Perhatian Untuk Para Pembaca Budiman
Sebelum membaca artikel ini, wajib samakan persepsi terlebih dulu. Persepsi tentang apa? Kata “lengser!” Pertama, kata “lengser” bisa berarti, entah apapun sebabnya, Anies berhenti alias meletakkan jabatannya di tengah jalan alias sebelum habis masa jabatannya sebagai Gabener, eh maaf, maksudnya Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2022. Kedua, “lengser” di sini juga bisa bermakna karena masa jabatannya sudah berakhir di tahun 2022 dan tidak terpilih lagi menjadi Gabener, eh maaf, maksudnya Gubernur DKI Jakarta.
Jadi mau “lengser” karena apapun sebabnya, menarik untuk memprediksi “LEGACY” apa yang bakal Anies sang Gabener, eh maaf, maksudnya Gubernur DKI Jakarta, tinggalkan, baik untuk warga DKI Jakarta secara khusus, maupun masyarakat Indonesia umumnya.
Catatan ± 100 Hari Kerja Anies
Dalam kurun waktu ± 100 hari menjabat, ada begitu banyak catatan terkait kinerja Anies selaku Gabener, eh maaf, maksudnya Gubernur DKI Jakarta. Catatan-catatan inilah yang akan digunakan sebagai “variabel” penentu untuk memprediksi “LEGACY” apa yang bakal Anies tinggalkan kelak tatkala “lengser.”
Hanya saja, sebelum memprediksi hal tersebut di atas, wajib mencermati catatan-catan berikut. Namun sebelumnya, patut mencermati buah karya AniesBerhubung namanya PREDIKSI, berikut kira-kira “LEGACY” yang Anies bakal tinggalkan pasca “lengser,” yaitu:
Kamus Besar Bahasa Indonesia ala Anies
Ternyata oh ternyata, Anies selain ahli di bidang politik (sesuai dengan Ph.D nya), juga ahli bahasa Indonesia. Itu sebabnya, patut menduga, selama “ngelmu” di Amrik sana dulu, Anies tampaknya berhasil merampungkan sebuah kamus bahasa Indonesia versi sendiri. Konon nama kamus tersebut adalah“Kamus Besar Bahasa Indonesia ala Anies” a.k.a KBBIaA. Hebatnya, untuk mengerti setiap makna kata yang ada di KBBIaA, wajib makan micin sampai over dosis. Sambil minumnya tentu fifis onta, bukan Teh Botol Sosro. Wajar kalau terdeteksi pemuja KBBIaA adalah kelompok JKT58. Bagaimana dengan yang tidak sudi makan micin sampai over dosis dan minum fifis onta? Yahhh, mau tidak mau, suka tidak suka, harus mengeluarkan enerji ribuan kalori dulu, baru bisa mengerti setiap kata yang ada di KBBIaA.
Berikut contoh kata-kata SANGAT penting yang terdapat di Kamus Besar Bahasa Indonesia ala Anies a.k.a KBBIaA. Cukup 2 (dua) saja ya:
Geser ===> Menggeser
Menurut Anies, tentu berdasarkan KBBIaA, kata GESER (kt.benda) kalau mendapat imbuhan –me— akan menjadi kata kerja yaitu MENGGESER.
Dengan mengacu pada KBBIaA, Anies memahami bahwa substansi makna GESER sangat berbanding terbalik dengan kata GUSUR. Wajar dong kalau saat kampanye yang lalu, Anies berteriak dengan lantang tidak akan MENGGUSUR warga yang tinggal di bantaran sungai. Maklum, kata GUSUR (kt.benda) yang kata kerjanya MENGGUSUR tidak ada di KBBIaA. Sebab yang ada di KBBIaA hanya kata GESER =è MENGGESER.
Tidak aneh, pasca menjadi Gabener, eh maaf, maksudnya Gubernur DKI Jakarta. Terlebih ketika hujan gede beberapa waktu lalu menghadirkan kolam renang gratis di beberapa titik di Kota Jakarta. Anies pun dengan lantang berkata akan MENGGESER, bla bla bla, warga yang tinggal di bantaran sungai toh. Tolong para cebongersss catat, bukan MENGGUSUR ya.
Catatan Untuk Pembaca:
Monggo silahkan tambahkan lagi kata-kata yang mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia ala Anies a.k.a KBBIaA di kolom komen. Siapa yang paling banyak menemukan, akan dapat hadiah menarik.
Pihak ===> Berpihak
Anies memang relatif cukup konsisten dengan komitmen. Saat kampanye, Anies selalu meneriakkan KEBERIPIHAKAN terhadap warga DKI Jakarta kelas menengah ke bawah. Pasca menang Pilkada DKI Jakarta, dengan sigap Anies menutup Jl. Jatibaru Raya. Untuk apa? Memberi tempat para Pedagang Kaki Lima a.k.a PKL. Hebat bukan konsistensi Anies Gabener, eh maaf, maksudnya Gubernur DKI Jakarta, atas komitmennya?
