Indovoices.com-Maraknya hoaks virus coronaSARS-CoV-2 disebut merupakan imbas dari kekosongan informasi virus yang dibutuhkan oleh masyarakat. Hoaks dipercaya masyarakat karena kebutuhan informasi masyarakat tak mampu dipenuhi oleh pemerintah pusat.
“Kekosongan kebutuhan masyarakat terhadap informasi yang belum terpenuhi oleh pihak mana pun. Termasuk otoritas penanggulangan Covid-19. Maka wajar saja jika kebutuhan itu kemudian diisi oleh hoaks atau informasi yang tidak sahih,” kata Pengamat budaya dan komunikasi digital dari Universitas Indonesia, Firman Kurniawan
Pemerintah perlu menunjukkan pendekatan penanganan yang sahih. Alih-alih terlihat gagap, pemerintah diharapkan bisa menunjukkan berbagai skenario mitigasi sebagai langkah preventif semakin parahnya wabah corona di Indonesia.
Kalau perlu hingga enam bulan mendatang atau jika penderita yang positif mencapai ratusan bahkan ribuan orang, pemerintah bisa membeberkan berbagai skenario mitigasi.
Pemerintah juga perlu menunjukkan skenario-skenario apabila aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat berkurang bahkan terhenti sementara akibat penyebaran corona yang meluas.
Informasi mengenai akibat dan jalan keluar bisa dibeberkan pemerintah. Informasi ini bukan soal membangkitkan kecemasan masyarakat atau menimbulkan kepanikan. tapi justru merupakan politik bahasa, strategi komunikasi publik yang menenangkan.
“Bagaimana jika penularan terus berlanjut dan menyebar di luar area Jabodetabek, apakah tes masih harus dilakukan otoritas di Jakarta. Apakah kerumunan perlu dicegah, apakah aktivitas rutin ibadah, kantor, sekolah, perdagangan perlu dialihkan pada prasarana digital, apakah perjalanan antar wilayah perlu dikurangi,” kata Firman. (cnn)