Jujur saja pemasangan pohon boongan di trotoar Jakarta ini adalah pemikiran paling koplak yang pernah ada dari gubernur Anies. Dari sekian kebijakan “membohongi warga demi Pilkada” inilah yang kebohongannya mutlak dan tidak bisa disangkal lagi. Kalau yang lain ada kebijakan yang setengah bohong, ada yang sedikit bohong maka yang ini Absolutly bohong, asli pohon bohong.
Sangat miris memang, ratusan pohon hijau yang sudah bertahun-tahun bikin teduh dan melindungi warga Jakarta dari terik sinar matahari dicabut paksa dari trotoar jalan thamrin-Sudirman dan ditukar dengan pohon palsu.
Namanya juga pohon palsu, sudah jelaslah tidak menghasilkan oksigen disiang hari, tidak juga rindang apalagi teduh. Boro-boro enak dipandang, pohon-pohon palsu malah bikin trotoar sempit sehingga mengganggu kenyamanan para pejalan kaki.
Saya malah ingat awal-awal saat Anies launching desain trotoar Thamrin- Sudirman yang baru menggantikan desain trotoar Ahok. Saat itu gubernur Anies mengatakan trotoar desain Ahok enak dimata tetapi tidak enak dihati karena tidak ada jalur khusus sepeda motor. Eh..sekarang dia sendiri yang kena cacian akibat menanam pohon palsu yang statusnya “ga enak dimata pun ga enak di hati”. Kena karma…
Entah sadar ataukah tidak, tetapi yang pasti satu persatu serangan Anies kepada Ahok kini mulai berbalik menyerang dirinya sendiri, Gusti ora sare!
Dan kali ini warga jakarta sepertinya sadar mereka dibohongi. Pohon boongan viral dan ramai-ramai protes ke gubernur Anies. Alhasil, belum sehari ditancapkan, pohon palsu sudah dicabut.
Pertanyaannya kemudian adalah berapa miliar ongkos pengadaan pohon palsu ini? Lha inilah yang harus ditelusuri. Bukannya sok curiga, tetapi memang tidak wajar sih! Kalau Mall yang dipasang pohon palsu okelah untuk hiasan, lha kalau jalan raya? Bagus tidak berdebu iya.
Belum lagi kalau nanti turis Jepang datang ke Jakarta dalam rangka Asian Games, pastilah ketawa melihat ada bunga sakura-sakuraan dipinggir jalan Thamrin-Sudirman.
Saya kira gubernur Anies dan KPK nya DKI harus segera menjelaskan anggaran yang tidak wajar ini. Jangan sampai pengadaan pohon palsu ini mengandung unsur ” memperkaya diri sendiri atau orang lain”. Maklumlah, jelang lebaran banyak yang minta THR tetapi tidak memaksa…
Kalau sudah begini, apakah wajar kalau Jakarta mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK? Karena jujur saja banyak sekali anggaran yang tidak wajar sejak gubernur Anies menjabat, dan paling konyol tentu saja anggaran pengadaan pohon palsu yang belum 24 jam sudah dicabut ini…
Oalah!…Niatnya bikin warga bahagia, malah mendapat malu…
Malam ini gubernur Anies saya kasih predikat WTP, Wajar Tidak Prihatin iya..
Selamat malu!