Persahabatan dalam sebuah perjuangan, semangat dan idealisme yang sama tidak akan pernah lekang oleh waktu selama masih konsisten dalam pergerakan bersama. Itulah yang membuat Presiden Jokowi dan, bakal calon Presiden versi saya, Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) tidak akan pernah terpisahkan. Bagi saya pribadi, mereka ini dwi tunggal hasil rekarnasi Soekarno-Hatta.
Dwi tunggl dimana satu sosok sangat kuat kepemimpinannya dan diakui sampai tingkat internasional dan satu lagi adalah sosok yang sangat kuat dalam hal ekonomi dan anggaran untuk membangun. Sayangnya, Soekarno-Hatta retak karena suatu hal dan begitu juga Jokowi-Ahok. Kalau Soekarno-Hatta retak karena kepentingan, maka Jokowi-Ahok karena kaum intoleran dan para politisi penjual ayat dan ancam mayat.
Jikalau tidak ada kasus terlarang penistaan agama dan aksi demo togel yang dibiayai, dugaannya, cendana, maka dipastikan dwi tunggal Jokowi-Ahok akan menjadikan Indonesia poros ekonomi baru bersaing dengan Cina. Sayangnya, mereka digagalkan karena kepentingan bisnis dan kekuasaan para lawan.
Dwi tunggal Jokowi-Ahok inilah sebenarnya yang saya harapkan diawal tidak perlu pisah di tahun 2014, untuk maju di tahun 2019. Tetapi hitung-hitungan saya itu tidak terjadi dan akhirnya dwi tunggal ini terancam tidak akan pernah jadi pimpinan tertinggi di negeri ini. Hanya Gusti Mboten Sare saja yang punya kuasa dan kehendak untuk menjadikan dwi tunggal ini di Pilpres 2019.
Kalau hal ini terjadi, maka Indonesia benar-benar akan maju sebagai negara demokrasi dan benar-benar bangkit dari masa orba dan diskriminasi kaum minoritas dalam SARA. Jika belum berhasil menjadikan pasangan Jokowi-Ahok jadi capres dan cawapres 2019, maka kita harus menunggu sepuluh bahkan 20 tahun lagi. Waktu yang sangat lama dan momen usia emas Jokowi-Ahok sudah hilang.
Saya bukan meragukan akan ada tokoh lain yang akan muncul, tetapi melihat paket lengkap dwi tunggal ini, negara mana sih yang tidak mau mereka jadi Presiden dan Wakil Presidennya?? Sepertinya hanya kaum intoleran dan kaum bumi datar saja yang menolak mereka. Karena mereka lebih suka Indonesia seperti sekarang ini yang dibodoh-bodohi dan ditipu dengan SARA. Maklum melalui ini mereka bisa menikmati kepuasan dunia.
Pada pernikahan Kahiang, ternyata Presiden Jokowi mengundang Ahok dan Isteri untuk hadir. Karena Ahok tidak bisa datang, maka yang mewakili adalah Ibu Veronica. Bersama Djarot dan IStri, Ibu Vero pergi ke pernikahan Kahiang. Dan dalam sebuah momen, saya terharu dan terhenyak melihat gambar dimana Ibu Vero cipika dengan Ibu Iriana. Dalam hati saya bergumam, Ini seharusnya jadi Ibu Presiden dan Ibu Wakil Presiden 2019. Hehehe..
Maaf kalau terlalu emosional. Tetapi saya memang termasuk orang yang paling kesal dan marah saat Ahok dipenjara gara-gara kasus yang sebenarnya hanya dibuat-buat saja. Padahal pasal tersebut sudah terlarang meski belum dihapus karena itu adalah alat orba untuk membungkam lawan politiknya. Itulah mengapa dunia internasional melakukan protes.
Tetapi ya sudahlah, yang penting kini Ahok sudah tenang dan nyaman di Mako Brimob. Sedangkan para lawannya harus sibuk mengurusin Jakarta yang bukan keahlian mereka. Lihat saja kekacauan yang terjadi padahal mereka belum ada 100 hari. Kegagalan sudah di depan mata, karena Jakarta sudah gagal memilih pemimpin yang mumpuni.
Sedangkan yang lain harus siap-siap menerima kelanjutan hidup mereka dalam jeruji besi. Tentu dengan kasus yang berbeda dari Ahok. Itulah yang membuat saya meyakini sampai saat ini, Tuhan masih memelihara Indonesia. Berikan waktu Ahok untuk istirahat dan mempersiapkan diri untuk tanggung jawab yang lebih hebat lagi setelah keluar dari penjara.
Kalau ada yang meyakini Ahok tidak akan terlibat lagi dalam politik, ubahlah mulai dari sekarang. Lawan politik sudah siapkan strategi hancurkan Ahok dengan pernyataan-pernyataan Anies-Sandi yang terus menyalah-nyalahkan Gubernur sebelumnya. Karena mereka tahu, Ahok adalah ancaman serius dalam usaha mafia dan korupsi mereka.
Apakah anda akan tetap dalam barisan perubahan dan terus mendukung dwi tunggal ini?? Kalau masih, mari rapatkan barisan bersama Indovoices. Karena musuh utama kita bukanlah radikalisme, melainkan para mafia dan koruptor yang mau menikmati kekayaan Indonesia dengan rakus tanpa berbagi dengan seluruh rakyat Indonesia.
Jadi, tunggu apa lagi?? Siapkan jalan bagi Jokowi-Ahok!
Salam Jokowi-Ahok.