KH Mustofa Bisri atau biasa disapa Gus Mus didaulat untuk menerima penghargaan Pejuang Hak Asasi Manusia tahun 2017 dari Yayasan Yap Thiam Hien. Gus Mus dinilai merupakan pejuang HAM melalui konsistensinya berbicara mengenai kemanusiaan dan memanusiakan melalui pernyataan dan juga puisinya.
Dalam acara penganugerahan tersebut, Gus Mus kembali menegaskan mengenai perjuangannya yang didasari oleh sikap Tuhan dan para nabi yang memuliakan manusia. Dan itulah yang terus diupayakannya dalam pergerakan yang dilakukan Gus Mus melalui pernyataan dan puisi-puisinya.
“Para Nabi adalah manusia yang memuliakan manusia dan memperlakukan manusia sebagai manusia. Bahkan Allah Sang Pencipta alam semesta juga sejak awal memuliakan manusia.” Kata Gus Mus dalam sambutannya.
Menurut Ketua Yayasan Yap Thiam Hien Award, Todung Mulya Lubis, terpilihnya Gus Mus sendiri tidak terlepas dari apa yang saat ini berkembang dalam politik kekinian. Kondisi di mana agama kerap dijadikan alat politik untuk meraih kekuasaan. Dan pada akhirnya menjadikan Gus Mus adalah kyai atau ulama pertama yang menerima penghargaan ini.
Semoga dengan terpilihnya Gus Mus, para ulama dan kyai bisa terus terinspirasi memuliakan manusia. Jangan sampai seorang ulama dan kyai yang harusnya jadi panutan, malah merendahkan sesama dan mengumbar ujaran kebencian.
Dan ini juga kiranya akan menjadi sebuah pemantik gerakan memuliakan manusia jelang Pilkada serentak 2018. Saatnya berpolitik dengan kemuliaan dan tanpa perlu saling merendahkan gara-gara suku, agama, dan ras.
Salam Pejuang HAM.