Indovoices.com-Pemerintah mencatat ada tujuh provinsi yang mengalami defisit atau kekurangan beras akibat distribusi yang tidak merata saat panen raya. Ketujuh provinsi itu adalah Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.
“Kondisi dari panen ini pasokan cukup, namun distribusi belum merata terlihat dari provinsi-provinsi yang terjadi defisit, ini memang kurang,” kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi dalam rapat dengar pendapat virtual bersama Komisi IV di Jakarta.
Suwandi menjelaskan Kementerian Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan akan mengalokasikan stok beras nasional pada akhir Maret sebesar 3,5 juta ton untuk daerah yang mengalami defisit. Stok beras itu di antaranya tersebar di lima provinsi, yakni Sumatera Utara 122.328 ton, Sumatera Selatan sebanyak 105.195 ton, Kalimantan Timur 38.988 ton, Sulawesi Selatan 183.845 ton dan Jawa Timur 721,657 ton.
Stok beras stok di April yang tersebar nasional sebanyak 3,5 juta ton ini, menurut Suwandi, bisa memasok ke daerah-daerah merah atau yang mengalami defisit. Adapun Ditjen Tanaman Pangan mencatat neraca beras nasional hingga bulan Juni mengalami surplus sebesar 6,4 juta ton.
Surplus tersebut dengan memperhitungkan stok tersedia pada akhir Maret sebesar 3,45 juta ton, produksi dari panen Mei-April-Juni sebesar 10,56 juta ton, serta kebutuhan konsumsi beras nasional 7,61 juta ton (kebutuhan beras rata-rata 2,5 juta ton per bulan).
Adapun data luas panen yang bersumber dari Kerangka Sampling Area oleh Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat ada 18 provinsi sentra padi yang menghasilkan panen seluas 3,8 juta hektare. Rinciannya, yakni panen pada April seluas 1,73 juta hektare, Mei seluas 1,38 juta hektare, dan Juni 700 ribu hektare.(msn)