Upsss, maaf, tunggu dulu. Bagaimana dengan supir angkot yang trayeknya harus melewati Jl. Jatibaru Raya? Selidik punya selidik, terjawab kenapa Anies dalam BERPIHAK hanya pada kelompok PKL. Ternyata, oh ternyata, di KBBIaA, supir angkot berarti “orang berada.”
Kok bisa? Ya, bisalah. Sebab dalam penjelasan di KBBIaA, supir angkot adalah orang yang termasuk dalam kategori punya mobil. Jadi, lagi-lagi menurut KBBIaA, yang punya mobil adalah “orang berada” alias “orang kaya.” Itu sebabnya, walau didemo oleh para supir angkot. Anies dengan bangga tetap mengaku diri sebagai pemimpin yang BERPIHAK pada warga DKI Jakarta yang berlatar menengah ke bawah.
Lagi-lagi, hanya yang doyan banget makan micin sampai over dosis dan tentu minumnya hanya fifis onta yang bisa mengerti makna kata ini. Cebongersss? Sampai kiamat pun, tidak bakal mengerti. Paham kalian para cebongersss?
Catatan Untuk Pembaca:
Monggo silahkan tambahkan lagi kata-kata yang mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia ala Anies a.k.a KBBIaA di kolom komen. Siapa yang paling banyak menemukan, akan dapat hadiah menarik.
Sistem Nilai & Moral ala Anies
Lagi-lagi patut menduga, selama studi di Amrik sono dulu. Konon Anies sangat memperdalam ilmu yang terkait dengan Sistem Nilai dan Moral. Sangking “jenius” nya, sepulangnya ke Indonesia. Pasca lengser dari jabatan menteri. Lalu maju di Pilkada DKI Jakarta periode 2017-2022. Anies mendialektikkan Sistem Nilai dan Moral yang bersifat universal menjadi sangat eksklusif. Hasilnya? Hanya Anies bersama kelompoknya, dan tentu tidak ketinggalan JKT 58 yang doyan makan micin sampai over dosis + minum fifis onta yang menjadi penganut Sistem Nilai & Moral ala Anies. Para cebongersss? Hmmm, pastinya tidak bakal mengerti. Salah sendiri! Sok tau sih, gak mau makan micin sampai over dosis dan minum fifis onta. Paham kalian para cebongersss? Berikut contoh (cukup 1 saja) Sistem Nilai dan Moral ala Anies yang Anies dialektikkan saat masa kampanye dan pasca menang Pilkada DKI Jakarta periode 2017-2022.
Rumah DP 0%
Hal apa yanG paling membuat warga JKT 58 memuja Anies? Salah satu yang signifikan adalah iming-iming Rumah Tanpa DePe a.k.a Rumah DP 0%. Realitasnya? Tepatnya saat sudah menjabat menjadi Gabener, eh maaf, maksudnya Gubernur DKI Jakarta? Hehehe, ternyata tidak semudah menenun kata-kata a.k.a ngebual ya? Sampai saat ini, masalah legalitas proyek rumah susun di Pondok Kelapa masih gelap. Rumah tapak di Rorotan? Apalagi, bahkan gelapnya sangat pekat. Inilah Sistem Nilai dan Moral yang Anies usung selama dirinya menjabat Gabener, eh maaf, maksudnya Gubernur DKI Jakarta.
Catatan Untuk Pembaca:
Monggo silahkan tambahkan lagi contoh terkait Sistem Nilai & Moral ala Anies di kolom komen. Siapa yang paling banyak menemukan, akan dapat hadiah menarik.
Prediksi “Legacy” Anies Pasca Lengser
Berdasarkan uraian di atas, maka kini saatnya untuk memprediksi “LEGACY” apa yang bakal Anies tinggalkan kelak. Apa sajakah itu? Pada kesempatan kali ini, cukup 3 saja ya, yaitu:
- Segala Cara Halal, Yang Penting Menang: Sadar atau tidak, Anies sudah mewariskan ke generasi penerus bangsa bahwa MENGHALALKAN SEGALA CARA untuk menang hukumnya BUKAN HARAM. Dengan kata lain, untuk menang dalam hal apapun, termasuk menang utnuk menjadi seorang pemimpin, BOLEH bahkan WAJIB MENGHALALKAN SEGALA CARA.
- Jilat Ludah: Sadar atau tidak, Anies juga mewariskan ke generasi penerus bangsa bahwa MENJILAT LUDAH oleh seorang pemimpin, lagi-lagi hukumnya WAJAR a.k.a NORMAL dan tidak BERTENTANGAN dengan HATI NURANI. Dengan kata lain, seorang PEMIMPIN sah-sah saja MENJILAT LUDAH;
- Last But Not Least: Kalau demikian adanya, maka prediksi “LEGACY” Anies pasca “lengser” nantinya yang paling menarik adalah BUDAYA KKN akan semakin sulit diberantas dari muka bumi NKRI tercinta.
Catatan Untuk Pembaca:
Monggo silahkan tambahkan lagi prediksi “legacy” yang bakal Anies tinggal pasca “lengser.” Siapa yang paling banyak menemukan, akan dapat hadiah menarik.