Dan akhirnya apa yang dikhawatirkan banyak pihak jakarta akan hancur setelah ditinggal Ahok menjadi kenyataan. Taman Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Kalijodo yang menjadi kebanggaan warga Jakarta morat marit tak terurus…
Taman yang diimpikan Ahok untuk dijadikan ajang kejuaraan skateboard internasional sekarang amburadul acak acakan. Listrik mampus, sampah berserakan, rumput kering dan gersang, diding-dinding taman penuh dengan coretan oleh aksi vandalisme. Disalah satu sudut malah terlihat tembok Kalijodo digunakan warga untuk menjemur pakaian… Pingin nangis kalau melihat potret terkini taman Kalijodo!!
Sekarang jangankan menggelar kejuaraan internasional, untuk dijadikan tempat lomba makan kerupuk saja sudah tidak pantas…
Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kalijodo ini sejujurnya taman wisata primadona bagi warga Jakarta. Selain gratis, berbagai fasilitas disediakan di sini, mulai dari taman bermain anak, track bersepeda, hingga skate park. Setiap akhir pekan tempat ini ramai dikunjungi oleh anak-anak muda hingga para orang tua.
Belum lagi kita ingat sejarahnya Kalijodo sebelumnya adalah sebuah lokasi pelacuran. Berkat tangan dingin Ahok, tempat ini berubah menjadi ruang bermain yang sangat bermanfaat bagi warga Jakarta.
Diresmikan Ahok setahun yang lalu tepatnya pada tanggal 22 Februari 2017, tak disangka sekarang bak taman di kota mati, berantakan bagaikan sarang penyamun…
Tolong jangan bandingkan taman yang ada di Jakarta dengan yang ada di kota Surabaya, jauuuuh bedanya. Membicarakan kedua kota itu hanya akan membuat saya sebagai warga Jakarta semakin miris dan sakit hati.
Seperti sudah tidak ada lagi kepedulian warga Jakarta terhadap kotanya. Mereka nyaman dengan kesemrawutan kota, persetan dengan banyaknya sampah, mereka bebas berekspresi berjualan dimanapun, bodo amat kali berbau busuk, mau rusak-rusak sekalian. Seperti itukah??
Ironis memang, sudah punya gubernur seiman tetapi kok tidak mempraktekkan iman. Bukankah kebersihan adalah sebagian dari iman?
Punya gubernur mantan menteri pendidikan tetapi gagal mendidik warga, hanya berhasil memanjakan warga. Gagal menata kota hanya pandai menata kata…tak mampu membangun taman, tak pula bisa merawat taman..
Dimana gubernur? Kemana walikota Jakarta Barat dan Utara? Dimana kesadaran dan kepedulian masyarakat yang dulu rajin melapor lewat Qlue? dimana pegawai PPSU bargaji jutaan rupiah? apakah anggaran kurang untuk merekrut pegawai sehingga personil kurang untuk merawat taman Kalijodo?
Benar juga kata Ahok “jangan bicara iman di depan saya deh, kalau kamu bilang beriman tetapi masih korupsi kamu hanya beragama, tidak berTuhan”. Bukankah membiarkan taman tak terawat juga merugikan negara yang masuk delik korupsi?
Yang saya heran, Jakarta baru saja mendapatkan predikat kota yang paling dicintai tahun 2018. Kalau dicintai mengapa Kalijodo kumuh, kotor, dicoret coret? Mengapa warga cuek dengan keindahan kotanya?
Lalu kemana sekarang kita mau melaporkan kondisi taman Kalijodo ini? Qlue sudah sepi peminat karena sepi juga tanggapan, Balai kota telah tertutup…Apakah harus datang ke kantor kecamatan dan menunggu hari sabtu hanya untuk melaporkan sesuatu yang sudah seharusnya menjadi tugas gubernur dan dinas terkait?
Sekali lagi Asian Games nanti adalah pertaruhan. Sukses dan tidaknya sebagai tuan rumah sangat ditentukan oleh keseriusan gubernur Anies. Jangan sudah gagal merebut medali, gagal pula menjadi tuan rumah…
jakartaku sayang, Jakartaku malang…
Om, Perihatin Om!