Indovoices.com– Upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan di beberapa wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan terus dilakukan. Manggala Agni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama Satuan Tugas telah berhasil melakukan pemadaman kebakaran lahan.
“Berdasarkan pemantauan satelit NOAA, jumlah hotspot sejak tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Juli 2019 sebanyak 975 titik, dan jika dibandingkan dengan pemantauan pada periode yang sama tahun 2018 jumlah hotspot sebanyak 1.077 titik (berarti terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 102 titik). Sedangkan berdasarkan pemantauan Satelit Terra/Aqua (NASA) dengan tingkat konfidensial lebih dari 80%, jumlah hotspot sebanyak 2.073 titik, dan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 jumlah hotspot sebanyak 1.338 titik (berarti terdapat kenaikan jumlah hospot sebanyak 735 titik,” ujar Raffles B. Panjaitan, Plt Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Raffles Panjaitan juga menyampaikan bahwa di Provinsi Sumatera Utara, Manggala Agni Daerah Operasi (Daops) Sibolangit telah memadamkan kebakaran lahan berupa tegakan pinus, ilalang, semak belukar di Kecamatan Silahi Sabungan, Kabupaten Dairi, Sumatra Utara. Sedangkan Manggala Agni Daops Labuhanbatu memadamkan kebakaran lahan di Kecamatan Kuala Hulu Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan vegetasi yang terbakar kebuh sawit, semak belukar.
Sementara itu, untuk wilayah Riau, tim Manggala Agni Daops Kota Pekanbaru, Rengat, Siak dan Daops Dumai telah memadamkan kebakaran lahan berupa semak belukar di Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis, kebakaran di Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak dengan jenis tanah bergambut dengan status lahan yang dimiliki masyarakat.
Kemudian di Provinsi Jambi, Manggala Agni juga berhasil memadamkan kebakaran lahan, yaitu Manggala Agni Daops Kota jambi, Daops Sarolangun, Daops Muara Bulian, Daops Bukit Tempurung, dan Daops Muara Tebo. Petugas selain melakukan patrol rutin juga telah memadamkan kebakaran lahan berupa tanaman karet, tanaman sawit, tegakan muda dan semak belukar di Kecamatan Bathin VIII dan Kecamatan Pauh di Kabupaten Sarolangun, di seluruh lahan milik masyarakat.
Selanjutnya di Provinsi Kalimantan Tengah, Daops Palangkaraya, Daops Kapuas, Daops Muara Teweh, Daops Pangkalan Bun dan Taman Nasional Sebangau, juga terus melakukan patrol harian/rutin, dan Satgas Polres Kota Waringin Timur telah memadamkan kebakaran lahan di Jalan Lembur Kuring, Kabupaten Kotawaringin Timur.
Patroli Harian
Hingga saat ini, Manggala Agni di Provinsi Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara Manggala Agni KLHK dalam posisi terus melakukan Patroli Harian/rutin dalam kondisi normal untuk mengetatkan antisipasi kebakaran lahan.
“Kami telah menginstruksikan kepada seluruh Manggara Agni Daerah Operasi di Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) seluruh Indonesia untuk siaga, walaupun berdasarkan analisis dan prediksi Enso Pemutakhiran Das II Juli 2019, diperkirakan bahwa bulan Juli sampai bulan November 2019 adalah netral,” ujar Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK,” di Jakarta, Rabu (31/07/2019).
Satu hal, kerja sama Tim Gabungan Manggala Agni (MA), Masyarakat Peduli Api (MPA), TNI, Polri, BPBD, Pemda setempat, pemegang izin dan masyarakat setempat terus ditingkatkan untuk pengendalian karhutla mulai dari pencegahan dan pemadaman.
“Luas kebakaran hutan dan lahan berdasarkan citra landsat sampai dengan tanggal 31 Juli 2019 (Data Bulan Januari s/d Mei 2019) adalah seluas 42.740 hektare, dengan rincian berdasarkan terluas yaitu Provinsi Riau seluas 27.683 hektare, Kalimantan Timur seluas 5.153 hektare, Kepulauan Riau seluas 4.970 hektare dan Kalimantan Barat seluas 2.274 hektare. Dari luasan yang terbakar tersebut 15.202 hektare merupakan tanah mineral dan 27.538 hektare lahan gambut,” imbuh Rafles Panjaitan.
Berdasarkan citra satelit LAPAN terdeteksi asap akibat kebakaran hutan/lahan di wilayah Kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur (Jambi), Kabupaten Tapin, Hulusungai Selatan (Kalsel), Kabupaten Pelalawan, Kampar (Riau) dan Kabupaten Sanggau (Kalbar). Sedangkan berdasarkan data dari Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Kementerian LHK, pada tanggal 31 Juli 2019 jam 15.00 WIB di sejumlah Provinsi Rawan Karhutla yang bersumber dari http://iku.menlhk.go.id dalam kategori baik hingga tidak sehat, dengan nilai PM10 (24,00–105,00 g/m³).
Rekapitulasi helikopter dan pesawat tahun 2019 yang terlibat dalam kegiatan patroli maupun pemadaman kebakaran hutan dan lahan sampai saat laporan ini dibuat (tanggal 31 Juli 2019) sejumlah 35 unit, dan pemadaman udara berupa kegiatan water boombing pada tahun 2019 yang telah dilakukan hingga laporan ini dibuat tanggal 30 Juli 2019 sebanyak 18.269 kali WB dengan air yang dijatuhkan sebanyak 68.452.400 liter air.
Terkait dengan status kedaruratan, sampai saat laporan ini dibuat (tanggal 31 Juli 2019), enam provinsi yang telah menetapkan Status Kedaruratan Bencana Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan, yaitu Provinsi Riau tanggal 19 Februari–31 Oktober 2019; Provinsi Kalimantan Barat tanggal 12 Februar–31 Desember 2019; Provinsi Sumatra Selatan tanggal 8 Maret–31 Oktober 2019; Provinsi Kalimantan Tengah tanggal 28 Me–26 Agustus 2019; Provinsi Kalimantan Selatan tanggal 1 Juni–31 Oktober 2019; dan Provinsi Jambi tanggal 23 Juli–20 Oktober 2019. (jpp)