidak terbuai bonus…??
Jojo, Marcus Fernaldi Gideon serta Sugianto dan kawan kawan yang berhasil menyumbangkan medali emas pada Asian Games lalu terpaksa harus mendebet ulang jumlah bonus dalam pembukuan mereka.
Masih ingat perjuangan Jojo?Ayo…ayo…pait..pait..bisa…bisa…rata kauuu….jebretttttt!!! Yesss Jojoooooooo kita lihat bung Broto dan mbak Yuni, akhirnya Jojo berhasil merebut medali emas, sebuah prestasi yang kita nantikan selama 12 tahun akhirnya…Jojo mampu….siapa kita? siapa kita?…
Begitulah gaya komentator sekaligus pembawa acara Asian Games yang ngehits di Indosiar, bung Valentino Simanjuntak mengomentari kemenangan Jojo yang membuat pahit lawan. Tidak disangka, kepahitan itulah yang sekarang dirasakan Jojo dkk akibat bonus tambahannya batal cair…
Sebelumnya gubernur Anies menjanjikan akan ada tambahan bonus : “Nanti suprise kita tambahkan, Senin besok kita finalkan,” ungkap Anies di Silang Monas, Jakarta Pusat, Minggu (9/9/2018).
Nyatanya surprisenya malah surprise pahit. Bonus batal, pak Ekooo!!
Sekali lagi membuktikan bahwa kerja nyata itu lebih penting daripada gagasan. Kalau menganggap gagasan itu lebih penting daripada kerja nyata, ya seperti inilah hasilnya, bonus atlet hanya berupa gagasan alias tidak terealisasi…
Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta Ratiyono yang menyebutkan tambahan bonus batal diusulkan. Alasan pertama adalah karena Keputusan gubernur yang mengatur tentang itu sudah ada. Kedua, Pemprov DKI ingin menjaga daya juang atlet agar tidak terlena banjir bonus.
“Justru jangan kemudian diguyur bonus yang berlebihan malah jadi enggak nyaman, yang kita dorong adalah fighting spiritnya” kata Ratiyono.
Haha…? bisa aja ngelesnya. Kalau gitu ngapain juga kemarin sok-sokan mau kasih surprise bonus? suka suka situlah bosss…
Sehingga penting bagi kita pilpres nanti tetap pilih Jokowi yang kerjanya nyata. Memberikan bonus 1,5 miliar rupiah sebelum keringat atlet mengering. Jangan lagi keliru memilih pemimpin seperti Jakarta, janji ngasih bonusnya terlambat, nggak jadi pula. Pahit!!
Selamat Pahit!