Akhirnya Jakarta merasakan akibatnya telah salah pilih gubernur. Memilih gubernur yang hanya pandai berkata-kata akhirnya masyarakat sendiri yang capek diretorikain.
Belum sirna hujatan publik soal tiang bendera bambu belah, gubernur Anies kembali membuat publik geregetan dengan program barunya : Menutup sungai dengan kain agar airnya yang hitam dan sangat kotor tidak kelihatan.
Bukanya dibersihkan dengan menggunakan tehnologi dan tenaga manusia, sungai yang keruh malah ditutup kain. Sudah mirip warteg di bulan puasa. Seumur-umur baru kali ini saya mendengar ada sungai yang ditutup kain.
Lha padahal sebelumnya dinding turap sungai sudah di cat warna warni agar nampak indah, tetapi karena ditutup dengan kain hitam, warna cat tersebut menjadi tidak terlihat. Buang-buang uang dan tenaga saja..
Rupanya gubernur Anies merasa malu kali Item di kemayoran kotor, jorok dan bau. Apalagi kali item ini menjadi dining view nya wisma atlet Kemayoran. Niatnya mau menikmati santap makan malam, atlet-atlet malah jadi eneg melihat air sungai yang hitam legam bak oli bekas…
Lalu apakah penutupan sungai dengan menggunakan kain jaring hitam ini menjadi solusi kali yang kotor? Jelaslah tidak! Air kotor tetaplah kotor walau ditutup. Air yang kotor mungkin tertutupi, tetapi bau busuk menyengat tetaplah menyebar menembus jaring menusuk hidung…
Kita lalu betanya-tanya : sudah sedemikian miskinkah kota Jakarta ini? kota dengan APBD 70 Triliun. Menyambut pesta olahraga Asian Games dengan penuh kesederhanaan dan kepalsuan…
Kali Item ini memang sudah sejak lama memiliki air yang hitam makanya dinamai kali Item(hitam). Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Ali Maulana Hakim menjelaskan, air kali itu berwarna hitam dan beraroma busuk karena bersumber dari waduk-waduk sekitar yang sudah kotor terkena limbah rumah tangga.
Herannya saya, sudah tahu itu masalah, mengapa tidak dari dulu dulu dicarikan solusi. Jika air tinja saja bisa diolah menjadi air minum dalam 30 menit, masak iya sih tidak bisa melakukan penjernihan sungai. Duit ada, tenaga ada, alat ada mengapa malah menggunakan kain penutup?
Mengapa juga tidak digerebeg bersama pasukan warna-warni seperti pengecatan trotoar di jalan Sudirman sepanjang 43 ribu meter?
Saya berharap kali ini gubernur Anies tidak ngeles lagi bahwa penutupan sungai dengan kain jaring ini adalah inisiatif warga seperti kisah tiang bendera bambu belah.
Jangan juga nanti kali Item yang airnya kotor, yang disalahkan reklamasi seperti ketika Anies ngeles saat Kota Tua gagal menjadi warisan budaya dunia dari UNESCO. Ya maklumlah namanya juga tukang ngeles…
Akui saja itu adalah buah pemikiran gubernur seiman agar masyarakat tahu betapa buruknya cara kerja gubernur saat ini. Tidak usah malu mengakui konsep “tutup hordeng” ini dan siap-siap saja dibully…Dan seperti nya ini akan viral sebagai sequel lanjutan dari drama bendera bambu belah…
Apakah akhirnya hordeng penutup sungai kali Item ini akan dibongkar setelah viral seperti halnya pohon plastik dan tiang bendera bambu? Kita nantikan saja akhir dari kekoplakan ini…
Selamat tutup sungai dengan kain! Om,sehat Om?
Baca juga :
https://www.Indovoices.com/umum/tercyduk-tender-pengadaan-susu-dan-kacang-hijau-dki-jakarta-dimenangkan-perusahaan-konstruksi-bangunan/