Kita masih ada pada serial 227 karya Ahok yang mencengangkan. Serial yang membahas 227 karya gubernur Ahok dalam mengubah Jakarta. Belakangan gubernur Anies yang baru tiga bulan menjabat juga sudah mampu “mengubah” Jakarta. Tetapi saya rasa masyarakat sudah bisa menilai, perubahan seperti apa Ahok lakukan dan “perubahan” apa pula yang Anies lakukan.
Jika Ahok membawa Jakarta menuju kota yang modern, gubernur Anies malah sebaliknya. Terjerat janji kampanye dan kontrak politik, beberapa kebijakan Anies mengorbankan pembangunan Jakarta menuju kota megapolitan besutan Ahok untuk kembali mundur kebelakang…
Dunia sedang berubah. Jika kita tidak berubah, kita akan jauh tertinggal tergilas jaman. -Joko Widodo-
Sekarang kita bahas salah satu warisan Ahok yang layak untuk kita kenang : Penataan PKL Monas.
Berpuluh-puluh tahun lamanya tak ada yang peduli dengan kacaunya pedagang dikawasan Monas, ikon kebanggaan ibukota Jakarta ini. Sudah tidak kurang fakta bahwa pedagang kaki lima disana sangat-sangat mengganggu kenyamanan wisatawan yang berkunjung.
Dulu kita tidak pernah tahu dimana sebenarnya pintu masuk Monas. Di setiap sudut pagar yang terdapat pedagang Bakso, Mie ayam, Ketoprak dan Soto, disitulah anda bisa masuk ke taman Monas. Lho kok bisa, bukankah ada pagar besi? Ya..memang diberi pagar besi, tetapi besinya dipatahkan sehingga muat untuk orang dewasa keluar masuk kawasan Monas. Luar biasa..kreatif yang kebablasan…
Tidak hanya mangkal diluar dan pintu masuk Monas, pedagang juga tersebar di dalam kawasan taman Monas. Jumlah pedagang juga tidak bisa dihitung karena saking banyaknya. Mungkin sama dengan jumlah pengunjung…
Atau mungkin ada juga orang yang niatnya ingin berkunjung ke Monas, namun kemudian melihat ada peluang usaha di sana, lalu merangkap jabatan sebagai pedagang juga…
Ya sah-sah saja kan! Lha wong pejabat saja banyak yang merangkap jabatan sebagai pedagang kok. Pedagang kebijakan dan pedagang tender proyek…he..he
Jika pedagang yang mangkal dipintu masuk untuk mencegat pengunjung agar makan sebelum atau sesudah berwisata, maka pedagang yang berada di dalam Monas bergerilya mencari pengunjung yang kelaparan dan kehausan. Mereka berkeliling menawarkan makanan dan minuman.
Anda duduk lima menit saja dibawah pohon rindang di Monas, akan ada sepuluh pedagang berbeda silih berganti menghampiri Anda. Dan karena saking banyaknya pedagang, banyak pembeli, sudah bisa ditebak, akibatnya sampah berserakan dimana-mana. Kumuh!!!
Makanan yang mereka jual pun tidak bisa dijamin rasa apalagi kebersihannya. Bahkan pernah terungkap bahwa penjual minuman dingin disana ternyata mengambil bahan baku air dari saluran air got yang ada di stasiun Gambir…Mendengar saja kita jijik,apalagi mengkonsumsinya…huekkk!!!
Pemandangan seperti ini terjadi berpuluh-puluh tahun di kawasan Monas, Jakarta. Pemprov DKI bukannya tanpa upaya untuk menertibkan, tetapi karena tidak ada keseriusan dan tidak konsisten, satpol PP justru lebih sering menyerah kepada para pedagang kaki lima ketimbang menertibkannya. Selain kalah jumlah personel, gubernur pun juga tidak tegas, akhirnya PKL semakin liar dan membudaya…
Mungkin kalau pihak UNESCO melihat PKL Monas ini, bisa jadi saat ini PKL malah diakui sebagai warisan budaya Indonesia khususnya Jakarta…saking lamanya bertahun-tahun membudaya…
Sampai akhirnya ada pemimpin tegas yang berani mengambil resiko kehilangan jabatannya untuk menertibkan para PKL Monas yaitu Ahok.
Pedagang kaki lima dengan tindakan tegas ditertibkan. Sekarang mereka diberikan tempat yang layak, dibantu permodalan, memakai pakaian seragam, makanan dan minumannya higienis, rasanya mantap karena sudah lulus food testing oleh chef Marinka dan kawan-kawan. Dan harganya pun juga sudah ditetapkan. Sehingga tidak ada istilah pedagang “nuthuk rego” (baca: memukul harga) para wisatawan.
Hasil Ahok menata PKL silahkan baca tulisan saya disini :
https://www.Indovoices.com/umum/serial-227-karya-ahok-yang-mencengangkan-1-lenggang-jakarta-monas/
Dan kita lihat hasilnya sekarang, pedagang sudah mulai sadar. Mereka sudah tak bisa lagi seenaknya berjualan. Perhatikanlah sekarang yang namanya relokasi ataupun menggusur lapak jualan nyaris tidak ada lagi perlawanan. Mereka sadar telah melanggar aturan…Ahok dengan ketegasannya mampu mendidik PKL, dan kini gubernur Anies memetik hasilnya.
Sekali lagi, terimakasih pak Ahok atas keberanianmu. Bapak sudah berhasil mendidik pedagang dan meletakkan pondasi Jakarta kota modern. Meskipun untuk itu, bapak harus mengorbankan diri dan keluarga…
Selamat menikmati warisan Ahok!!