
Setidaknya dua kali PSI dilaporkan ke BK DPRD. Eh yang sudah, baru sekali, yang satunya lagi baru akan.
Yang sudah itu adalah tentang William Aditya Sarana yang dilaporkan ke Badan Kehormatan DKI Jakarta soal pengungkapan kejanggalan RAPBD DKI 2020.
William dituding tidak proporsional karena membuka anggaran yang bukan pembahasan di Komisi William berada.
Pun sudah dijatuhkan sanksi, berupa teguran tertulis.
Sementara yang satunya lagi baru akan. Nah yang akan ini, melibatkan nama Anthony Winza Probowo, juga kader PSI.
Anthony rencananya akan dilaporkan oleh Komisi C DPRD DKI Jakarta ke Badan Kehormatan (BK) DPRD DKI Jakarta.
Alasan pelaporan tersebut adalah, Anthony dituding menyebarkan berita bohong ke media soal anggaran pengadaan satu set komputer sebesar Rp 128,9 miliar.
S Andyka yang anggota Komisi C Fraksi Partai Gerindra pun menyebut tindakan yang dilakukan oleh Anthony tersebut merupakan upaya untuk cari panggung.
“Jadi menurut saya kalau dibilang cari panggung ya cari panggung lah, kebohongan publik ya mungkin melakukan kebohongan publik karena tidak paham, kita ini bersama lho, berangkat dari institusi dan lembaga yang sama,” ujar Andyka.
Tidak cukup sampai di situ, Andyka juga akan meminta pimpinan DPRD DKI untuk mengevaluasi Anthony.
“Jadi langkah-langkah positif kita akan laporkan ke BK, langkah administratif adalah kita akan meminta pada pimpinan partai agar dapat mengevaluasi keberadaan adik kami Anthony di Komisi C,” paparnya.
Sebelas dua belas dengan Andyka, rekan komplotannya yang satu komisi beda fraksi, Cinta Mega yang dari fraksi PDIP juga ikut menyatakan hal yang sama.
Dari Cinta Mega inilah tudingan Anthony membocorkan materi rapat kepada wartawan di luar forum rapat, bermula.
Padahal sejatinya Anthony hanya mengomentari anggaran tersebut dan tidak menyebarkan secara khusus ke media.
“Rapat tidak dinyatakan tertutup, berarti terbuka, dan statement itu saya utarakan di dalam rapat. Saya enggak pernah share rilis (materi rapat) apa pun ke media,” ucap Anthony.
“Saya melihat di BPRD itu ada anggaran yang lumayan fantastis, itu untuk pembelian komputer kapabilitas data analitik, satu unit itu Rp 60 miliar, plus ada tambahan lagi sembilan unit apa saya lihat, itu sekitar Rp 60 miliar juga. Jadi total Rp 120 miliar,” imbuhnya.
Alasan Anthony menanyakan hal tersebut adalah karena dirinya ingin mengetahui soal manfaat dan tujuan dari pembelian satu set komputer tersebut.
Jadi bila Cinta Mega beralasan bahwa pembahasan belum selesai, informasi soal materi rapat jangan keluar dulu karena takut membentuk opini yang tidak baik. Maka saya bilang itu alasan yang mengada-ada.
Apa iya sesederhana itu, kenapa tidak menyatakan rapat tertutup saja? Usir semua wartawan keluar dari ruangan sebelum rapat dimulai. Mudah kan? Kenapa tidak dilakukan?
Baik Cinta Mega dan S Andyka adalah anggota periode 2014-2019. Artinya dari tahun 2017 hingga 2019 semasa kepemimpinan Anies mereka sudah ada di DPRD. Dan selama itu mereka tidak berani bersuara mengkritik APBD Pemprov DKI. Padahal bila APBD 2018 dan 2019 dibongkar, bisa jadi banyak anggaran fantastis yang nilainya tidak kalah dengan RAPBD 2020.
Mungkinkah kehadiran PSI di DPRD mengusik kedamaian yang sudah tercipta selama dua menjelang tiga tahun ini? Antara para pejabat dengan DPRD? Tentu akan lebih nyaman bila semua tenang dan diam-diam saja. Hidup saling berbagi daripada berbeda pendapat.
Sementara bagi PSI sendiri? Perjuangan kalian untuk mengawal uang warga DKI, tidaklah mudah. Walau warga DKI belum bersuara, namun mereka pasti melihat.
Justru dari upaya-upaya yang menghambat dan menjegal PSI. Akan memisahkan antara wakil rakyat sesungguhnya dengan mafia yang berkedok wakil rakyat.
Rasa manis dari hasil kerja para anggota legislatif PSI mungkin tidak akan terlihat sekarang, tapi akan berbuah lima tahun mendatang.