Dan akhirnya apa yang sudah diduga banyak orang menjadi kenyataan, proyek reklamasi pantai utara Jakarta “Jalan terus”. Janji gubernur Anies akan menghentikan reklamasi pun dinyatakan batal dengan ditekennya Pergub baru. Kini janji tinggal janji bulan madu hanya mimpi…
Lebaran kali ini nelayan pantai utara Jakarta dipastikan mendapatkan THR dari gubernur Anies. Bukan THR Tunjangan Hari Raya, tetapi THR, Tidak Hentikan Reklamasi. Miris!
Ini bukan saja menjadi THR lebaran terpahit tetapi juga tergetir bagi nelayan teluk Jakarta yang sudah terlanjur berharap banyak kepada gubernur Anies. Betapapun janji itu sebenarnya sulit dipenuhi, nelayan jelaslah tidak mau tahu, yang mereka tahu hanyalah ada seorang gubernur yang berjanji akan stop reklamasi demi keberpihakan kepada nelayan. Ternyata semua itu hanyalah bualan palsu. Sudah bualan, palsu pula..kan parah!
Bukannya segera membongkar bangunan reklamasi, pak Anies malah melakukan akting bak artis sinetron. Lha apa tidak akting kalau hanya menyegel bangunan yang telah tersegel, menghentikan yang sudah terhenti dan melanjutkan apa yang sedang berjalan.
Kepastian berlanjutnya reklamasi teluk Jakarta ini dikonfirmasi oleh Koalisi Selamatkan Teluk Jakarta. Mereka mengecam tindakan gubernur Anies yang menandatangani Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 58 Tahun 2018 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Koordinasi Pengelolaan Reklamasi Pantai Utara Jakarta.
Ini benar-benar lucu, ibarat pak RT yang berjanji akan menghentikan kegiatan lomba 17 agustus, tetapi malah membentuk kepanitiaan perlombaan. Lha kan sama aja bohong..lomba agustusan tetap ada.
Menghentikan proyek reklamasi ini memang menjadi salah satu jualannya Anies-Sandi di pilkada lalu. Anies ngotot ingin menghentikan pembangunan pulau di teluk jakarta meski sejumlah pihak meragukannya. Bukan apa-apa, dasar hukum proyek ini sudah ada sejak 1990 lewat Perpres era pak Harto, kok tiba-tiba ada “siswa baru” ingin membatalkannya.
Jujur saja saya sudah curiga sejak awal. Saat itu beberapa hari setelah dilantik gubernur Anies yang awalnya keukeh ingin membatalkan reklamasi kemudian melunak setelah ketemu pak JK. Anies mengatakan kepada media bahwa reklamasi bukanlah persoalan utama Jakarta yang perlu diprioritaskan.
Sehingga ketika sudah berjalan sembilan bulan kok belum ada tanda-tanda reklamasi dihentikan, naluri kecurigaan saya mengatakan proyek ini tidak akan dihentikan. Dan ternyata benar…
Kalau ternyata proyek ini akan dilanjutkan mengapa tidak sejak awal saja diteken pergub ini agar tim BKP bisa segera bergerak cepat mengoordinasikan perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan Reklamasi Pantura Jakarta, termasuk pengelolaan hasil Reklamasi Pantura Jakarta dan penataan kembali kawasan daratan pantai utara Jakarta.
Betapa lambannya gubernur Anies bekerja dan mengambil keputusan padahal sudah memiliki 73 personil tim percepatan untuk pembangunan. Bak usia kandungan, butuh 9 bulan untuk memastikan reklamasi dilanjutkan…
Beginilah kalau membohongi warga demi pilkada, akhirnya kelimpungan sendiri menepatinya.
Bagaimanapun juga keputusan sudah diteken. Kita musti hargai apa yang sudah menjadi keputusan gubernur Anies. Dikritik juga percuma wong barangnya udah jadi, ya dimanfaatkan saja.
Barangkali rakyat kecil seperti saya ini nantinya bisa ikut menikmati pulau reklamasi tersebut. Dikasih tenda untuk buka lapak jualan disana misalnya…
Om, THR Om!